Mamuju (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengekspor sebanyak 5.500 ton komoditas bungkil sawit ke negara Tiongkok melalui pelabuhan Mamuju. "Bungkil sawit asal Sulbar, yang merupakan bahan utama campuran pakan ternak unggas, dikirim melalui Pelabuhan Belangbelang Kabupaten Mamuju, negara Tiongkok," kata Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono di Mamuju, Senin.

Ia mengatakan, Karantina Pertanian Mamuju telah terbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phytosanitary Certifikat terhadap komoditas bungkil sawit sebanyak 5.500 ton tersebut. "Sertifikat phytosanitary yang diterbitkan tersebut merupakan menjadi persyaratan wajib agar bungkil sawit yang diekspor itu diterima sampai ke negara tujuan," katanya.

Ia menyampaikan, bungkil sawit yang diekspor itu senilai Rp. 13,4 miliar dikelola perusahaan di Sulbar. Ia menyampaikan, sebelum bungkil sawit itu diterbitkan sertifikatnya, Karantina Pertanian Mamuju telah melakukan pengawasan proses fumigasi dengan phospine dan pengambilan sampel, yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bungkil sawit terbebas dari organisme penyakit tumbuhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan nilai jualnya," ujarnya

Ia menyampaikan, sejak Januari hingga Agustus 2023 tahun ini, Sulbar telah dua kali melakukan ekspor bungkil sawit. "Ekspor bungkil sawit pertama telah dilakukan tanggal 21 Januari 2023, sebanyak 3.800 ton, dengan tujuan Thailand dan ekspor kedua saat ini menujuk negara Tiongkok sebanyak 5.500 tonadalah ekspor ke Tiongkok ini.

Baca juga: Sulbar ekspor perdana 5.500 ton bungkil sawit ke negara China
Baca juga: Merebut kembali kemerdekaan perekonomian lewat hilirisasi

Ia juga mengatakan, berdasarkan data sistem Karantina Pertanian Mamuju nilai ekspor pada tahun 2023 sejumlah komoditi di Sulbar yaitu telah mencapai Rp2,5 triliun dan masih didominasi oleh komoditas sawit dan turunannya. Ia mengatakan, Karantina Pertanian Mamuju, akan terus mendorong peningkatan pelayanan ekspor demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulbar.



 

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024