Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pemerintah Kota Tarnate, Provinsi Maluku Utara bekerjasama majukan produksi bawang merah yang merupakan hasil petani di daerah setempat.
"Terima kasih sudah menjadikan bawang merah sebagai ikon pembangunan sektor pertanian untuk meningkatkan pergerakan ekonomi masyarakat," kata Wakil Bupati Bima Drs Dahlan M Noer saat menerima rombongan Penandatanganan Nota Kesepakatan bersama Pemkab Bima dan Kota Ternate yang dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama antara pelaku bisnis kedua daerah di kantor bupati setempat, Kamis.
Ia mengatakan, kehadiran jajaran Pemerintah Kota Ternate yang terutama adalah kunjungan kekeluargaan untuk mengikat kembali hubungan kesejarahan yang sudah lama terjalin antara Kesultanan Ternate dengan Kesultanan Bima. "Ini upaya bersama dalam rangka mengembangkan perdagangan komoditi bawang merah," katanya.
Sementara itu, Asisten III Setda Kota Ternate Anwar Hasim menyampaikan kerjasama yang dijalin antara kedua pemerintah daerah diyakini memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua daerah. "Ini bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Anwar berharap, kerjasama ini dapat segera ditindaklanjuti agar bisa membantu memfasilitasi alur distribusi dan tata niaga bawang merah dan bisa menurunkan angka inflasi. "Ini diharapkan bisa menjaga inflasi harga kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara R. Eko Adi Irianto mengatakan, sebagai daerah kepulauan ketersediaan pangan menjadi masalah signifikan bagi Ternate termasuk kelancaran distribusi.
Baca juga: Komoditas ikan hidup dari Bali primadona pasar ASEAN
Baca juga: Saatnya melakukan keberpihakan terhadap sektor pertanian
"Tantangan Bank Indonesia Ternate adalah bagaimana pengendalian inflasi, pengendalian pasokan dan kelancaran distribusi komoditi, mengingat dalam kegiatan hilirisasi pertambangan dan industri, sebanyak 80 persen kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan pokok dipasok dari luar Ternate," katanya.
"Terima kasih sudah menjadikan bawang merah sebagai ikon pembangunan sektor pertanian untuk meningkatkan pergerakan ekonomi masyarakat," kata Wakil Bupati Bima Drs Dahlan M Noer saat menerima rombongan Penandatanganan Nota Kesepakatan bersama Pemkab Bima dan Kota Ternate yang dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama antara pelaku bisnis kedua daerah di kantor bupati setempat, Kamis.
Ia mengatakan, kehadiran jajaran Pemerintah Kota Ternate yang terutama adalah kunjungan kekeluargaan untuk mengikat kembali hubungan kesejarahan yang sudah lama terjalin antara Kesultanan Ternate dengan Kesultanan Bima. "Ini upaya bersama dalam rangka mengembangkan perdagangan komoditi bawang merah," katanya.
Sementara itu, Asisten III Setda Kota Ternate Anwar Hasim menyampaikan kerjasama yang dijalin antara kedua pemerintah daerah diyakini memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua daerah. "Ini bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Anwar berharap, kerjasama ini dapat segera ditindaklanjuti agar bisa membantu memfasilitasi alur distribusi dan tata niaga bawang merah dan bisa menurunkan angka inflasi. "Ini diharapkan bisa menjaga inflasi harga kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara R. Eko Adi Irianto mengatakan, sebagai daerah kepulauan ketersediaan pangan menjadi masalah signifikan bagi Ternate termasuk kelancaran distribusi.
Baca juga: Komoditas ikan hidup dari Bali primadona pasar ASEAN
Baca juga: Saatnya melakukan keberpihakan terhadap sektor pertanian
"Tantangan Bank Indonesia Ternate adalah bagaimana pengendalian inflasi, pengendalian pasokan dan kelancaran distribusi komoditi, mengingat dalam kegiatan hilirisasi pertambangan dan industri, sebanyak 80 persen kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan pokok dipasok dari luar Ternate," katanya.