Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) menggandeng tiga perusahaan dalam pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berkapasitas 70 megawatt (MW) di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Tiga perusahaan tersebut, yaitu Total Eren S.A., PT Adaro Power, dan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan proyek PLTB yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai itu merupakan sebuah inovasi yang dilakukan PLN Group bersama mitra dalam mengatasi intermitensi pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT). Proyek tersebut diharapkan menjadi referensi proyek EBT lain ke depannya.
Pembangkit EBT itu merupakan PLTB pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan teknologi sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS) sebesar 10 megawatt hour (MWh) di Tanah Laut.
Kerja sama tersebut juga ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) yang dilakukan antara Direktur Utama PLN Ddengan Managing Director-Indonesia & CFO APAC Total Eren Romain Pierru, Direktur Utama Adaro Power Dharma Djojonegoro, Direktur Adaro Power Mustiko Bawono, dan Direktur Utama PJBI Amir Faisal di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis.
Sesuai arahan pemerintah, kata Darmawan, PLN terus berkolaborasi dalam mendorong target net zero emission (NZE) pada 2060. Oleh karena itu, potensi angin yang cukup besar di daerah Tanah Laut akan dimaksimalkan pemanfaatannya dengan pembangunan PLTB berkapasitas 70 MW tersebut.
"Dilengkapi dengan teknologi terkini, BESS sebesar 10 MWh, PLTB ini diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan dan meningkatkan pemanfaatan potensi energi bayu di Indonesia yang mencapai 155 gigawatt (GW)," ujar Darmawan.
Ia juga mengharapkan PLTB Tanah Laut dapat mulai mengalirkan listrik pada 2025 sekaligus mendukung program pemerintah dalam mencapai target bauran EBT.
Pada tahun pertama operasional PLTB Tanah Laut diperkirakan akan menghasilkan sebanyak total 158 gigawatt hour (GWh) energi listrik dan meningkat menjadi 196 GWh di tahun kedua dan seterusnya.
Penggunaan energi baru dan terbarukan ini juga akan berkontribusi mengurangi jumlah emisi CO2e sebesar 220.000 ton per tahunnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan proyek ini merupakan wujud keseriusan Adaro dalam pengembangan EBT di dalam negeri.
Ia mengakui bahwa pengembangan proyek PLTB itu sejalan dengan arahan pemerintah mendorong transisi energi di Indonesia.
"Penandatanganan PJBTL ini merupakan momen yang berharga bagi Adaro. Tidak hanya karena proyek ini adalah proyek IPP (independent power producer) PLTB pertama yang akan kami bangun, namun juga sebagai wujud keseriusan Adaro untuk terus mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan yang andal dan terjangkau," ucap Dharma.
Hal tersebut sejalan dengan harapan pemerintah yang ingin memastikan bahwa transisi energi di Indonesia dapat menghasilkan energi yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Sedangkan, Managing Director-Indonesia & CFO APAC Total Eren Romain Pierru mengucapkan terima kasih kepada PLN atas kesempatan untuk menunjukkan komitmennya dalam pengembangan PLTB Tanah Laut.
"Kami senang dapat bermitra dengan PLN untuk menyediakan listrik melalui PLTB Tanah Laut yang menunjukkan komitmen dan ambisi kuat Total Eren terhadap pasar energi terbarukan di Indonesia. Total Eren telah menginisiasi pengembangan proyek ini dan kemudian berhasil memenangkan tender yang kompetitif bersama mitra strategis kami, Adaro Power," kata Pierru.
"Dengan penandatangan PJBTL ini, kami mencapai tonggak baru bersama para mitra kami. Kami sangat menantikan dimulainya pembangunan PLTB Tanah Laut yang akan memasok listrik rendah karbon untuk kepentingan masyarakat di Indonesia," lanjutnya.
Tahapan konstruksi PLTB Tanah Laut ditargetkan akan dimulai pada awal 2024 dan diperkirakan mencapai commercial operation date (COD) pada 2025. Setelah beroperasi, PLTB itu diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan dan menambah bauran EBT di Indonesia.
Sebelumnya, pengembangan proyek PLTB Tanah Laut telah melalui proses tender yang kompetitif, di mana PLN menetapkan konsorsium Total Eren dan Adaro Power sebagai pemenang tender dan menandatangani letter of intent (LoI) pada 15 November 2022 bersamaan dengan penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Baca juga: PLN NTB mempercepat pemeliharaan PLTU Jeranjang cegah meluasnya pemadaman
Tiga perusahaan tersebut, yaitu Total Eren S.A., PT Adaro Power, dan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan proyek PLTB yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai itu merupakan sebuah inovasi yang dilakukan PLN Group bersama mitra dalam mengatasi intermitensi pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT). Proyek tersebut diharapkan menjadi referensi proyek EBT lain ke depannya.
