Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah mengajak masyarakat untuk tidak menanam jagung di kawasan hutan dan beralih dengan menanam pohon kayu putih.
"Apa yang kita lakukan hari ini, menjadi salah satu ikhtiar dalam mewujudkan NTB hijau," kata Wagub NTB saat panen perdana daun kayu putih di area Perhutanan Sosial KTH Lembah Madu Desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan panen perdana daun kayu putih ini sebagai salah satu wujud program industrialisasi hasil hutan bukan kayu di NTB. Karena itu, sebagai daerah yang subur, potensi alamnya juga luar biasa. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk melestarikan alam dengan menjaga keindahannya.
"Jangan sampai ada masyarakat yang menebang pohon, tapi lupa melakukan penanaman kembali. Mari kita semua menjaga alam, agar alam menjaga kita pula," ujarnya.
Menurut dia, lahan kering dan curah hujan yang rendah serta suhu yang panas di sebagian besar wilayah NTB bukanlah hambatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Kondisi tersebut, secara khusus di Lombok Tengah bagian selatan, Lombok Timur bagian selatan dan barat serta Bima, Dompu dan Sumbawa di mana laju tutupan lahan dan hutan yang cukup tinggi. "Ini akibat dari ekspansi pertanian monokultur jagung di kawasan hutan," ungkap Wagub NTB.
Wagub menambahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB melalui UPT Balai KPHnya tidak tinggal diam. Dengan segala upaya dan kerja keras aparat KPH di lapangan mengedukasi petani agar tidak menanam monokultur jagung dan tanaman semusim lainnya di kawasan hutan.
Baca juga: NTB menargetkan penanaman pohon kayu putih 40 ribu hektare
Baca juga: NTB punya pabrik minyak kayu putih terbesar di dunia
"Dengan pola agroforestry, edukasi ini secara perlahan mulai terbukti dan ada perubahan bentang lahannya. Hal ini terbukti di kawasan areal perhutanan sosial kemitraan kehutanan seluas 50 hektar di Desa Gunung Malang Pringgabaya Lombok Timur, mampu merubah lahan jagung menjadi agroforeatry kayu putih dan tanaman lain," katanya.
"Apa yang kita lakukan hari ini, menjadi salah satu ikhtiar dalam mewujudkan NTB hijau," kata Wagub NTB saat panen perdana daun kayu putih di area Perhutanan Sosial KTH Lembah Madu Desa Gunung Malang Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan panen perdana daun kayu putih ini sebagai salah satu wujud program industrialisasi hasil hutan bukan kayu di NTB. Karena itu, sebagai daerah yang subur, potensi alamnya juga luar biasa. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk melestarikan alam dengan menjaga keindahannya.
"Jangan sampai ada masyarakat yang menebang pohon, tapi lupa melakukan penanaman kembali. Mari kita semua menjaga alam, agar alam menjaga kita pula," ujarnya.
Menurut dia, lahan kering dan curah hujan yang rendah serta suhu yang panas di sebagian besar wilayah NTB bukanlah hambatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Kondisi tersebut, secara khusus di Lombok Tengah bagian selatan, Lombok Timur bagian selatan dan barat serta Bima, Dompu dan Sumbawa di mana laju tutupan lahan dan hutan yang cukup tinggi. "Ini akibat dari ekspansi pertanian monokultur jagung di kawasan hutan," ungkap Wagub NTB.
Wagub menambahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB melalui UPT Balai KPHnya tidak tinggal diam. Dengan segala upaya dan kerja keras aparat KPH di lapangan mengedukasi petani agar tidak menanam monokultur jagung dan tanaman semusim lainnya di kawasan hutan.
Baca juga: NTB menargetkan penanaman pohon kayu putih 40 ribu hektare
Baca juga: NTB punya pabrik minyak kayu putih terbesar di dunia
"Dengan pola agroforestry, edukasi ini secara perlahan mulai terbukti dan ada perubahan bentang lahannya. Hal ini terbukti di kawasan areal perhutanan sosial kemitraan kehutanan seluas 50 hektar di Desa Gunung Malang Pringgabaya Lombok Timur, mampu merubah lahan jagung menjadi agroforeatry kayu putih dan tanaman lain," katanya.