Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, pembangunan ruang kreatif Teras Udayana yang anggarannya bersumber dari bantuan pemerintah pusat dengan nilai kontrak Rp5,6 miliar sudah dimulai.
"Saat ini, pemenang tender sedang melakukan tahap persiapan berupa pengukuran lahan. Insya Allah, pekan depan dimulai dengan pekerjaan fisik," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Dikatakan, nilai kontrak Teras Udayana itu lebih kecil dibandingkan dengan bantuan anggaran yang diberikan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI senilai Rp6,1 miliar menjadi Rp5,6 miliar oleh pemenang tender.
"Artinya ada efisiensi anggaran sekitar Rp500 juta yang nantinya akan kita kembalikan ke pemerintah pusat sebab anggaran pembangunan Teras Udayana ini bersumber dari pemerintah pusat," katanya.
Dikatakan, pembangunan ruang kreatif Teras Udayana ini sebagai upaya memanfaatkan fungsi kawasan agar bisa menjadi lokasi yang terkelola lebih optimal sekaligus menjadi pusat rekreasi, interaksi, dan edukasi masyarakat.
"Teras Udayana ini akan dilengkapi dengan gelanggang pertunjukan seni budaya atau amfiteater," katanya.
Denny mengatakan, dengan anggaran sebesar Rp5,6 miliar tersebut Teras Udayana akan dibangun di atas lahan 1.000 meter persegi. Selain akan membangun bangunan inti gelanggang pertunjukan seni amfiteater juga akan dilakukan penataan plaza, lanskap, toilet, dan fasilitas penunjang lainnya.
"Gelanggang pertunjukan seni amfiteater nanti bisa menjadi pusat kegiatan dan pertunjukan kesenian dan kebudayaan lokal di daerah ini yang dapat menarik kunjungan wisatawan," katanya.
Dikatakan, untuk membangun gelanggang pertunjukan amfiteater itu, akan dilakukan pemindahan terhadap tugu batu Bumi Gora ke bagian depan taman, sekaligus pahatan lukisan yang ada di sekeliling tugu tersebut.
"Hal itu sebagai upaya mengingat sejarah proses penataan Tugu Taman Bumi Gora. Kita tidak ingin melupakan sejarah," katanya.
Lebih jauh Denny mengatakan, Tugu Bumi Gora dipilih menjadi lokasi pembangunan gelanggang pertunjukan seni amfiteater karena kawasan tersebut dinilai strategis.
Selain itu, kawasan tersebut sudah lama tidak tersentuh sehingga sudah saatnya dilakukan peremajaan agar keberadaan ruang publik ini dapat termanfaatkan secara maksimal.
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan di kawasan itu, akan diusahakan agar tidak sampai mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah yang ada di sekitar Bumi Gora.
"Ke depan, untuk kegiatan kita jadwalkan saat libur sekolah atau sore setelah jam belajar selesai," katanya.
"Saat ini, pemenang tender sedang melakukan tahap persiapan berupa pengukuran lahan. Insya Allah, pekan depan dimulai dengan pekerjaan fisik," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Dikatakan, nilai kontrak Teras Udayana itu lebih kecil dibandingkan dengan bantuan anggaran yang diberikan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI senilai Rp6,1 miliar menjadi Rp5,6 miliar oleh pemenang tender.
"Artinya ada efisiensi anggaran sekitar Rp500 juta yang nantinya akan kita kembalikan ke pemerintah pusat sebab anggaran pembangunan Teras Udayana ini bersumber dari pemerintah pusat," katanya.
Dikatakan, pembangunan ruang kreatif Teras Udayana ini sebagai upaya memanfaatkan fungsi kawasan agar bisa menjadi lokasi yang terkelola lebih optimal sekaligus menjadi pusat rekreasi, interaksi, dan edukasi masyarakat.
"Teras Udayana ini akan dilengkapi dengan gelanggang pertunjukan seni budaya atau amfiteater," katanya.
Denny mengatakan, dengan anggaran sebesar Rp5,6 miliar tersebut Teras Udayana akan dibangun di atas lahan 1.000 meter persegi. Selain akan membangun bangunan inti gelanggang pertunjukan seni amfiteater juga akan dilakukan penataan plaza, lanskap, toilet, dan fasilitas penunjang lainnya.
"Gelanggang pertunjukan seni amfiteater nanti bisa menjadi pusat kegiatan dan pertunjukan kesenian dan kebudayaan lokal di daerah ini yang dapat menarik kunjungan wisatawan," katanya.
Dikatakan, untuk membangun gelanggang pertunjukan amfiteater itu, akan dilakukan pemindahan terhadap tugu batu Bumi Gora ke bagian depan taman, sekaligus pahatan lukisan yang ada di sekeliling tugu tersebut.
"Hal itu sebagai upaya mengingat sejarah proses penataan Tugu Taman Bumi Gora. Kita tidak ingin melupakan sejarah," katanya.
Lebih jauh Denny mengatakan, Tugu Bumi Gora dipilih menjadi lokasi pembangunan gelanggang pertunjukan seni amfiteater karena kawasan tersebut dinilai strategis.
Selain itu, kawasan tersebut sudah lama tidak tersentuh sehingga sudah saatnya dilakukan peremajaan agar keberadaan ruang publik ini dapat termanfaatkan secara maksimal.
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan di kawasan itu, akan diusahakan agar tidak sampai mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah yang ada di sekitar Bumi Gora.
"Ke depan, untuk kegiatan kita jadwalkan saat libur sekolah atau sore setelah jam belajar selesai," katanya.