Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Batam, Kepulauan Riau, mencatat penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masuk dalam daftar penyakit yang paling banyak diidap di wilayah setempat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Rabu mengatakan, ISPA menempati posisi ketiga setelah hipertensi dan nasofaringitis akut.
Berdasarkan laporan 10 penyakit terbanyak sejak Januari hingga Juni 2023 penyakit hipertensi mencapai 43.610 kasus, nasofaringitis akut mencapai 19.034 kasus, ISPA 16.704 kasus, gangguan pencernaan 16.666 kasus, diabetes melitus tipe 2 sebanyak 13.363 kasus.
Kemudian demam tanpa diketahui penyebabnya mencapai 10.415 kasus, diare dan gastroenteritis (flu perut) mencapai 6.764 kasus, miyalgia (nyeri otot) sebanyak 8.375 kasus, faringitis Akut (peradangan akut tenggorokan) sebanyak 4.992 kasus, dan dermatitis kontak alergi sebanyak 4.530 kasus.
"Setiap bulan kami melaporkan 10 penyakit terbanyak yang dilayani di setiap puskesmas. Setelah itu kita kumpulkan di tingkat kota, ternyata ISPA termasuk 10 penyakit terbanyak," kata Didi.
Ia menyampaikan penyakit ISPA memiliki sifat yang umum, bukan berdasarkan diagnosa. Tetapi gejala seseorang yang mengalami infeksi saluran pernapasan, batuk, pilek, flu masuk dalam kategori ISPA.
"ISPA ini gejalanya ringan, hanya pilek, demam, flu biasa. Kemudian karena dia sifatnya virus, jadi merata sifatnya pandemi. ISPA juga lebih ke musiman sebenarnya. Jadi kalau lagi banyak orang yang terkena flu maka banyak juga orang-orang lain yang terkena flu," ujar dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan terdapat beberapa gejala umum lainnya yang dirasakan oleh pengidap ISPA yaitu nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, timbul gejala sinusitis (hidung beringus, demam dan wajah terasa nyeri), kekurangan oksigen sehingga menyebabkan warna kulit menjadi kebiruan, dan kesulitan untuk bernapas.
Baca juga: Dikes Loteng mengimbau warga waspada ISPA saat musim kemarau
Baca juga: Dinkes Kota Mataram imbau warga antisipasi penyakit chikungunya
Adapun cara pencegahan penyakit ISPA di antaranya dengan menghindari kebiasaan merokok, sering mencuci tangan dengan bersih terutama setelah beraktivitas di tempat umum, meminimalisir sentuhan tangan pada wajah terutama pada bagian mulut dan hidung, banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat, mengonsumsi vitamin untuk menambah kekebalan tubuh, dan melakukan olahraga secara teratur minimal 150 menit per minggu untuk olahraga ringan.
Berdasarkan laporan 10 penyakit terbanyak sejak Januari hingga Juni 2023 penyakit hipertensi mencapai 43.610 kasus, nasofaringitis akut mencapai 19.034 kasus, ISPA 16.704 kasus, gangguan pencernaan 16.666 kasus, diabetes melitus tipe 2 sebanyak 13.363 kasus.
Kemudian demam tanpa diketahui penyebabnya mencapai 10.415 kasus, diare dan gastroenteritis (flu perut) mencapai 6.764 kasus, miyalgia (nyeri otot) sebanyak 8.375 kasus, faringitis Akut (peradangan akut tenggorokan) sebanyak 4.992 kasus, dan dermatitis kontak alergi sebanyak 4.530 kasus.
"Setiap bulan kami melaporkan 10 penyakit terbanyak yang dilayani di setiap puskesmas. Setelah itu kita kumpulkan di tingkat kota, ternyata ISPA termasuk 10 penyakit terbanyak," kata Didi.
Ia menyampaikan penyakit ISPA memiliki sifat yang umum, bukan berdasarkan diagnosa. Tetapi gejala seseorang yang mengalami infeksi saluran pernapasan, batuk, pilek, flu masuk dalam kategori ISPA.
"ISPA ini gejalanya ringan, hanya pilek, demam, flu biasa. Kemudian karena dia sifatnya virus, jadi merata sifatnya pandemi. ISPA juga lebih ke musiman sebenarnya. Jadi kalau lagi banyak orang yang terkena flu maka banyak juga orang-orang lain yang terkena flu," ujar dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan terdapat beberapa gejala umum lainnya yang dirasakan oleh pengidap ISPA yaitu nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, timbul gejala sinusitis (hidung beringus, demam dan wajah terasa nyeri), kekurangan oksigen sehingga menyebabkan warna kulit menjadi kebiruan, dan kesulitan untuk bernapas.
Baca juga: Dikes Loteng mengimbau warga waspada ISPA saat musim kemarau
Baca juga: Dinkes Kota Mataram imbau warga antisipasi penyakit chikungunya
Adapun cara pencegahan penyakit ISPA di antaranya dengan menghindari kebiasaan merokok, sering mencuci tangan dengan bersih terutama setelah beraktivitas di tempat umum, meminimalisir sentuhan tangan pada wajah terutama pada bagian mulut dan hidung, banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat, mengonsumsi vitamin untuk menambah kekebalan tubuh, dan melakukan olahraga secara teratur minimal 150 menit per minggu untuk olahraga ringan.