Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (BI KPw Kaltim) menyatakan, pengadaan control atmosphere storage (CAS) atau mesin penyimpan produk pertanian dapat mengerem laju inflasi, karena produk bisa dikeluarkan saat harga bergejolak.
"Tahun ini ada perusahaan daerah di Samarinda melakukan pengadaan CAS, sehingga ketika terjadi gejolak harga, maka komoditas yang disimpan dalam CAS tersebut bisa dikeluarkan untuk meredam inflasi," ujar Kepala BI KPw Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Minggu.
Alat penyimpan produk setelah panen atau CAS mampu menyimpan komoditas dengan kualitas terjaga selama enam bulan seperti cabai, bawang merah maupun komoditas lain yang sering menjadi pendorong inflasi.
Sedangkan kondisi Kaltim secara umum kebutuhan bahan pangan masih didatangkan dari luar daerah seperti dari Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah, namun pada momentum tertentu harga komoditas tersebut mahal karena beberapa hal.
Sejumlah yang mempengaruhi naiknya harga tersebut antara lain karena banyak daerah yang gagal panen, kemudian akibat cuaca buruk di laut yang bisa menghambat lalu lintas kapal pengangkut komoditas penting untuk konsumsi masyarakat.
Untuk itu, melalui CAS yang dimiliki, maka ketika terjadi panen raya di daerah lain baik panen cabai, bawang dan lainnya, maka harga cenderung murah, sehingga Kaltim bisa membeli komoditas tersebut dalam jumlah banyak untuk disimpan dalam CAS.
Komoditas tersebut kemudian akan dikeluarkan ketika pasokan tersendat yang menyebabkan harga bergejolak, baik tersendat pasokan karena banyak daerah yang gagal panen maupun cuaca buruk yang menghambat perjalanan.
"Dari BI tahun ini juga sudah melakukan rekomendasi untuk pembelian CAS yang proporsional, bukan yang besar karena biaya perawatan dan operasional yang besar pasti lebih mahal. Jika dibutuhkan, BI juga bisa membantu pengadaan," kata Budi.
Baca juga: Pengguna transaksi elektronik tumbuh 45,61 persen
Baca juga: BI berkomitmen memperkuat kebijakan pengembangan UMKM
Sebelumnya, saat bincang santai sambil makan malam dengan wartawan, ia juga mengatakan bahwa Kaltim selalu kompak dalam mengendalikan inflasi, terutama peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang aktif melibatkan banyak pihak.
"Tahun ini ada perusahaan daerah di Samarinda melakukan pengadaan CAS, sehingga ketika terjadi gejolak harga, maka komoditas yang disimpan dalam CAS tersebut bisa dikeluarkan untuk meredam inflasi," ujar Kepala BI KPw Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Minggu.
Alat penyimpan produk setelah panen atau CAS mampu menyimpan komoditas dengan kualitas terjaga selama enam bulan seperti cabai, bawang merah maupun komoditas lain yang sering menjadi pendorong inflasi.
Sedangkan kondisi Kaltim secara umum kebutuhan bahan pangan masih didatangkan dari luar daerah seperti dari Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah, namun pada momentum tertentu harga komoditas tersebut mahal karena beberapa hal.
Sejumlah yang mempengaruhi naiknya harga tersebut antara lain karena banyak daerah yang gagal panen, kemudian akibat cuaca buruk di laut yang bisa menghambat lalu lintas kapal pengangkut komoditas penting untuk konsumsi masyarakat.
Untuk itu, melalui CAS yang dimiliki, maka ketika terjadi panen raya di daerah lain baik panen cabai, bawang dan lainnya, maka harga cenderung murah, sehingga Kaltim bisa membeli komoditas tersebut dalam jumlah banyak untuk disimpan dalam CAS.
Komoditas tersebut kemudian akan dikeluarkan ketika pasokan tersendat yang menyebabkan harga bergejolak, baik tersendat pasokan karena banyak daerah yang gagal panen maupun cuaca buruk yang menghambat perjalanan.
"Dari BI tahun ini juga sudah melakukan rekomendasi untuk pembelian CAS yang proporsional, bukan yang besar karena biaya perawatan dan operasional yang besar pasti lebih mahal. Jika dibutuhkan, BI juga bisa membantu pengadaan," kata Budi.
Baca juga: Pengguna transaksi elektronik tumbuh 45,61 persen
Baca juga: BI berkomitmen memperkuat kebijakan pengembangan UMKM
Sebelumnya, saat bincang santai sambil makan malam dengan wartawan, ia juga mengatakan bahwa Kaltim selalu kompak dalam mengendalikan inflasi, terutama peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang aktif melibatkan banyak pihak.