Mataram, (Antara NTB) - Konsep "Techno Park" yang telah resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, diharapkan dapat meningkatkan nilai perekonomian masyarakat.
"Dengan adanya sentuhan tekhnologi, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan menghasilkan produk hasil bumi kita yang lebih berkualitas," kata Amin saat ditemui di sela-sela kunjungan ke stan produk "Techno Park" di Banyumulek, Sabtu.
Selain itu, Amin juga mengharapkan "Techno Park" yang dikemas dalam konsep perpaduan antara pengolahan di bidang peternakan, pertanian, dan pariwisata itu, dapat meningkatkan nilai ekspor NTB.
Sementara itu, Ketua LIPI Iskandar Zulkarnaen menjelaskan bahwa "Techno Park" merupakan sebuah kegiatan usaha pertanian, khususnya di bidang peternakan yang terintegrasi, dan dapat menjadi harapan masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya.
"Untuk mencapai harapan itu, masyarakat dapat mengaplikasikan segala sesuatu yang diperoleh dari `Techno Park` ini," ujar Iskandar.
Secara konsep, lanjutnya, "Techno Park" merupakan sebuah kawasan pengembangan kegiatan pertanian dipadukan dengan peternakan dan berbasis teknologi yang menyajikan, memeragakan dan menginformasikan temuan terkini.
Nantinya, hasil produksi dapat dikembangkan dan ditingkatkan menjadi produk yang memiliki nilai jual dalam skala industri. Sehingga, dengan konsep yang melibatkan masyarakat setempat akan mampu meningkatkan kesejahteraan.
Namun, kata dia, yang menjadi persoalan saat ini yaitu bagaimana masyarakat setempat dapat ikut terlibat secara berkesinambungan, agar potensi yang dimiliki dapat ditingkatkan secara optimal.
Jika persoalan itu dapat teratasi, lanjutnya, dapat memberikan hasil yang maksimal, baik bagi para peternak, pengusaha maupun masyarakat. "Karena konsep `techno Park` di bangun di Banyumulek ini, merupakan inovasi baru yang belum banyak dipahami oleh sebagian besar masyarakat petani peternak," ucapnya.
Kawasan "Techno Park" Banyumulek menempati lahan seluas 30,3 hektare, yang meliputi UPT Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner, Balai Inseminasi Buatan (BIB), Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) dan areal penanaman (*)
"Dengan adanya sentuhan tekhnologi, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan menghasilkan produk hasil bumi kita yang lebih berkualitas," kata Amin saat ditemui di sela-sela kunjungan ke stan produk "Techno Park" di Banyumulek, Sabtu.
Selain itu, Amin juga mengharapkan "Techno Park" yang dikemas dalam konsep perpaduan antara pengolahan di bidang peternakan, pertanian, dan pariwisata itu, dapat meningkatkan nilai ekspor NTB.
Sementara itu, Ketua LIPI Iskandar Zulkarnaen menjelaskan bahwa "Techno Park" merupakan sebuah kegiatan usaha pertanian, khususnya di bidang peternakan yang terintegrasi, dan dapat menjadi harapan masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya.
"Untuk mencapai harapan itu, masyarakat dapat mengaplikasikan segala sesuatu yang diperoleh dari `Techno Park` ini," ujar Iskandar.
Secara konsep, lanjutnya, "Techno Park" merupakan sebuah kawasan pengembangan kegiatan pertanian dipadukan dengan peternakan dan berbasis teknologi yang menyajikan, memeragakan dan menginformasikan temuan terkini.
Nantinya, hasil produksi dapat dikembangkan dan ditingkatkan menjadi produk yang memiliki nilai jual dalam skala industri. Sehingga, dengan konsep yang melibatkan masyarakat setempat akan mampu meningkatkan kesejahteraan.
Namun, kata dia, yang menjadi persoalan saat ini yaitu bagaimana masyarakat setempat dapat ikut terlibat secara berkesinambungan, agar potensi yang dimiliki dapat ditingkatkan secara optimal.
Jika persoalan itu dapat teratasi, lanjutnya, dapat memberikan hasil yang maksimal, baik bagi para peternak, pengusaha maupun masyarakat. "Karena konsep `techno Park` di bangun di Banyumulek ini, merupakan inovasi baru yang belum banyak dipahami oleh sebagian besar masyarakat petani peternak," ucapnya.
Kawasan "Techno Park" Banyumulek menempati lahan seluas 30,3 hektare, yang meliputi UPT Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner, Balai Inseminasi Buatan (BIB), Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia (BP3TR) dan areal penanaman (*)