Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan ancaman geopolitik global di tengah dinamika kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, sehingga menempatkan Indonesia pada pusaran kepentingan global.
Hal tersebut disampaikan Ketua MPR RI saat memberikan kuliah umum kepada perwira siswa pendidikan reguler (Pasis Dikreg) Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Angkatan ke-61 Tahun 2023, di Gedung RE Martadinata, Seskoal, Jakarta, Rabu.
"Jika tidak siap dan waspada, kita dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi," kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Bamsoet mengatakan bahwa kondisi geopolitik global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Beberapa isu yang dipandang berpengaruh pada stabilitas geopolitik global di antaranya perang antara Rusia-Ukraina, ketegangan antara China-Taiwan, hingga potensi konflik di semenanjung Korea.
"Selain itu, masih ada potensi ketegangan Turki-Yunani yang dipicu militerisasi kawasan laut Aegea, serta kehadiran militer China di kawasan Laut China Selatan yang dapat memantik ketegangan AS-China, serta beberapa negara di kawasan tersebut, antara lain Vietnam, Malaysia, Filipina, Australia, termasuk Indonesia," tuturnya.
Dia menyebut berbagai pergeseran geopolitik global diwarnai oleh berbagai fenomena, di antaranya China yang menaikkan anggaran belanja militernya lantaran berambisi menasbihkan diri sebagai pemimpin dunia pada 2049.
"Pada pada tahun 2021, anggaran belanja militer China mencapai 230 miliar dollar AS, jauh lebih besar dibandingkan Rusia sebesar 154 miliar dollar AS; Inggris 68 miliar dollar AS; dan Jerman 50 miliar dollar AS," ujarnya.
Sementara dari sektor perekonomian, kata Bamsoet, Dana Moneter Internasional (IMF) juga mengingatkan kondisi perekonomian global tahun 2023 masih berada di tengah ketidakpastian, bersamaan dengan laporan Bank Dunia yang memperkirakan resesi ekonomi global terjadi pada 2023.
Baca juga: Industri pengolahan harus ditingkatkan demi hadapi situasi global
Baca juga: Waka MPR mendorong kompetensi perempuan di dunia kerja
"Beberapa indikasi yang terlihat adalah lonjakan inflasi di beberapa negara, serta kenaikan suku bunga acuan secara agresif oleh bank sentral di berbagai negara untuk meredam laju inflasi," terangnya. Sehingga, ujarnya lagi, berbagai gambaran mengenai kondisi geopolitik global tersebut mengisyaratkan bahwa dunia saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan era sebelumnya.
Acara tersebut diikuti sekitar 118 peserta perwira menengah (Pamen) dari TNI Angkatan Laut (AL), Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), Polri, dan militer mancanegara.
Turut hadir jajaran Seskoal antara lain, Komandan Laksda TNI Yoos Suryono Hadi, Kapusjianmar Laksma TNI Fauzi, Seklem Kolonel Laut (KH) Bambang Suharjo, Dirjianbangdik Kolonel (Mar) Tedy, serta Dirbin Kolonel Laut (T) Iwan Indrawan.
Hal tersebut disampaikan Ketua MPR RI saat memberikan kuliah umum kepada perwira siswa pendidikan reguler (Pasis Dikreg) Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Angkatan ke-61 Tahun 2023, di Gedung RE Martadinata, Seskoal, Jakarta, Rabu.
"Jika tidak siap dan waspada, kita dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi," kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Bamsoet mengatakan bahwa kondisi geopolitik global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Beberapa isu yang dipandang berpengaruh pada stabilitas geopolitik global di antaranya perang antara Rusia-Ukraina, ketegangan antara China-Taiwan, hingga potensi konflik di semenanjung Korea.
"Selain itu, masih ada potensi ketegangan Turki-Yunani yang dipicu militerisasi kawasan laut Aegea, serta kehadiran militer China di kawasan Laut China Selatan yang dapat memantik ketegangan AS-China, serta beberapa negara di kawasan tersebut, antara lain Vietnam, Malaysia, Filipina, Australia, termasuk Indonesia," tuturnya.
Dia menyebut berbagai pergeseran geopolitik global diwarnai oleh berbagai fenomena, di antaranya China yang menaikkan anggaran belanja militernya lantaran berambisi menasbihkan diri sebagai pemimpin dunia pada 2049.
"Pada pada tahun 2021, anggaran belanja militer China mencapai 230 miliar dollar AS, jauh lebih besar dibandingkan Rusia sebesar 154 miliar dollar AS; Inggris 68 miliar dollar AS; dan Jerman 50 miliar dollar AS," ujarnya.
Sementara dari sektor perekonomian, kata Bamsoet, Dana Moneter Internasional (IMF) juga mengingatkan kondisi perekonomian global tahun 2023 masih berada di tengah ketidakpastian, bersamaan dengan laporan Bank Dunia yang memperkirakan resesi ekonomi global terjadi pada 2023.
Baca juga: Industri pengolahan harus ditingkatkan demi hadapi situasi global
Baca juga: Waka MPR mendorong kompetensi perempuan di dunia kerja
"Beberapa indikasi yang terlihat adalah lonjakan inflasi di beberapa negara, serta kenaikan suku bunga acuan secara agresif oleh bank sentral di berbagai negara untuk meredam laju inflasi," terangnya. Sehingga, ujarnya lagi, berbagai gambaran mengenai kondisi geopolitik global tersebut mengisyaratkan bahwa dunia saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan era sebelumnya.
Acara tersebut diikuti sekitar 118 peserta perwira menengah (Pamen) dari TNI Angkatan Laut (AL), Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), Polri, dan militer mancanegara.
Turut hadir jajaran Seskoal antara lain, Komandan Laksda TNI Yoos Suryono Hadi, Kapusjianmar Laksma TNI Fauzi, Seklem Kolonel Laut (KH) Bambang Suharjo, Dirjianbangdik Kolonel (Mar) Tedy, serta Dirbin Kolonel Laut (T) Iwan Indrawan.