Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Bupati Kabupaten Lombok Tengah, H Lalu Fathul Bahri menyatakan biaya untuk beasiswa kedokteran jalur tahfiz yang mulai dilaksanakan di 2023 ini bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) daerah itu. "Anggaran untuk beasiswa kedokteran jalur tahfiz itu tidak menggunakan dana APBD, namun berasal dari sedekah aparatur sipil negara (ASN)," katanya di Praya, Senin.
Ia mengatakan, dana yang digunakan untuk mengkuliahkan para tahfiz maupun menyekolahkan anak yatim piatu berasal dari sedekah para aparatur sipil negara (ASN). Dana yang dikumpulkan dari sedekah ASN Rp5.000 per bulan per orang, dan itu bisa mencapai Rp120 juta per bulan dari 9.000 ASN di Lombok Tengah. "Dalam setahun yang bisa terkumpul bisa mencapai Rp1,2 miliar," katanya.
Ia mengatakan, dari hasil asesmen yang telah dilakukan kepada para penghafal Al Quran, setidaknya ada 19 orang yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi akademik program beasiswa kedokteran di Universitas Mataram maupun Unizar Mataram.
Namun, dari 19 orang tersebut ada 5 orang yang dinyatakan lulus tes akademik di Universitas Mataram dan 3 orang di Unizar. "Sisanya akan ditempatkan di fakultas lain seperti kesehatan, farmasi dan perawat. Itu sedang kita koordinasikan," katanya.
Sedangkan dana yang digunakan untuk tahap awal dalam program beasiswa kedokteran itu mencapai Rp900 juta untuk 5 lima yang lulus di Unram dan Rp600 juta untuk tiga orang yang lulus seleksi di Unizar. "Pembayaran dilakukan secara bertahap," katanya.
Baca juga: AMMAN salurkan beasiswa bagi pelajar SMK di Sumbawa Barat
Baca juga: Beasiswa KIP dapat mencegah pernikahan dini
Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah memberikan bimbingan belajar kepada para peserta penerima program beasiswa kedokteran tersebut, dengan harapan bisa lulus dalam ujian seleksi akademik di Universitas Mataram maupun di Unizar. "Kita berharap semua bisa diterima, namun itu semua merupakan keputusan dari pihak Universitas. Bagi yang tidak lulus, kita upayakan bisa kuliah di tempat lain," katanya.
Ia mengatakan, dana yang digunakan untuk mengkuliahkan para tahfiz maupun menyekolahkan anak yatim piatu berasal dari sedekah para aparatur sipil negara (ASN). Dana yang dikumpulkan dari sedekah ASN Rp5.000 per bulan per orang, dan itu bisa mencapai Rp120 juta per bulan dari 9.000 ASN di Lombok Tengah. "Dalam setahun yang bisa terkumpul bisa mencapai Rp1,2 miliar," katanya.
Ia mengatakan, dari hasil asesmen yang telah dilakukan kepada para penghafal Al Quran, setidaknya ada 19 orang yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi akademik program beasiswa kedokteran di Universitas Mataram maupun Unizar Mataram.
Namun, dari 19 orang tersebut ada 5 orang yang dinyatakan lulus tes akademik di Universitas Mataram dan 3 orang di Unizar. "Sisanya akan ditempatkan di fakultas lain seperti kesehatan, farmasi dan perawat. Itu sedang kita koordinasikan," katanya.
Sedangkan dana yang digunakan untuk tahap awal dalam program beasiswa kedokteran itu mencapai Rp900 juta untuk 5 lima yang lulus di Unram dan Rp600 juta untuk tiga orang yang lulus seleksi di Unizar. "Pembayaran dilakukan secara bertahap," katanya.
Baca juga: AMMAN salurkan beasiswa bagi pelajar SMK di Sumbawa Barat
Baca juga: Beasiswa KIP dapat mencegah pernikahan dini
Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah memberikan bimbingan belajar kepada para peserta penerima program beasiswa kedokteran tersebut, dengan harapan bisa lulus dalam ujian seleksi akademik di Universitas Mataram maupun di Unizar. "Kita berharap semua bisa diterima, namun itu semua merupakan keputusan dari pihak Universitas. Bagi yang tidak lulus, kita upayakan bisa kuliah di tempat lain," katanya.