Mataram (ANTARA) - Kelompok hak asasi hewan yang berbasis di Asia, PETA Asia menawarkan imbalan sebesar Rp15 juta bagi masyarakat yang memberikan informasi pelaku pembunuhan terhadap anjing yang tertangkap dalam rekaman video yang terjadi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"PETA menawarkan imbalan Rp15 juta untuk informasi yang dapat memidanakan pembunuh anjing yang tertangkap dalam rekaman video, memukulnya dengan bengis menggunakan sebilah kayu," kata Dian dalam keterangan tertulis diterima Antara di Mataram, Selasa.

Ia mengungkapkan dalam rekaman video CCTV pada Minggu (7/5) malam sekitar pukul 00.26 Wita di Jalan Bung Karno Pagutan seorang pria berulang kali mengayunkan bilah kayu dari atas kepalanya, menghantam anjing yang bernama Reno, sebelum akhirnya menyeret sebelah kaki Reno yang terlihat setengah sadar. 

"Menurut Ari, pendamping Reno, pelaku menyeret Reno sambil membonceng motor Honda Vixion Hitam yang dikemudikan pria lainnya. Ari sempat mengejar kendaraan tersebut sejauh kira-kira 100 meter, sebelum akhirnya pelaku melepaskan Reno," terangnya.

Rekaman menunjukkan bahwa pelaku dengan ciri-ciri kulit gelap dan tubuh kurus menggunakan kaos lengan panjang warna putih, celana pendek warna gelap, dan topi baseball warna navy dan abu-abu.

Ari sebagai pendamping Reno, telah melaporkan kejadian ini ke kepolisian setempat, namun hingga saat ini belum juga ada tindak lanjut. PETA meminta
bantuan kepada publik untuk memastikan pelaku mendapatkan hukuman yang adil. 

"Bagikan informasi ini ke sekitar anda, agar kasus ini bisa mendapat petunjuk baru," ujarnya.

Pria ini menyerang anjing yang tidak bersalah berkali-kali dengan bilah kayu sebelum menyeret tubuh lunglainya di jalan dengan sepeda motor.  

Vice President PETA, Jason Baker menegaskan PETA mendesak siapa saja yang memiliki informasi untuk melaporkannya, agar pelaku bisa segera mendapatkan ganjaran atas pembunuhan sadis ini.

Bagi yang memiliki informasi bisa menghubungi +62 878-1100-7070 (Dhany) melalui WhatsApp. PETA dengan semboyan yang sebagiannya berbunyi "hewan bukan milik kita untuk disiksa dengan cara apapun" serta menentang speiesisme, sebuah sudut pandang supremasi manusia.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024