Mataram, (Antara) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat H Bambang Himawan menilai pembukaan rute penerbanga baru baik domestik maupun internasional berdampak terhadap meningkatnya permintaan di sektor perdagangan, hotel dan restoran.
"Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 2,32 persen, salah satunya disebabkan adanya pembukaan rute penerbangan, di samping kegiatan keagamaan," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.
Secara tahunan, kata dia, kinerja produk domestik regional bruto (PDRB) sektor PHR pada triwulan III/2014 mampu tumbuh hingga 9,43 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi NTB tersebut menunjukkan kinerja sektor pariwisata dan pendukungnya relatif baik, ini tampak dari kinerja jumlah pengunjung masuk dan keluar, baik angkutan udara maupun angkutan laut yang naik cukup signifikan.
"Begitu juga dengan jumlah tamu hotel di NTB yang juga mengalami kenaikan," ujarnya.
Aktivitas perdagangan barang domestik pada triwulan III/2014, kata Bambang, justru menunjukkan adanya penurunan yang tampak dari jumlah pengiriman bahan pangan mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB, pengiriman komoditas pangan pada September mencapai Rp673 miliar, lebih rendah dibanding capaian triwulan sebelumnya yang mencapai Rp763 miliar.
"Adanya penurunan aktivitas perdagangan domestik tersebut masih dapat ditutupi oleh peningkatan aktivitas perdagangan luar negeri yang relatif meningkat dibanding tahun sebelumnya," ucapnya.
Ia menambahkan, tingginya aktivitas pariwisata tampak dari tingginya jumlah wisatawan menginap di hotel baik turis domestik maupun turis asing.
Sepanjang triwulan III/2014, jumlah tamu yang menginap di hotel tumbuh 8,99 persen dibanding triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan terbesar terjadi pada tamu asing yang tumbuh hingga 53,03 persen dibanding triwulan sebelumnya, sedangkan jumlah kunjungan wisatawan domestik justru mengalami penurunan terutama sejak pelaksanaan bulan puasa yang secara tradisi memang selalu lebih sepi dibanding bulan-bulan lainnya.
Rata-rata lama menginap wisatawan juga relatif mengalami peningkatan, ini menunjukkan kualitas wisatawan lebih baik dengan potensi pengeluaran yang juga lebih banyak. Adanya peningkatan jumlah wisatawan berdampak pada tingkat penghunian kamar baik pada hotel bintang maupun nonbintang yang mengalami kenaikan.
Namun, kata Bambang, kondisi meningkatnya perkembangan sektor pariwisata pada triwulan III/2014 tidak berbanding lurus dengan penyaluran kredit PHR yang justru mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya.
"Penurunan penyaluran kredit PHR kemungkinan besar disebabkan oleh adanya perlambatan dana pihak ketiga, sehingga bank lebih hati-hati dalam menyalurkan dana yang dimiliki," ujar Bambang.
"Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 2,32 persen, salah satunya disebabkan adanya pembukaan rute penerbangan, di samping kegiatan keagamaan," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.
Secara tahunan, kata dia, kinerja produk domestik regional bruto (PDRB) sektor PHR pada triwulan III/2014 mampu tumbuh hingga 9,43 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi NTB tersebut menunjukkan kinerja sektor pariwisata dan pendukungnya relatif baik, ini tampak dari kinerja jumlah pengunjung masuk dan keluar, baik angkutan udara maupun angkutan laut yang naik cukup signifikan.
"Begitu juga dengan jumlah tamu hotel di NTB yang juga mengalami kenaikan," ujarnya.
Aktivitas perdagangan barang domestik pada triwulan III/2014, kata Bambang, justru menunjukkan adanya penurunan yang tampak dari jumlah pengiriman bahan pangan mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan (BKP) NTB, pengiriman komoditas pangan pada September mencapai Rp673 miliar, lebih rendah dibanding capaian triwulan sebelumnya yang mencapai Rp763 miliar.
"Adanya penurunan aktivitas perdagangan domestik tersebut masih dapat ditutupi oleh peningkatan aktivitas perdagangan luar negeri yang relatif meningkat dibanding tahun sebelumnya," ucapnya.
Ia menambahkan, tingginya aktivitas pariwisata tampak dari tingginya jumlah wisatawan menginap di hotel baik turis domestik maupun turis asing.
Sepanjang triwulan III/2014, jumlah tamu yang menginap di hotel tumbuh 8,99 persen dibanding triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan terbesar terjadi pada tamu asing yang tumbuh hingga 53,03 persen dibanding triwulan sebelumnya, sedangkan jumlah kunjungan wisatawan domestik justru mengalami penurunan terutama sejak pelaksanaan bulan puasa yang secara tradisi memang selalu lebih sepi dibanding bulan-bulan lainnya.
Rata-rata lama menginap wisatawan juga relatif mengalami peningkatan, ini menunjukkan kualitas wisatawan lebih baik dengan potensi pengeluaran yang juga lebih banyak. Adanya peningkatan jumlah wisatawan berdampak pada tingkat penghunian kamar baik pada hotel bintang maupun nonbintang yang mengalami kenaikan.
Namun, kata Bambang, kondisi meningkatnya perkembangan sektor pariwisata pada triwulan III/2014 tidak berbanding lurus dengan penyaluran kredit PHR yang justru mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya.
"Penurunan penyaluran kredit PHR kemungkinan besar disebabkan oleh adanya perlambatan dana pihak ketiga, sehingga bank lebih hati-hati dalam menyalurkan dana yang dimiliki," ujar Bambang.