Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai melakukan pendataan kondisi tanaman tembakau yang rusak atau layu dampak hujan yang terjadi pada pekan pertama Juli 2023.

"Luas lahan kerusakan tanaman tembakau di Lombok Tengah dampak hujan masih kita petakan dulu," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Muhammad Kamrin di Praya, Senin.

Ia mengatakan, hujan lebat yang terjadi di wilayah Lombok Tengah memang mengakibatkan tanaman tembakau para petani menjadi layu. Namun, pihaknya masih melakukan evaluasi perkembangan tanaman tembakau baik yang masih segar atau yang sudah layu.

"Peluang untuk pemulihan memang tipis," katanya.

Setelah dilakukan evaluasi terhadap kondisi tanaman tembakau tersebut, baru bisa dikategorikan rusak berat, sedang dan ringan.

"Luas tanaman yang rusak itu masih di data dulu," katanya.

Untuk luas lahan tanaman tembakau di Lombok Tengah pada musim kemarau 2023 ini mencapai 9.500 hektare.

"Rata-rata petani tembakau kita telah tanam, namun ada beberapa desa yang belum," katanya.


Ia mengatakan, ribuan tanaman tembakau itu tersebar di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Kopang, Janapria, Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Tengah dan Praya. Sedangkan usia tanaman tembakau para petani itu antara satu bulan hingga dua bulan, bahkan ada yang baru tanam dan ada yang sudah panen untuk daun bawah.

"Sudah ada panen, tapi tidak terlalu banyak," katanya.

Sebelumnya, hujan lebat yang terjadi di wilayah Lombok Tengah pada pekan lalu mengakibatkan ribuan hektar tanaman tembakau para petani di Lombok Tengah tergenang air. Sehingga tanaman tembakau para petani terancam gagal panen, jika terus menerus diguyur hujan pada Juli 2023.

"Kondisi tanaman tembakau saya rusak, akibat hujan," kata salah satu petani tembakau asal Desa Beleka, Justadi.

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024