Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Nusa Tenggara Barat (NTB) I Gede Putu Aryadi meminta peserta magang ke Jepang harus bisa beradaptasi tanpa meninggalkan budaya Indonesia.
"Hal utama yang harus dimiliki ketika bekerja di luar negeri adalah disiplin dan menghormati bahasa serta budaya di mana kita hidup. Jika kita tidak bisa beradaptasi dengan bahasa dan budaya setempat, maka kita akan merasa terasing. Walaupun demikian, kita harus bisa mempertahankan jati diri sebagai Bangsa Indonesia," ujarnya saat menutup Pelatihan Pra-Pemberangkatan Tahap I Program Pemagangan Jepang di BLKDLN dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Selasa.
Pelatihan yang dilaksanakan oleh IKAPEKSI selama 40 hari ini berhasil meluluskan 26 orang dari 32 orang. Peserta yang lulus tersebut akan kembali mengikuti pelatihan Tahap II selama 2 bulan di Cevest Bekasi, sebelum diberangkatkan ke Jepang.
"Beradaptasilah dengan budaya dan bahasa jepang, tetapi tetap pegang teguh dan cerminkan bahwa kita juga punya kepribadian yang luhur," katanya.
Aryadi menyampaikan bahwa peserta yang lulus Tahap I sudah 80 persen dianggap lulus, karena pelatihan Tahap II di Cevest diisi dengan pemantapan bahasa dan pelajaran budaya Jepang.
Mantan Kadiskominfotik NTB ini menjelaskan bahwa bekerja dan magang tidak sama. Pahami hak dan kewajiban peserta magang yang sudah dijelaskan dalam kontrak.
"Pelajari kontrak tersebut dengan baik. Jika masih belum jelas tanya langsung kepada petugas. Jangan mencari informasi dari luar yang biasanya tidak valid dan menyesatkan," katanya.
Aryadi mengungkapkan bahwa program pemagangan ke negeri Sakura ini sangat diminati oleh pemuda-pemudi di NTB. Selain karena mendapatkan uang saku yang besar, peserta magang juga mendapatkan ilmu, bahkan selesai magang akan diberikan bantuan modal untuk berwirausaha.
Selain itu, kata dia, setelah magang di Jepang mereka akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang bisa digunakan untuk mendaftar menjadi pekerja di Jepang.
"Tetap disiplin. Walaupun berada di negara lain tetap tanamkan nilai-nilai kepribadian Indonesia," katanya.
Sementara itu, Dirjen Bina Lavotas yang diwakili oleh Koordinator Penyelenggaraan Pemagangan Luar Negeri Abdul Buchari menginformasikan bahwa status para peserta saat ini masih calon pemagangan, baru disebut peserta magang Jepang ketika sudah mengikuti pelatihan Tahap II tanggal 30 Agustus 2023 di Cevest Bekasi.
Buchari menyampaikan bahwa hari ini merupakan wawancara bersama orang tua. Kemnaker RI berharap calon peserta magang Jepang bisa menyelesaikan magang sampai selesai. Jangan sampai pulang ke Indonesia sebelum masa kontrak berakhir.
"Kami mengapresiasi Disnakertrans NTB yang berhasil melakukan proses seleksi magang Jepang dua kali dalam setahun. Tidak semua daerah bisa melakukan ini. Kebanyakan hanya sekali dan bekerja sama dengan organisasi pemuda," katanya.
"Hal utama yang harus dimiliki ketika bekerja di luar negeri adalah disiplin dan menghormati bahasa serta budaya di mana kita hidup. Jika kita tidak bisa beradaptasi dengan bahasa dan budaya setempat, maka kita akan merasa terasing. Walaupun demikian, kita harus bisa mempertahankan jati diri sebagai Bangsa Indonesia," ujarnya saat menutup Pelatihan Pra-Pemberangkatan Tahap I Program Pemagangan Jepang di BLKDLN dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Selasa.
Pelatihan yang dilaksanakan oleh IKAPEKSI selama 40 hari ini berhasil meluluskan 26 orang dari 32 orang. Peserta yang lulus tersebut akan kembali mengikuti pelatihan Tahap II selama 2 bulan di Cevest Bekasi, sebelum diberangkatkan ke Jepang.
"Beradaptasilah dengan budaya dan bahasa jepang, tetapi tetap pegang teguh dan cerminkan bahwa kita juga punya kepribadian yang luhur," katanya.
Aryadi menyampaikan bahwa peserta yang lulus Tahap I sudah 80 persen dianggap lulus, karena pelatihan Tahap II di Cevest diisi dengan pemantapan bahasa dan pelajaran budaya Jepang.
Mantan Kadiskominfotik NTB ini menjelaskan bahwa bekerja dan magang tidak sama. Pahami hak dan kewajiban peserta magang yang sudah dijelaskan dalam kontrak.
"Pelajari kontrak tersebut dengan baik. Jika masih belum jelas tanya langsung kepada petugas. Jangan mencari informasi dari luar yang biasanya tidak valid dan menyesatkan," katanya.
Aryadi mengungkapkan bahwa program pemagangan ke negeri Sakura ini sangat diminati oleh pemuda-pemudi di NTB. Selain karena mendapatkan uang saku yang besar, peserta magang juga mendapatkan ilmu, bahkan selesai magang akan diberikan bantuan modal untuk berwirausaha.
Selain itu, kata dia, setelah magang di Jepang mereka akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang bisa digunakan untuk mendaftar menjadi pekerja di Jepang.
"Tetap disiplin. Walaupun berada di negara lain tetap tanamkan nilai-nilai kepribadian Indonesia," katanya.
Sementara itu, Dirjen Bina Lavotas yang diwakili oleh Koordinator Penyelenggaraan Pemagangan Luar Negeri Abdul Buchari menginformasikan bahwa status para peserta saat ini masih calon pemagangan, baru disebut peserta magang Jepang ketika sudah mengikuti pelatihan Tahap II tanggal 30 Agustus 2023 di Cevest Bekasi.
Buchari menyampaikan bahwa hari ini merupakan wawancara bersama orang tua. Kemnaker RI berharap calon peserta magang Jepang bisa menyelesaikan magang sampai selesai. Jangan sampai pulang ke Indonesia sebelum masa kontrak berakhir.
"Kami mengapresiasi Disnakertrans NTB yang berhasil melakukan proses seleksi magang Jepang dua kali dalam setahun. Tidak semua daerah bisa melakukan ini. Kebanyakan hanya sekali dan bekerja sama dengan organisasi pemuda," katanya.