Medan (ANTARA) - Asosiasi UMKM Sumatera Utara menyatakan, ekspor jahe asal Sumut ke Amerika Serikat (AS) diupayakan tetap dilakukan tahun 2023 setelah semua persyaratan dipenuhi. "Kami akan mengusahakan tahun ini," ujar Ketua Asosiasi UMKM Sumut Ujiana Sianturi kepada ANTARA di Medan, Selasa.
Ujiana mengakui ekspor itu seharusnya dilakukan pada Agustus 2023. Namun, ada beberapa hal yang masih menjadi ganjalan sehingga pengirimannya harus diundur. Persyaratan komoditas perkebunan masuk ke AS, dia melanjutkan, sangat rumit. Ketika, lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS sudah didapatkan, masih ada lagi kewajiban yang wajib ditunaikan. "Saat ini kami harus mengurus persyaratan dari laboratorium internasional yang diakui," kata Ujiana.
Perempuan yang juga Ketua Dewan Kopi Indonesia perwakilan Sumatera Utara itu menyebut, nantinya setiap bulan rencananya ada 60 ton jahe Sumut yang diekspor ke AS dengan harga berkisar tiga dolar AS per kilogram.
Jahe-jahe itu berasal dari lahan pertanian pelaku UMKM binaan Asosiasi UMKM Sumut di Kabupaten Simalungun, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Samosir dan Kabupaten Toba.
Ujiana menegaskan ekspor jahe merupakan kesempatan bagus untuk memajukan pertanian di Sumut. Melalui perdagangan internasional itu, dia pun berharap kesejahteraan petani meningkat.
Baca juga: PLN memberikan pendampingan kelompok tani jahe merah di Lombok Barat
Baca juga: Ini tips racik jahe, beras kencur dan kunyit jadi lebih modern
Adapun ekspor jahe Sumut ke AS dapat terlaksana berkat kerja sama pihak-pihak terkait, termasuk dua perusahaan yaitu PT Toba Barika Borneo dan PT Alpha Gemilang Sejahtera. Dua perusahaan itu melakukan penandatanganan kontrak ekspor jahe pada 26 Mei 2023 dengan disaksikan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023 Edy Rahmayadi.