Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) meluncurkan program Sapu Bersih Drop Out (Saber Do) dalam rangka memperkuat kualitas pendidikan dan mengurangi angka putus sekolah.
"Upaya ini menunjukkan perhatian serius pemerintah daerah terhadap pentingnya pendidikan bagi masyarakat Lombok Utara," kata Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar saat meluncurkan program Sapu Bersih Drop Out (Saber Do) di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Lombok Utara, Senin.
Ia mengatakan program 99 hari kerja yang dicanangkan itu bukanlah agenda akhir, melainkan sebagai fondasi awal pembangunan lima tahun ke depan.
"Program ini menjadi tonggak penting untuk menguatkan tekad dan semangat dalam menjalankan agenda-agenda besar lima tahun selanjutnya," katanya.
Ia mengatakan pendidikan tentu menjadi agenda utama di Kabupaten Lombok Utara dengan memberikan pendidikan yang berkualitas, anak muda dapat menjadi pemimpin yang kompeten dan berkontribusi pada kemajuan daerah.
"Mengelola anak muda dengan baik akan membentuk wajah Kabupaten Lombok Utara yang lebih baik di masa depan," katanya.
Baca juga: Pemkab Lombok Utara bangun gedung SLBN dukung pendidikan disabilitas
"Pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan bagi anak dan cucu kita, tanpa pendidikan yang memadai akan sulit bagi mereka untuk keluar dari kondisi saat ini," katanya.
Ia mengatakan program ini memang memerlukan kerja sama dan keseriusan dari semua pihak, karena ini menyangkut orang, sehingga harus dilakukan dengan serius.
"Dan melibatkan semua stakeholder untuk bekerjasama dalam hal tersebut," katanya.
Baca juga: Pemkab Lombok Utara tingkatkan keterampilan digital tematik guru
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Lombok Utara Adenan mengatakan jumlah anak yang putus sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya cukup signifikan yaitu 136 anak putus sekolah di jenjang SD dan 221 anak putus sekolah di jenjang SMP
"315 anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SMP, 613 anak lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK, dan 924 anak belum mengenyam pendidikan formal," katanya.
Berdasarkan fakta dan data, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah putus sekolah dan meningkatkan akses pendidikan di Kabupaten Lombok Utara adalah validasi data anak putus sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya.
"Ini merupakan salah satu program yang dilaksanakan untuk menekan angka putus sekolah di Lombok Utara," katanya.
Baca juga: Bupati: MTQ jadi sarana pendidikan di Lombok Utara