Medan (ANTARA) - Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia/Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sumatera Utara Solahuddin Nasution memastikan agen-agen perjalanan anggotanya terlatih melayani wisata halal.

"Biro perjalanan dapat memenuhi semua kebutuhan wisatawan baik ibadah maupun makanan halal," ujar dia di Medan, Minggu.

Menurut dia, aspek kehalalan penting bagi wisatawan Muslim yang melakukan perjalanan ke daerah di mana jumlah pemeluk agama Islam sedikit.

Di Sumut, kata dia, agen-agen perjalanan sudah berpengalaman dalam menciptakan kenyamanan bagi semua pihak.

Meski demikian, ia mengemukakan pentingnya Provinsi Sumut menafsirkan kembali definisi dari wisata halal.

Wisata halal, kata dia, seharusnya tidak bersifat kaku dan diartikan secara sempit.

Oleh sebab itu, Solahuddin lebih memilih menggunakan istilah "muslim friendly tourism" alias pariwisata yang ramah umat Muslim.

"Pariwisata jenis itu tengah dikembangkan di negara-negara, seperti Korea Selatan dan Jepang. 'Muslim friendly' artinya dapat memenuhi harapan turis Muslim ketika berkunjung ke daerah wisata minoritas Muslim. Jadi, semua hal untuk wisata itu bisa didiskusikan, termasuk rencana perjalanannya," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara Zumri Sulthony menyampaikan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato' Syed Mohamad Hasrin bin Tengku Hussin menyoroti wisata halal di Danau Toba saat bertemu Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah di Medan, 25 Agustus 2023.

Dubes Malaysia, dia mengatakan, menyebut bahwa warga dari "Negeri Jiran" --sebutan untuk Malaysia-- akan senang jika kebutuhan halal mereka, terutama makanan, di kawasan Danau Toba dapat terfasilitasi.

Selama ini, kata dia, wilayah Danau Toba sudah akrab dengan kehalalan, tetapi hal tersebut masih perlu ditingkatkan.

Baca juga: KNPI mendukung kebijakan industrialisasi dan wisata halal NTB
Baca juga: Pariwisata halal Indonesia berada peringkat dua dalam GMTI 2022

"Kita bukan ingin menghilangkan kebiasaan yang sudah ada. Justru yang sudah ada diperbaiki kualitasnya sambil menyadari bahwa wisatawan luar negeri juga membutuhkan objek wisata yang bersahabat dengan kehalalan," kata dia.

Pewarta : Michael Siahaan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024