Banjarbaru (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) meminta masyarakat setempat secara bertahap dapat memenuhi kebutuhan pangan mandiri dengan memanfaatkan potensi alam sekitarnya.
"Kami minta masyarakat termasuk petani mengolah lahan, paling tidak hasilnya bisa memenuhi kebutuhan sendiri sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk pemenuhan pangan," kata Wali Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Aditya Mufti Ariffin di Banjarbaru, Selasa.
Menurut Aditya, harapan itu untuk memacu semangat masyarakat terutama petani agar memanfaatkan lahan dengan menanami padi maupun tanaman lain sehingga dapat dinikmati maupun dijual sendiri. Aditya menyebutkan pihaknya sangat mengapresiasi panen padi lokal yang dilakukan petani dengan hasil yang memuaskan di Jalan Purnawirawan Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Senin (11/9). "Penanaman padi kemudian panen seperti yang dilakukan oleh petani di Kelurahan Palam itu, tentunya dapat memenuhi kebutuhan pangan paling tidak untuk keluarga, jika berlebih baru dijual," ucapnya.
Apalagi, kata Aditya, musim kemarau terutama yang melanda Banjarbaru sehingga menyebabkan kekeringan mampu diatasi petani Kelurahan Palam yang mampu memanen padi dengan hasil cukup memuaskan.
"Musim kemarau yang berdampak terjadinya kekeringan, ternyata dapat disiasati petani di Kelurahan Palam yang mampu panen padi. Semoga kualitas dan kuantitasnya sesuai harapan," katanya. . Aditya mengatakan, beras merupakan salah satu komoditas utama yang menjadi pemicu terjadinya inflasi sehingga harus menjaga ketersediaan agar tidak terjadi inflasi yang merugikan semua sektor.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Banjarbaru Abu Yajid Bustami mengatakan panen padi di Kelurahan Palam di atas lahan seluas 72 hektare dapat menghasilkan lima ton padi per hektare.
Baca juga: Lima embung mikro dibangun di Temanggung mendukung ketahanan pangan
Baca juga: Indeks ketahanan pangan di Medan cukup baik
"Sejauh ini, hasil panen padi dari lahan pertanian di Kelurahan Palam, selain bisa memenuhi pangan bagi kebutuhan sendiri juga dijual kepada pihak lain sehingga petani juga bisa menikmati hasilnya," ungkap Yajid.
"Kami minta masyarakat termasuk petani mengolah lahan, paling tidak hasilnya bisa memenuhi kebutuhan sendiri sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk pemenuhan pangan," kata Wali Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Aditya Mufti Ariffin di Banjarbaru, Selasa.
Menurut Aditya, harapan itu untuk memacu semangat masyarakat terutama petani agar memanfaatkan lahan dengan menanami padi maupun tanaman lain sehingga dapat dinikmati maupun dijual sendiri. Aditya menyebutkan pihaknya sangat mengapresiasi panen padi lokal yang dilakukan petani dengan hasil yang memuaskan di Jalan Purnawirawan Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Senin (11/9). "Penanaman padi kemudian panen seperti yang dilakukan oleh petani di Kelurahan Palam itu, tentunya dapat memenuhi kebutuhan pangan paling tidak untuk keluarga, jika berlebih baru dijual," ucapnya.
Apalagi, kata Aditya, musim kemarau terutama yang melanda Banjarbaru sehingga menyebabkan kekeringan mampu diatasi petani Kelurahan Palam yang mampu memanen padi dengan hasil cukup memuaskan.
"Musim kemarau yang berdampak terjadinya kekeringan, ternyata dapat disiasati petani di Kelurahan Palam yang mampu panen padi. Semoga kualitas dan kuantitasnya sesuai harapan," katanya. . Aditya mengatakan, beras merupakan salah satu komoditas utama yang menjadi pemicu terjadinya inflasi sehingga harus menjaga ketersediaan agar tidak terjadi inflasi yang merugikan semua sektor.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Banjarbaru Abu Yajid Bustami mengatakan panen padi di Kelurahan Palam di atas lahan seluas 72 hektare dapat menghasilkan lima ton padi per hektare.
Baca juga: Lima embung mikro dibangun di Temanggung mendukung ketahanan pangan
Baca juga: Indeks ketahanan pangan di Medan cukup baik
"Sejauh ini, hasil panen padi dari lahan pertanian di Kelurahan Palam, selain bisa memenuhi pangan bagi kebutuhan sendiri juga dijual kepada pihak lain sehingga petani juga bisa menikmati hasilnya," ungkap Yajid.