Semarang (ANTARA) - Pos Indonesia telah menyelesaikan program penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk bantuan pangan di Jawa Tengah (Jateng) dengan capaian 100 persen untuk membantu kebutuhan pangan bagi keluarga penerima manfaat. Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana, di Semarang, Jateng, Senin, menyebutkan pencapaian penyaluran CPP di Jateng tertinggi dibandingkan enam provinsi lainnya.
Ia mengatakan di Jateng terdapat 322.493 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari 29 kabupaten/kota yang telah menerima bantuan ayam karkas dan telur selama tiga bulan. "Jadi, kami mendapatkan penugasan kalau di Jateng (ayam dan telur) untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS). Kalau di area lain, kami mendapatkan tugas dobel yakni beras dan untuk stunting," katanya.
Selain itu Pos Indonesia juga berhasil melakukan distribusi CPP di tiga provinsi lainnya di Pulau Jawa yaitu Banten, Jabar, dan Jatim, dengan pencapaian di atas 98 persen. "Keberhasilan ini tak lepas dari ketersediaan jaringan Pos Indonesia di seluruh Indonesia serta koordinasi yang terjalin dengan baik dengan lembaga atau instansi
lainnya," kata Siti Choiriana.
Penyaluran CPP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan BKKBN yang melibatkan ID Food dan Perum Bulog sebagai penyedia beras, telur, dan ayam. Sedangkan untuk distribusi dilakukan Pos Indonesia dan perusahaan ekspedisi lainnya. Ia menyebutkan setidaknya 15.315 sumber daya manusia dan 6.410 sarana Pos Indonesia di tujuh provinsi yang terlibat pada pendistribusian bantuan pangan pengentasan stunting untuk memastikan agar bantuan sampai kepada penerima.
"Ke depan, kami Pos Indonesia sebagai BUMN yang bergerak pada bidang ekspedisi berkomitmen terus membantu pemerintah dalam distribusi pangan atau program lainnya. Kami hadir untuk negeri, melayani masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan secara nasional ada 1.446.089 KRS sebagai KPM di tujuh provinsi yaitu Jabar, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Banten, Jatim, Jateng, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Program CPP dalam bentuk telur dan daging ayam diberikan bagi keluarga yang mengalami rawan pangan dan stunting. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pangan bagi masyarakat miskin atau rawan pangan dan gizi," kata dia.
Baca juga: Kulon Progo tingkatkan konsumsi pangan lokal
Baca juga: Ketahanan pangan dengan dua program unggulan di Riau
Setiap KPM menerima daging ayam dalam bentuk karkas utuh seberat 0,9 sampai 1,1 kilogram dan satu tray telur berisi 10 butir yang berjalan selama tiga bulan, mulai periode April, Mei, dan Juni. "Untuk Jateng, Alhamdulillah 8 Juni selesai untuk tiga putaran. Memang (pendistribusikan) beras itu Maret, April, Mei. Kalau daging ayam dan telur itu April, Mei, Juni. Beda satu bulan," pungkasnya.
Ia mengatakan di Jateng terdapat 322.493 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari 29 kabupaten/kota yang telah menerima bantuan ayam karkas dan telur selama tiga bulan. "Jadi, kami mendapatkan penugasan kalau di Jateng (ayam dan telur) untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS). Kalau di area lain, kami mendapatkan tugas dobel yakni beras dan untuk stunting," katanya.
Selain itu Pos Indonesia juga berhasil melakukan distribusi CPP di tiga provinsi lainnya di Pulau Jawa yaitu Banten, Jabar, dan Jatim, dengan pencapaian di atas 98 persen. "Keberhasilan ini tak lepas dari ketersediaan jaringan Pos Indonesia di seluruh Indonesia serta koordinasi yang terjalin dengan baik dengan lembaga atau instansi
lainnya," kata Siti Choiriana.
Penyaluran CPP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan BKKBN yang melibatkan ID Food dan Perum Bulog sebagai penyedia beras, telur, dan ayam. Sedangkan untuk distribusi dilakukan Pos Indonesia dan perusahaan ekspedisi lainnya. Ia menyebutkan setidaknya 15.315 sumber daya manusia dan 6.410 sarana Pos Indonesia di tujuh provinsi yang terlibat pada pendistribusian bantuan pangan pengentasan stunting untuk memastikan agar bantuan sampai kepada penerima.
"Ke depan, kami Pos Indonesia sebagai BUMN yang bergerak pada bidang ekspedisi berkomitmen terus membantu pemerintah dalam distribusi pangan atau program lainnya. Kami hadir untuk negeri, melayani masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan secara nasional ada 1.446.089 KRS sebagai KPM di tujuh provinsi yaitu Jabar, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Banten, Jatim, Jateng, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Program CPP dalam bentuk telur dan daging ayam diberikan bagi keluarga yang mengalami rawan pangan dan stunting. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pangan bagi masyarakat miskin atau rawan pangan dan gizi," kata dia.
Baca juga: Kulon Progo tingkatkan konsumsi pangan lokal
Baca juga: Ketahanan pangan dengan dua program unggulan di Riau
Setiap KPM menerima daging ayam dalam bentuk karkas utuh seberat 0,9 sampai 1,1 kilogram dan satu tray telur berisi 10 butir yang berjalan selama tiga bulan, mulai periode April, Mei, dan Juni. "Untuk Jateng, Alhamdulillah 8 Juni selesai untuk tiga putaran. Memang (pendistribusikan) beras itu Maret, April, Mei. Kalau daging ayam dan telur itu April, Mei, Juni. Beda satu bulan," pungkasnya.