Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat segera menyiapkan tim pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern yang akan dibangun di Sandubaya.
"Rencananya, jumlah tenaga pengelola yang akan kita tempatkan sekitar 15 orang," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Selasa.
Menurut dia, tim pengelola nantinya akan menjadi penanggung jawab seluruh kegiatan di TPST modern.
Ia menjelaskan bahwa penerimaan, pemilahan, hingga pengolahan sampah di TPST modern akan dilakukan dengan dukungan teknologi.
"Jadi, kami tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga," katanya.
"Pembentukan tenaga pengelola lebih awal agar ketika pembangunan TPST modern rampung tim pengelola bisa langsung bertugas," ia menambahkan.
Kemal mengatakan bahwa pemerintah mengalokasikan dana Rp25 miliar untuk pembangunan TPST modern di wilayah Kecamatan Sandubaya.
Pembangunan TPST modern itu, menurut dia, ditargetkan bisa dimulai awal Agustus 2023 dan rampung pada Desember 2023.
Ia mengatakan bahwa tender pembangunan TPST modern sedang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, yang menyediakan dana Rp25 miliar untuk pembangunan fasilitas tersebut.
"Kami hanya siapkan lahan seluas 5.300 meter persegi," katanya.
Ia menjelaskan bahwa dana Rp25 miliar dari pemerintah dialokasikan untuk membiayai pembangunan fisik serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengoperasian TPST modern.
TPST modern di Kecamatan Sandubaya akan dijadikan sebagai pusat penanganan sampah hingga pengembangan budi daya maggot dan penyiapan sampah organik menjadi bahan bakar pembangkit listrik.
"Di TPST modern, semua proses penanganan sampah dilakukan melalui teknologi modern sehingga bisa lebih cepat," katanya.
Baca juga: Pabrik pengolah sampah plastik jadi solar di NTB mulai beroperasi
Baca juga: Pemerintah dorong percepatan fasilitas pengolah sampah menjadi energi
Kemal mengatakan bahwa volume sampah di Kota Mataram saat ini sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari dan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari.
"Rencananya, jumlah tenaga pengelola yang akan kita tempatkan sekitar 15 orang," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Selasa.
Menurut dia, tim pengelola nantinya akan menjadi penanggung jawab seluruh kegiatan di TPST modern.
Ia menjelaskan bahwa penerimaan, pemilahan, hingga pengolahan sampah di TPST modern akan dilakukan dengan dukungan teknologi.
"Jadi, kami tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga," katanya.
"Pembentukan tenaga pengelola lebih awal agar ketika pembangunan TPST modern rampung tim pengelola bisa langsung bertugas," ia menambahkan.
Kemal mengatakan bahwa pemerintah mengalokasikan dana Rp25 miliar untuk pembangunan TPST modern di wilayah Kecamatan Sandubaya.
Pembangunan TPST modern itu, menurut dia, ditargetkan bisa dimulai awal Agustus 2023 dan rampung pada Desember 2023.
Ia mengatakan bahwa tender pembangunan TPST modern sedang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, yang menyediakan dana Rp25 miliar untuk pembangunan fasilitas tersebut.
"Kami hanya siapkan lahan seluas 5.300 meter persegi," katanya.
Ia menjelaskan bahwa dana Rp25 miliar dari pemerintah dialokasikan untuk membiayai pembangunan fisik serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengoperasian TPST modern.
TPST modern di Kecamatan Sandubaya akan dijadikan sebagai pusat penanganan sampah hingga pengembangan budi daya maggot dan penyiapan sampah organik menjadi bahan bakar pembangkit listrik.
"Di TPST modern, semua proses penanganan sampah dilakukan melalui teknologi modern sehingga bisa lebih cepat," katanya.
Baca juga: Pabrik pengolah sampah plastik jadi solar di NTB mulai beroperasi
Baca juga: Pemerintah dorong percepatan fasilitas pengolah sampah menjadi energi
Kemal mengatakan bahwa volume sampah di Kota Mataram saat ini sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari dan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari.