Samarinda (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengirim pisang kepok ke Bali sebanyak 70-80 ton per bulan dengan total senilai Rp11,23 miliar selama dua tahun, mulai 2023 hingga 2025, sehingga membuat petani pisang makin bergairah karena memiliki pasar tetap.
"Adanya transaksi jual beli pisang ini, setelah kami membawa sejumlah produk unggulan lokal Kaltim saat pameran di Bali pada 16-19 Maret 2023," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim Kosasih, di Samarinda, Rabu.
Saat itu, juga terjadi transaksi antara pembeli di Bali dengan pelaku bisnis pisang di Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, karena selain pisang kepok yang dipamerkan, pelaku usaha juga didatangkan ke Bali.
Saat itu, juga dilakukan perjanjian jual beli oleh kedua pihak, dengan kesepakatan antara lain setiap bulan penjual di Kaltim mengirim pisang kepok jenis gerecek kepada pembeli di Bali sebanyak empat kontainer atau pada kisaran 70-80 ton dengan harga Rp13 ribu per sisir.
Kosasih melanjutkan, pameran yang diikuti di Bali Maret lalu bertajuk Pameran Indonesia Prioritas Bali Tourism & Trade Investment (TTI) Expo 2023. "Prioritas Bali TTI Expo 2023 merupakan pameran dalam peluang investasi pariwisata dan ekonomi kreatif, perdagangan, perindustrian, pertanian dan UMKM yang dihadiri berbagai kalangan, terutama pelaku bisnis dari berbagai negara," katanya.
Ia melanjutkan, pisang kepok gerecek merupakan pisang khas Provinsi Kaltim, terutama Kabupaten Kutai Timur. Jenis pisang ini sangat diminati bukan hanya oleh penduduk lokal, tapi juga internasional, terbukti telah juga diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia.
Baca juga: Siapa sangka! "pisang goreng" jadi camilan terenak di dunia
Baca juga: Pisang agung Lumajang masuk pasar Malaysia
Sedangkan dalam upaya mendukung pengembangan pisang kepok gerecek, DPTPH Kaltim melakukan pengadaan sebanyak 18.000 bibit pohon untuk dikembangkan di tiga kabupaten melalui Program Peningkatan Hortikultura.
"Luas lahan tanaman pisang kepok tahun 2021 sebesar 1.700 hektare dengan produksi sebanyak 1.340 ton per bulan. Tahun 2022 luas lahan tanaman pisang kepok menjadi 1.820 ha dengan produksi 1.650 ton per bulan," kata Kosasih pula.
"Adanya transaksi jual beli pisang ini, setelah kami membawa sejumlah produk unggulan lokal Kaltim saat pameran di Bali pada 16-19 Maret 2023," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim Kosasih, di Samarinda, Rabu.
Saat itu, juga terjadi transaksi antara pembeli di Bali dengan pelaku bisnis pisang di Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, karena selain pisang kepok yang dipamerkan, pelaku usaha juga didatangkan ke Bali.
Saat itu, juga dilakukan perjanjian jual beli oleh kedua pihak, dengan kesepakatan antara lain setiap bulan penjual di Kaltim mengirim pisang kepok jenis gerecek kepada pembeli di Bali sebanyak empat kontainer atau pada kisaran 70-80 ton dengan harga Rp13 ribu per sisir.
Kosasih melanjutkan, pameran yang diikuti di Bali Maret lalu bertajuk Pameran Indonesia Prioritas Bali Tourism & Trade Investment (TTI) Expo 2023. "Prioritas Bali TTI Expo 2023 merupakan pameran dalam peluang investasi pariwisata dan ekonomi kreatif, perdagangan, perindustrian, pertanian dan UMKM yang dihadiri berbagai kalangan, terutama pelaku bisnis dari berbagai negara," katanya.
Ia melanjutkan, pisang kepok gerecek merupakan pisang khas Provinsi Kaltim, terutama Kabupaten Kutai Timur. Jenis pisang ini sangat diminati bukan hanya oleh penduduk lokal, tapi juga internasional, terbukti telah juga diekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia.
Baca juga: Siapa sangka! "pisang goreng" jadi camilan terenak di dunia
Baca juga: Pisang agung Lumajang masuk pasar Malaysia
Sedangkan dalam upaya mendukung pengembangan pisang kepok gerecek, DPTPH Kaltim melakukan pengadaan sebanyak 18.000 bibit pohon untuk dikembangkan di tiga kabupaten melalui Program Peningkatan Hortikultura.
"Luas lahan tanaman pisang kepok tahun 2021 sebesar 1.700 hektare dengan produksi sebanyak 1.340 ton per bulan. Tahun 2022 luas lahan tanaman pisang kepok menjadi 1.820 ha dengan produksi 1.650 ton per bulan," kata Kosasih pula.