Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan pihaknya bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan terdapat 10 perusahaan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat melangsungkan Initial Public Offering (IPO) sampai dengan tahun 2024.
"Kami dengan bursa menarget 10 perusahaan UMKM yang listing (sampai 2024), kita ada kerja sama untuk inkubasi mereka. Hari ini senang Teguk (waralaba minuman) sudah masuk (BEI) dan respons marketnya luar biasa, jadi kita optimislah perusahaan-perusahaan kecil menengah yang go public," ujar Teten saat ditemui awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin.
Dengan target tersebut, pihaknya bersama BEI akan terus melakukan pendampingan terhadap UMKM yang berkeinginan untuk menjadi perusahaan publik di pasar modal Indonesia. “Kita optimis, perusahaan- perusahaan kecil dan menengah yang go public ini menurut saya harus terus kita dorong, karena struktur ekonomi kita masih dominan mikro dan informal yang sampai 96 persen,” ujar Teten.
Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM akan menggandeng Securities Crowdfunding (SCF) dalam melakukan pendampingan terhadap UMKM. “Sudah ada 10 kita dampingi. Harapan kita ada perbaikan struktur ekonomi kita, supaya yang menengah semakin besar,” ujar Teten.
Baca juga: Kebudayaan Medan dapat pujian Menkop UKM
Baca juga: Menkop siapkan alih usaha pedagang pakaian bekas impor
Sebelumnya, Kemenkop UKM mendorong percepatan pelaku UMKM untuk melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan BEI. Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Menteri Teten meyakini target 10 UMKM untuk go public bisa lebih cepat tercapai, dikarenakan selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang.
Dia mengungkapkan, saat ini dari 864 perusahaan yang telah melantai di BEI, atau baru 4 persen atau 33 UMKM yang sudah IPO dari total sekitar 864 perusahaan tercatat do BEI.
"Kami dengan bursa menarget 10 perusahaan UMKM yang listing (sampai 2024), kita ada kerja sama untuk inkubasi mereka. Hari ini senang Teguk (waralaba minuman) sudah masuk (BEI) dan respons marketnya luar biasa, jadi kita optimislah perusahaan-perusahaan kecil menengah yang go public," ujar Teten saat ditemui awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin.
Dengan target tersebut, pihaknya bersama BEI akan terus melakukan pendampingan terhadap UMKM yang berkeinginan untuk menjadi perusahaan publik di pasar modal Indonesia. “Kita optimis, perusahaan- perusahaan kecil dan menengah yang go public ini menurut saya harus terus kita dorong, karena struktur ekonomi kita masih dominan mikro dan informal yang sampai 96 persen,” ujar Teten.
Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM akan menggandeng Securities Crowdfunding (SCF) dalam melakukan pendampingan terhadap UMKM. “Sudah ada 10 kita dampingi. Harapan kita ada perbaikan struktur ekonomi kita, supaya yang menengah semakin besar,” ujar Teten.
Baca juga: Kebudayaan Medan dapat pujian Menkop UKM
Baca juga: Menkop siapkan alih usaha pedagang pakaian bekas impor
Sebelumnya, Kemenkop UKM mendorong percepatan pelaku UMKM untuk melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan BEI. Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Menteri Teten meyakini target 10 UMKM untuk go public bisa lebih cepat tercapai, dikarenakan selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang.
Dia mengungkapkan, saat ini dari 864 perusahaan yang telah melantai di BEI, atau baru 4 persen atau 33 UMKM yang sudah IPO dari total sekitar 864 perusahaan tercatat do BEI.