Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menerapkan strategi komersialisasi objek budaya guna meningkatkan pemanfaatan kebudayaan sekaligus memperluas akses publik dan memberikan nilai ekonomi yang menguntungkan bagi pelaku budaya di daerah tersebut.
Ketua Dewan Kebudayaan NTB Abdul Wahid mengatakan komersialisasi mengubah aspek kebudayaan menjadi nilai ekonomi melalui pariwisata dan bisnis.
"Objek budaya dapat diakses lebih luas dan memberi manfaat bagi masyarakat," ujarnya dalam siaran Dialog AntarNusa TVRI NTB yang dipantau di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Abdul menegaskan komersialisasi bukan tujuan utama, melainkan bagian pembinaan kebudayaan. Pemajuan kebudayaan harus netral dan luas agar budaya tetap tersebar, diakses, dan dimanfaatkan tanpa kehilangan identitas.
Dia mengingatkan adanya risiko reduksi nilai budaya akibat komodifikasi. Jika tidak dikelola tepat, makna asli tradisi bisa hilang, tetapi pengelolaan yang baik memberi manfaat ekonomi dan pendidikan bagi masyarakat.
Baca juga: Museum Negeri NTB gagas museum tematik, Gandeng tokoh budaya dan akademisi
Program komersialisasi budaya mencakup peningkatan fasilitas museum, tur edukatif berbayar, pameran interaktif, dan digitalisasi koleksi. Upaya itu meningkatkan minat kunjungan sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian warisan budaya.
Dewan Kebudayaan NTB menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku budaya, dan masyarakat. Kolaborasi tersebut memastikan komersialisasi berjalan etis tanpa menghilangkan nilai historis maupun keaslian budaya yang dilestarikan.
Baca juga: Dua alumni SMAN 37 Jakarta perkuat promosi budaya Lombok
Data kunjungan museum dan situs budaya menunjukkan tren peningkatan signifikan. Sejak Januari sampai Juni 2025, total jumlah pengunjung Museum NTB sebanyak 26.393 orang.
Pengunjung museum paling banyak didominasi oleh siswa sekolah dasar (SD) mencapai 10.233 orang, kemudian siswa taman kanak-kanak (TK) sebanyak 5.614 orang, dan siswa sekolah menengah pertama (SMP) berjumlah 3.087 orang.
Baca juga: Fornas ajang lestarikan budaya olahraga masyarakat Indonesia
Fakta itu membuktikan bahwa komersialisasi budaya dapat berjalan seimbang dengan pelestarian, sekaligus memberi dampak positif bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat NTB.
Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam menyatakan budaya harus menjadi sumber pemberdayaan. Menurutnya, komersialisasi wajib memberi manfaat bagi pelaku budaya, sehingga kesejahteraan meningkat dan adat istiadat tetap terjaga di masyarakat.
NTB memiliki keragaman budaya tinggi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Potensi itu dimanfaatkan untuk mengembangkan pariwisata budaya yang melibatkan tradisi, kesenian, serta produk budaya, tidak hanya bergantung pada keindahan alam yang sudah terkenal.
Baca juga: Bupati Loteng: Lestarikan Budaya 'Nyesek' untuk ekonomi Warga
Pemerintah memanfaatkan komersialisasi untuk memberi nilai tambah ekonomi, edukasi, dan sosial bagi masyarakat. Strategi itu mendorong budaya berperan aktif sebagai penggerak pembangunan, bukan sekadar menjadi objek yang diam dan pasif.
Baca juga: Fahri Hamzah dukung Sumbawa Barat tata permukiman dengan sentuhan budaya lokal
