Makassar (ANTARA) - Ikatan Alumni Sudan meminta pemerintah provinsi hingga pemerintah kabupaten dan pemerintah kota untuk memfasilitasi kepulangan mahasiswa asal Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Sudan.
Ketua Ikatan Alumni Sudan Bidang Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Muhammad Fakhrurrazi Anshar mengatakan kepala pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kabupaten penting untuk lebih proaktif terhadap keberadaan mahasiswa dari daerahnya masing-masing yang sedang berada di Sudan, negara yang sedang terjadi peperangan saudara di Ibu Kota Khartoum.
"Kami pandang penting untuk disampaikan kepada semua kepala daerah untuk mengambil tindakan proaktif karena ini keadaan yang tidak diinginkan dan berkaitan dengan mayoritas masyarakat kita, khususnya para mahasiswa," urainya pada konferensi pers di Makassar, Senin.
Ustad Fakhrurrazi menyampaikan hal ini lantaran proses evakuasi sedang berlangsung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui Port Sudan menuju Jeddah, kemudian akan diterbangkan ke Indonesia (Jakarta).
Ustad kondang asal Sulsel ini menyebut bahwa setiba para WNI, khususnya mahasiswa asal Sudan tiba di Jakarta, diharapkan peran pemerintah daerah untuk memfasilitasi para pelajar ini untuk kembali ke rumah masing-masing.
IKA Sudan hanya memastikan dan mendorong Kemenlu bersama KBRI di Sudan bisa segera mengevakuasi WNI agar selamat pulang ke Tanah Air.
Kepulangan para WNI yang 90 persen didominasi para mahasiswa itu belum bisa dipastikan kepulangannya ke daerah asalnya masing-masing.
"Kami ingin tekankan kepada para pemerintah daerah agar ikut proaktif karena nanti anak-anak kita ketika tiba di Jakarta, kita belum tahu nasib mereka. Apalagi perkiraan kami para alumni, peran ini akan berlangsung cukup lama, diprediksi sekitar 2-3 tahun," ujarnya.
Maka dari itu, IKA Sudan di Indonesia mendorong kepada semua pemerintah daerah agar mencari data atau fokus untuk membuat satu tim khusus untuk mengevakuasi warganya dari Sudan.
Kemenlu menjadwalkan evakuasi tahap 2 akan dilakukan hari ini (24/04), setelah evakuasi tahap pertama berhasil dilakukan dan tengah menunggu diberangkatkan dari Port Sudan menuju Jeddah.
Ketua Ikatan Alumni Sudan Bidang Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Muhammad Fakhrurrazi Anshar mengatakan kepala pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kabupaten penting untuk lebih proaktif terhadap keberadaan mahasiswa dari daerahnya masing-masing yang sedang berada di Sudan, negara yang sedang terjadi peperangan saudara di Ibu Kota Khartoum.
"Kami pandang penting untuk disampaikan kepada semua kepala daerah untuk mengambil tindakan proaktif karena ini keadaan yang tidak diinginkan dan berkaitan dengan mayoritas masyarakat kita, khususnya para mahasiswa," urainya pada konferensi pers di Makassar, Senin.
Ustad Fakhrurrazi menyampaikan hal ini lantaran proses evakuasi sedang berlangsung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui Port Sudan menuju Jeddah, kemudian akan diterbangkan ke Indonesia (Jakarta).
Ustad kondang asal Sulsel ini menyebut bahwa setiba para WNI, khususnya mahasiswa asal Sudan tiba di Jakarta, diharapkan peran pemerintah daerah untuk memfasilitasi para pelajar ini untuk kembali ke rumah masing-masing.
IKA Sudan hanya memastikan dan mendorong Kemenlu bersama KBRI di Sudan bisa segera mengevakuasi WNI agar selamat pulang ke Tanah Air.
Kepulangan para WNI yang 90 persen didominasi para mahasiswa itu belum bisa dipastikan kepulangannya ke daerah asalnya masing-masing.
"Kami ingin tekankan kepada para pemerintah daerah agar ikut proaktif karena nanti anak-anak kita ketika tiba di Jakarta, kita belum tahu nasib mereka. Apalagi perkiraan kami para alumni, peran ini akan berlangsung cukup lama, diprediksi sekitar 2-3 tahun," ujarnya.
Maka dari itu, IKA Sudan di Indonesia mendorong kepada semua pemerintah daerah agar mencari data atau fokus untuk membuat satu tim khusus untuk mengevakuasi warganya dari Sudan.
Kemenlu menjadwalkan evakuasi tahap 2 akan dilakukan hari ini (24/04), setelah evakuasi tahap pertama berhasil dilakukan dan tengah menunggu diberangkatkan dari Port Sudan menuju Jeddah.