Separuh penduduk Sudan berisiko alami kelaparan ekstrem

id PBB,Sudan,RSF,Kelaparan ekstrem

Separuh penduduk Sudan berisiko alami kelaparan ekstrem

Suasana kawasan permukiman padat penduduk di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (13/4/2025). ANTARA FOTO/Auliya Rahman/nym. (ANTARA FOTO/AULIYA RAHMAN)

PBB (ANTARA) - Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang pada Selasa (15/4) mengecam hambatan terhadap bantuan kemanusiaan di Sudan sekaligus menyuarakan kekhawatirannya terhadap separuh penduduk Sudan yang berisiko mengalami kelaparan ekstrem.

"Saya juga sangat prihatin dengan hambatan terhadap bantuan kemanusiaan. Sekitar 25 juta orang – separuh penduduk Sudan – saat ini menghadapi kelaparan ekstrem," kata Yang dalam sebuah pernyataan yang menandai dua tahun perang di Sudan.

"Mengisolasi warga sipil dari bantuan yang menyelamatkan nyawa serta layanan dasar seperti pasokan medis tidak dapat diterima," tambahnya

Presiden meminta semua pihak yang berkonflik di Sudan agar mengakhiri pelanggaran hukum humaniter, mengakhiri konflik serta melindungi warga sipil.

Baca juga: Presiden Prabowo usulkan penambahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB

Sementara itu, Pemerintah Inggris menjadi tuan rumah konferensi tentang Sudan di Lancaster House di London pada Selasa dalam rangka menyatukan upaya internasional dalam menyelesaikan isu tersebut. Konferensi itu mempertemukan sekitar 20 menteri dari berbagai negara.

Baca juga: Badan PBB soroti kekurangan makanan di Myanmar

Militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terlibat bentrok untuk menguasai negara tersebut sejak April 2023. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan perang yang hingga kini masih berlangsung dapat menyebabkan wabah penyakit dan melumpuhkan sistem layanan kesehatan.

Sumber: Sputnik-OANA