Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, optimistis proyek revitalisasi Pantai Ampenan senilai Rp4,5 miliar selesai sesuai kontrak pada 21 Desember 2024.
"Insya Allah target 100 persen akhir pekan ini untuk kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan, bisa rampung," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Selasa.
Kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan tersebut, dilaksanakan dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) tahun 2024 sebesar Rp4,5 miliar.
Berdasarkan laporan, realisasi kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan sampai saat ini sudah mencapai di atas 90 persen.
"Sekarang lagi proses finishing atau penyelesaian akhir pekerjaan," katanya.
Baca juga: Pembangunan mini amphitheater di Ampenan Mataram capai 80 persen.
Ia mengakui cuaca ekstrem yang terjadi sejak awal Desember ini menjadi kendala dalam percepatan penyelesaian proyek tersebut, namun pihaknya sudah meminta ke pihak pelaksana agar mengoptimalkan para pekerja.
"Harapan kami, semoga waktu yang tersisa sebelum kontrak berakhir bisa dimanfaatkan optimal oleh pelaksana," katanya.
Lebih jauh Cahya mengatakan, dengan anggaran Rp4,5 miliar itu, revitalisasi Pantai Ampenan dilaksanakan tiga kegiatan yakni pembangunan mini amphitheater, pembuatan 32 lapak pedagang kaki lima, dan plaza untuk menempatkan 7 berugak atau gazebo.
Untuk pembangunan mini amphitheater atau gelanggang pertunjukan seni dan budaya mini merupakan bagian utama dalam penataan dan revitalisasi Pantai Ampenan yang saat ini tinggal dilakukan pengecatan.
Baca juga: Layanan kesehatan dibuka di pasar tradisional Ampenan Mataram
Sebagai ruang pertunjukan seni budaya berkapasitas 1.000 orang,
mini amphitheater tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal.
Seperti, berbagai festival budaya, pameran, galeri seni, dan aktivitas masyarakat lainnya yang bisa mendorong menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan.
"Mini amphitheater bisa menjadi ruang kreatif masyarakat di kota itu," katanya.
Baca juga: Dispar sarankan pekerja revitalisasi Pantai Ampenan Mataram lembur
Sementara untuk pemasangan 32 lapak PKL, sebagian sudah selesai dirakit sisanya dalam proses, tapi bahan-bahan sudah siap di lokasi, begitu juga dengan gazebo.
"Jadi tinggal penataan taman, dan perakitan lapak PKL dan berugak," katanya.
Untuk lapak PKL yang dirakit menggunakan kayu tersebut sarat dengan kearifan lokal karena memiliki bentuk lumbung yang merupakan ciri khas suku Sasak.
Baca juga: Pemkot Mataram mengimbau masyarakat pesisir waspadai pasang air laut
Sebanyak 32 lapak PKL berbentuk lumbung itu, diperuntukkan bagi pedagang kopi dan makanan ringan. Sedangkan makanan berat seperti pedagang nasi, seafood, dan lainnya akan menempati lapak sentra kuliner di bagian selatan.
"Insya Allah, awal tahun 2025 PKL sudah bisa menempati lapak baru dan amphitheater serta fasilitas lain sudah bisa dimanfaatkan," katanya.
Baca juga: Pembangunan Agrowisata "Penan Paradise" di Mataram dilanjutkan