Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera melanjutkan pembangunan Agrowisata "Penan Paradise" di kawasan Udayana bagian barat wilayah Kecamatan Ampenan, guna mendukung keberadaan ruang kreatif Teras Udayana di Taman Bumi Gora.
"Pembangunan Agrowisata 'Penan Paradise' saat ini tertunda karena masalah tapal batas wilayah Kecamatan Ampenan dan Selaparang," kata Camat Ampenan Muzakir Walad di Mataram, Minggu.
Pasalnya, dalam konsep pembangunan agrowisata tersebut ternyata ada tapal batas wilayah Kecamatan Selaparang yang akan masuk dalam konsep penataan tersebut.
Baca juga: Pemkot Mataram mempercepat bangun agrowisata "Penan Paradise"
Sementara areal sawah yang digunakan untuk pembangunan agrowisata yang masuk wilayah Kecamatan Ampenan merupakan lahan sawah dilindungi (LSD), artinya tidak boleh dibangun dalam jangka waktu tertentu sehingga pas untuk pembangunan Agrowisata Penan Paradise.
"Tapi untuk yang masuk di wilayah Kecamatan Selaparang itu, kami masih butuh waktu untuk melakukan koordinasi dan kajian agar tidak menyalahi aturan," katanya.
Namun demikian, pihaknya optimistis masalah tapal batas bisa segera tuntas dan tahun 2025, rencana pembangunan Agrowisata Penan Paradise bisa dilanjutkan sesuai konsep yang telah disiapkan.
"Untuk tahap awal, kami sudah membuat akses jalan sepanjang 350 meter dengan lebar 1,5 meter dan penataan irigasi petani di sekitarnya," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram akan membangun Agrowisata "Penan Paradise" di Udayana
Dalam konsepnya, kata Muzakir, Penan Paradise ini akan dibangun seperti Agrowisata Svargabumi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan seperti di Tempos Kabupaten Lombok Barat.
Setiap bagian pematang sawah akan ditata dengan konsep berbagai dengan berbagai ciri khas kearifan lokal agar bisa menjadi kawasan sasana budaya termasuk di pintu masuk.
Kearifan lokal yang akan disiapkan seperti berugak (saung), spot-spot swafoto, kemudian penataan pedagang yang akan menjual makanan khas lokal termasuk dengan pernak pernik peralatan mereka seperti di Wisata Agro Kebon Ayu Lombok Barat.
"Untuk pembangunan Penan Paradise dengan konsep yang telah direncanakan itu membutuhkan anggaran sekitar Rp300 juta. Anggaran ini akan kita usahakan melalui APBD, pokir dewan, dan CSR," katanya.
Baca juga: Distan Mataram akan mengembangkan agrowisata hortikultura di RTH Pagutan
Muzakir mengatakan, pembangunan agrowisata itu menggunakan lahan sekitar 2 hektare yang dimiliki secara kolektif oleh puluhan petani yang ada di Kelurahan Pejarakan.
Dengan musyawarah yang intensif bersama pemilik lahan dan aparat setempat, para petani sepakat mendukung rencana pembangunan Agrowisata Penan Paradise, karena hal itu ke depan bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani.
"Petani tidak harus menunggu panen untuk mendapatkan uang, sebaliknya mereka bisa dapat pemasukan setiap hari. Karena kita rencanakan aktivitas ekonomi di Penan Paradise akan dibuka setiap hari," katanya.
Sementara untuk pengelolaannya, akan diserahkan kepada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat, dengan melibatkan petani atau pemilik lahan. Termasuk untuk pedagang yang akan berjualan di areal tersebut berasal dari pokdarwis.
Baca juga: Wali Kota Mataram mencanangkan agrowisata hortikultura