Mataram (ANTARA) - Sebanyak 70 orang kelompok nelayan di Pantai Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 34,6 ton dari permukaan laut di sekitar wilayah tersebut.
Camat Ampenan Kota Mataram Muzakkir Walad di Mataram, Minggu, mengatakan, dengan perolehan 34,6 ton sampah dari laut itu, kelompok nelayan Ampenan berhasil mendapat rekor tertinggi dari 18 kota lain di Indonesia yang masuk lokus kegiatan Bulan Cinta Laut 2023, yang dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
"Atas keberhasilan itu, Kota Mataram akan menerima penghargaan dari KKP pada akhir bulan September 2023. Insyaallah, penghargaan akan diterima langsung oleh pak wali (Wali Kota Mataram-red)," katanya.
Menurutnya, sebanyak 34,6 ton sampah yang berhasil dihimpun nelayan itu merupakan akumulasi dari bulan Juli sampai minggu pertama September 2023. Kegiatan ini sekaligus tindak lanjut dari program penanganan sampah di Kecamatan Ampenan.
Dalam penanganan sampah laut, Kecamatan Ampenan menetapkan jargon "bersampan ria" (bersihkan sampah lingkungan di Kecamatan Ampenan dan pilah sampah dari rumah).
"Ketika nelayan pergi melaut, mereka tidak hanya mencari ikan saja melainkan juga menangkap sampah-sampah terutama sampah plastik di laut," katanya.
Sebanyak 70 orang kelompok nelayan Ampenan dari Penghulu Agung hingga ke Karang Buyuk Ampenan, setiap harinya menjaring sampah baik sampah terutama sampah plastik di tengah laut guna mengurangi sampah laut sehingga target pemerintah secara nasional bisa tercapai yakni Laut Sehat Indonesia Sejahtera.
"Bayangkan sampah plastik cemari laut, kemudian di makan ikan, dengan demikian ikan yang akan kita konsumsi sudah tercemar sampah mikro plastik," katanya.
Menurutnya, sampah-sampah yang dihimpun nelayan, kemudian dikumpulkan dan dijual ke Bank Sampah Lisan (lingkungan dengan sampah nihil) di kelurahan masing-masing.
Karenanya, semua nelayan di Kecamatan Ampenan kini sudah punya buku tabungan sampah. Dalam seminggu, nelayan bisa mendapatkan uang hasil menjual sampah di bank sampah sekitar Rp1,2 juta hingga Rp1,3 juta.
"Bahkan, kini nelayan tidak hanya mencari sampah di laut tapi ada juga nelayan yang mencari sampah di sungai untuk menambah tabungan," katanya.
Camat Ampenan Kota Mataram Muzakkir Walad di Mataram, Minggu, mengatakan, dengan perolehan 34,6 ton sampah dari laut itu, kelompok nelayan Ampenan berhasil mendapat rekor tertinggi dari 18 kota lain di Indonesia yang masuk lokus kegiatan Bulan Cinta Laut 2023, yang dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
"Atas keberhasilan itu, Kota Mataram akan menerima penghargaan dari KKP pada akhir bulan September 2023. Insyaallah, penghargaan akan diterima langsung oleh pak wali (Wali Kota Mataram-red)," katanya.
Menurutnya, sebanyak 34,6 ton sampah yang berhasil dihimpun nelayan itu merupakan akumulasi dari bulan Juli sampai minggu pertama September 2023. Kegiatan ini sekaligus tindak lanjut dari program penanganan sampah di Kecamatan Ampenan.
Dalam penanganan sampah laut, Kecamatan Ampenan menetapkan jargon "bersampan ria" (bersihkan sampah lingkungan di Kecamatan Ampenan dan pilah sampah dari rumah).
"Ketika nelayan pergi melaut, mereka tidak hanya mencari ikan saja melainkan juga menangkap sampah-sampah terutama sampah plastik di laut," katanya.
Sebanyak 70 orang kelompok nelayan Ampenan dari Penghulu Agung hingga ke Karang Buyuk Ampenan, setiap harinya menjaring sampah baik sampah terutama sampah plastik di tengah laut guna mengurangi sampah laut sehingga target pemerintah secara nasional bisa tercapai yakni Laut Sehat Indonesia Sejahtera.
"Bayangkan sampah plastik cemari laut, kemudian di makan ikan, dengan demikian ikan yang akan kita konsumsi sudah tercemar sampah mikro plastik," katanya.
Menurutnya, sampah-sampah yang dihimpun nelayan, kemudian dikumpulkan dan dijual ke Bank Sampah Lisan (lingkungan dengan sampah nihil) di kelurahan masing-masing.
Karenanya, semua nelayan di Kecamatan Ampenan kini sudah punya buku tabungan sampah. Dalam seminggu, nelayan bisa mendapatkan uang hasil menjual sampah di bank sampah sekitar Rp1,2 juta hingga Rp1,3 juta.
"Bahkan, kini nelayan tidak hanya mencari sampah di laut tapi ada juga nelayan yang mencari sampah di sungai untuk menambah tabungan," katanya.