Lombok Barat (Antara) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar temu potensi investasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, sebagai ajang memperkenalkan keunggulan sumber daya alam masing-masing daerah.
"Pertemuan ini sebagai tindaklanjut dari pertemuan Gubernur NTB dengan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), pada 2012 lalu," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPM-PT) NTB Ridwansyah, di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, Rabu.
Kegiatan temu bisnis tersebut dihadiri Bupati Berau, Kaltim H Makmur HAPK, Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim Diddy Rusdiansyah, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB Agung Hartono, sejumlah pejabat lingkup Pemerintah Provinsi NTB.
Ikut serta anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB dan Kaltim, serta anggota DPRD Kaltim.
Menurut Kepala BKPM-PT NTB Ridwansyah, pertemuan bisnis semacam ini lebih pas dari pada keliling menggelat pameran dengan dana yang relatif besar.
"Kalau pameran buku habis, orangnya tidak datang. Kalau pertemuan begini enak, `bussines to bussines`," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Ridwansyah memberikan gambaran tentang potensi investasi di sektor peternakan ternak ruminansia, di mana saat ini NTB merupakan salah satu daerah pengembangan sapi dan rutin mengirim bibit sapi ke Kalimantan sesuai permintaan.
Selain itu, potensi lahan jagung yang cukup luas dan potensi pengembangan rumput laut di perairan laut Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, yang mencapai 12.248 hektare (ha).
NTB juga memaparkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort, di Kabupaten Lombok Tengah, yang sedang digarap dan dikelola oleh Indonesia Tourism Developement Corporation (ITDC) .
Potensi sumber daya alam NTB lainnya yang bisa digarap investor adalah perairan Teluk Saleh di Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima, atau yang disebut Samota (Sumbawa, Pulau Moyo dan Gunung Tambora). Daerah ini potensial untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dipadukan dengan pertanian.
Kemudian potensi Teluk Bima di Kabupaten Bima dan Kota Bima. Daerah ini potensial untuk pengembangan agroindustri, pariwisata dan produksi pangan.
Ridwansyah menambahkan daerahnya juga memiliki potensi kemaritiman untuk dijadikan "Global Hub" Bandar Kayangan, di Kabupaten Lombok Utara. Potensi perairan laut ini cocok untuk pengembangan pelabuhan internasional.
Di sekitarnya juga terdapat potensi kilang minyak.
Investor juga bisa menggarap peluang investasi di bidang galangan kapal.
"Pelabuhan internasional ini menjadi mimpi rakyat NTB, dan sudah dipaparkan di hadapan Presiden Joko Widodo. Ini juga akan jadi sumbangan NTB kepada Indonesia untuk jadi poros maritim dunia," kata Ridwansyah.
Sementara itu, Bupati Berau, Kaltim, H Makmur HAPK, mengatakan untuk membangun dunia usaha, satu daerah harus menjalin sinergi dengan daerah lain yang memiliki potensi sumber daya alam berbeda.
Oleh sebab itu, kegiatan forum bisnis dalam rangka memperkenalkan potensi investasi masing-masing daerah yang digelar di NTB, sebagai langkah konkrit dan akan ditindaklanjuti.
"Tentu forum ini harus ada tindaklanjut, terlebih kami sangat berkepentingan. Apalagi Kabupaten Berau, sekarang menjadi daya tarik obyek wisata bahari. Jadi kami hadir disini menyampaikan potensi investasi tersebut," katanya.
Ia juga melihat NTB sebagai provinsi yang bisa menjadi mitra para pengusaha Kaltim karena memiliki potensi di sektor pertanian, peternakan dan kelautan yang sama-sama bisa digarap oleh kedua pihak.
NTB, kata Makmur, bahkan sudah mampu mengembangkan peternakan sapi dan mengirim sapi bibit setiap tahun ke Kaltim. Para pengusaha dari kedua provinsi bisa mengambil peran berbeda-beda dalam hal pengembangan ternak sapi tersebut.
