Mataram (Antara NTB) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Nusa Tenggara Barat Ridwansyah mengatakan investor dari Tiongkok berencana datang ke daerah ini untuk melihat potensi bisnis galangan kapal.

"Pengusaha tidak mau berinvestasi tanpa harus melihat potensi, makanya mereka ada rencana mau datang langsung, tapi belum tahu kapan pastinya," kata Ridwansyah, di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat.

Ia mengatakan investor Tiongkok tersebut salah satu dari beberapa investor dari sejumlah negara yang tertarik berinvestasi mengembangkan bisnis galangan kapal di NTB.

Ketertarikan para investor tersebut tidak lepas dari upaya promosi potensi daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat.

Setelah dilakukan kajian, menurut Ridwansyah, bisnis galangan kapal cocok dikembangkan di NTB, karena ada sekitar 200 unit kapal ferry yang melayani rute penyeberangan dari Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat-Padang Bai, Bali.

Selain itu, Pelabuhan Kayangan, Kabupaten Lombok Timur-Poto Tano, Sumbawa Barat, serta Labuhan Sape, Bima-Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Belum lagi kapal ferry yang melayani penyeberangan melalui pelabuhan di wilayah Indonesia timur lainnya.

Seluruh kapal ferry tersebut wajib "docking" atau pemeliharaan sekali dalam satu tahun untuk menjamin keselamatan pelayaran. Pemeliharaan tersebut dilakukan di perusahaan galangan kapal, baik yang ada di Surabaya, Jawa Timur, Jakarta dan Batam.

"Untuk NTB dan wilayah Indonesia bagian timur tidak ada tempat `docking`, sehingga harus bawa kapal ke Jawa," ucap Ridwansyah.

Investor Tiongkok, kata dia, tertarik berinvestasi mengembangkan bisnis galangan kapal di NTB, karena sebagian besar kapal di Indonesia, terutama di wilayah timur merupakan kapal produksi yang pernah digunakan di negara tirai bambu tersebut.

Selain itu, perusahaan galangan kapal di Tiongkok, juga banyak yang mengurangi operasionalnya karena kurangnya aktivitas moda transportasi laut menggunakan kapal ferr yang menghubungkan antarpulau setelah dibangunnya jalan tol di negeri komunis tersebut.

"Jadi potensi galangan kapal ini kami padukan dengan rencana pembangunan `Global Hub` yang akan dibangun juga oleh investor di Kabupaten Lombok Utara," kata Ridwansyah. (*)

Pewarta : Awaludin
Editor : Awaludin
Copyright © ANTARA 2024