Pembangkit EBT itu merupakan PLTB pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan teknologi sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS) sebesar 10 megawatt hour (MWh) di Tanah Laut.
Kerja sama tersebut juga ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) yang dilakukan antara Direktur Utama PLN Ddengan Managing Director-Indonesia & CFO APAC Total Eren Romain Pierru, Direktur Utama Adaro Power Dharma Djojonegoro, Direktur Adaro Power Mustiko Bawono, dan Direktur Utama PJBI Amir Faisal di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis.
Sesuai arahan pemerintah, kata Darmawan, PLN terus berkolaborasi dalam mendorong target net zero emission (NZE) pada 2060. Oleh karena itu, potensi angin yang cukup besar di daerah Tanah Laut akan dimaksimalkan pemanfaatannya dengan pembangunan PLTB berkapasitas 70 MW tersebut.
"Dilengkapi dengan teknologi terkini, BESS sebesar 10 MWh, PLTB ini diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan dan meningkatkan pemanfaatan potensi energi bayu di Indonesia yang mencapai 155 gigawatt (GW)," ujar Darmawan.
Ia juga mengharapkan PLTB Tanah Laut dapat mulai mengalirkan listrik pada 2025 sekaligus mendukung program pemerintah dalam mencapai target bauran EBT.
Pada tahun pertama operasional PLTB Tanah Laut diperkirakan akan menghasilkan sebanyak total 158 gigawatt hour (GWh) energi listrik dan meningkat menjadi 196 GWh di tahun kedua dan seterusnya.
Penggunaan energi baru dan terbarukan ini juga akan berkontribusi mengurangi jumlah emisi CO2e sebesar 220.000 ton per tahunnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan proyek ini merupakan wujud keseriusan Adaro dalam pengembangan EBT di dalam negeri.
Ia mengakui bahwa pengembangan proyek PLTB itu sejalan dengan arahan pemerintah mendorong transisi energi di Indonesia.
"Penandatanganan PJBTL ini merupakan momen yang berharga bagi Adaro. Tidak hanya karena proyek ini adalah proyek IPP (independent power producer) PLTB pertama yang akan kami bangun, namun juga sebagai wujud keseriusan Adaro untuk terus mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan yang andal dan terjangkau," ucap Dharma.
Hal tersebut sejalan dengan harapan pemerintah yang ingin memastikan bahwa transisi energi di Indonesia dapat menghasilkan energi yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Sedangkan, Managing Director-Indonesia & CFO APAC Total Eren Romain Pierru mengucapkan terima kasih kepada PLN atas kesempatan untuk menunjukkan komitmennya dalam pengembangan PLTB Tanah Laut.
"Kami senang dapat bermitra dengan PLN untuk menyediakan listrik melalui PLTB Tanah Laut yang menunjukkan komitmen dan ambisi kuat Total Eren terhadap pasar energi terbarukan di Indonesia. Total Eren telah menginisiasi pengembangan proyek ini dan kemudian berhasil memenangkan tender yang kompetitif bersama mitra strategis kami, Adaro Power," kata Pierru.
"Dengan penandatangan PJBTL ini, kami mencapai tonggak baru bersama para mitra kami. Kami sangat menantikan dimulainya pembangunan PLTB Tanah Laut yang akan memasok listrik rendah karbon untuk kepentingan masyarakat di Indonesia," lanjutnya.
Tahapan konstruksi PLTB Tanah Laut ditargetkan akan dimulai pada awal 2024 dan diperkirakan mencapai commercial operation date (COD) pada 2025. Setelah beroperasi, PLTB itu diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan dan menambah bauran EBT di Indonesia.
Sebelumnya, pengembangan proyek PLTB Tanah Laut telah melalui proses tender yang kompetitif, di mana PLN menetapkan konsorsium Total Eren dan Adaro Power sebagai pemenang tender dan menandatangani letter of intent (LoI) pada 15 November 2022 bersamaan dengan penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Baca juga: PLN NTB mempercepat pemeliharaan PLTU Jeranjang cegah meluasnya pemadaman
Baca juga: Dirut PLN pastikan keandalan listrik dan kecukupan pasokan selama liburan Idul Fitri
Dalam rangka meningkatkan portofolio perseroan, khususnya dalam bidang energi terbarukan, PLN telah menugaskan PJBI melalui PT PLN Nusantara Power selaku anak usaha PLN di bidang pembangkitan energi listrik untuk terlibat dalam pengembangan PLTB Tanah Laut 70 MW tersebut.
Dalam rangka meningkatkan portofolio perseroan, khususnya dalam bidang energi terbarukan, PLN telah menugaskan PJBI melalui PT PLN Nusantara Power selaku anak usaha PLN di bidang pembangkitan energi listrik untuk terlibat dalam pengembangan PLTB Tanah Laut 70 MW tersebut.