"Memang benar Kaltim saat ini maju dengan hasil tambang. Tapi tidak boleh seperti itu lagi ke depan. Oleh sebab itu, perlu menggarap sektor pertanian, peternakan, kemaritiman dan pariwisata karena itu yang paling abadi," kata Makmur. (*)
"Pertemuan ini sebagai tindaklanjut dari pertemuan Gubernur NTB dengan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), pada 2012 lalu," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPM-PT) NTB Ridwansyah, di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, Rabu.
Kegiatan temu bisnis tersebut dihadiri Bupati Berau, Kaltim H Makmur HAPK, Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim Diddy Rusdiansyah, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB Agung Hartono, sejumlah pejabat lingkup Pemerintah Provinsi NTB.
Ikut serta anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB dan Kaltim, serta anggota DPRD Kaltim.
Menurut Kepala BKPM-PT NTB Ridwansyah, pertemuan bisnis semacam ini lebih pas dari pada keliling menggelat pameran dengan dana yang relatif besar.
"Kalau pameran buku habis, orangnya tidak datang. Kalau pertemuan begini enak, `bussines to bussines`," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Ridwansyah memberikan gambaran tentang potensi investasi di sektor peternakan ternak ruminansia, di mana saat ini NTB merupakan salah satu daerah pengembangan sapi dan rutin mengirim bibit sapi ke Kalimantan sesuai permintaan.
Selain itu, potensi lahan jagung yang cukup luas dan potensi pengembangan rumput laut di perairan laut Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, yang mencapai 12.248 hektare (ha).
NTB juga memaparkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort, di Kabupaten Lombok Tengah, yang sedang digarap dan dikelola oleh Indonesia Tourism Developement Corporation (ITDC) .
Potensi sumber daya alam NTB lainnya yang bisa digarap investor adalah perairan Teluk Saleh di Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima, atau yang disebut Samota (Sumbawa, Pulau Moyo dan Gunung Tambora). Daerah ini potensial untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dipadukan dengan pertanian.
Kemudian potensi Teluk Bima di Kabupaten Bima dan Kota Bima. Daerah ini potensial untuk pengembangan agroindustri, pariwisata dan produksi pangan.
Ridwansyah menambahkan daerahnya juga memiliki potensi kemaritiman untuk dijadikan "Global Hub" Bandar Kayangan, di Kabupaten Lombok Utara. Potensi perairan laut ini cocok untuk pengembangan pelabuhan internasional.
Di sekitarnya juga terdapat potensi kilang minyak.
Investor juga bisa menggarap peluang investasi di bidang galangan kapal.
"Pelabuhan internasional ini menjadi mimpi rakyat NTB, dan sudah dipaparkan di hadapan Presiden Joko Widodo. Ini juga akan jadi sumbangan NTB kepada Indonesia untuk jadi poros maritim dunia," kata Ridwansyah.
Sementara itu, Bupati Berau, Kaltim, H Makmur HAPK, mengatakan untuk membangun dunia usaha, satu daerah harus menjalin sinergi dengan daerah lain yang memiliki potensi sumber daya alam berbeda.
Oleh sebab itu, kegiatan forum bisnis dalam rangka memperkenalkan potensi investasi masing-masing daerah yang digelar di NTB, sebagai langkah konkrit dan akan ditindaklanjuti.
"Tentu forum ini harus ada tindaklanjut, terlebih kami sangat berkepentingan. Apalagi Kabupaten Berau, sekarang menjadi daya tarik obyek wisata bahari. Jadi kami hadir disini menyampaikan potensi investasi tersebut," katanya.
Ia juga melihat NTB sebagai provinsi yang bisa menjadi mitra para pengusaha Kaltim karena memiliki potensi di sektor pertanian, peternakan dan kelautan yang sama-sama bisa digarap oleh kedua pihak.
NTB, kata Makmur, bahkan sudah mampu mengembangkan peternakan sapi dan mengirim sapi bibit setiap tahun ke Kaltim. Para pengusaha dari kedua provinsi bisa mengambil peran berbeda-beda dalam hal pengembangan ternak sapi tersebut.
"Memang benar Kaltim saat ini maju dengan hasil tambang. Tapi tidak boleh seperti itu lagi ke depan. Oleh sebab itu, perlu menggarap sektor pertanian, peternakan, kemaritiman dan pariwisata karena itu yang paling abadi," kata Makmur. (*)