Mataram (ANTARA) - PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) menggelar aksi bersih-bersih pantai bertajuk Zero Waste Warriors dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025.
Bertempat di Pantai Kuranji, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, kegiatan ini menjadi bagian dari Employee Volunteering Program (EVP) PLN sebagai bentuk keterlibatan aktif pegawai dalam aksi sosial dan lingkungan.
Sebanyak 856 peserta dari seluruh unit PLN se-NTB, termasuk dari wilayah Lombok, Sumbawa, dan Bima, terlibat dalam kegiatan ini.
Aksi yang berlangsung sejak pagi ini berhasil mengumpulkan lebih dari 22 ton sampah, sebagian besar berupa sampah anorganik, dari kawasan pesisir Pantai Kuranji Lombok Barat, Pantai Balad Sumbawa Barat, Pantai Saliper Ate – Sumbawa, dan Pantai Amahami di Bima.
Seluruh kegiatan bersih pantai ini dilakukan dengan mengombinasikan peralatan tradisional seperti karung, sekop, dan pengki, serta alat berat seperti ekskavator dan truk pengangkut sampah, hasil kolaborasi bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) setempat.
Kolaborasi tersebut memastikan sampah yang terkumpul dapat langsung diangkut dan dikelola dengan baik.
EVP Zero Waste Warriors merupakan implementasi dari Peraturan Direksi PLN No. 0030.P/DIR/2022 tentang Human Experience Management System, yang memberikan ruang gerak kepada pegawai untuk berkontribusi dalam kegiatan sukarela yang berdampak positif.
"Program Zero Waste Warriors bukan hanya bentuk partisipasi dalam Hari Lingkungan Hidup, tapi juga komitmen PLN untuk membangun budaya peduli lingkungan dari internal perusahaan. Kami percaya, pegawai yang terlibat aktif dalam kegiatan sosial akan memiliki ikatan emosional yang lebih kuat dengan PLN dan turut menyebarkan semangat kebaikan di masyarakat," kata General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti.
Dalam kegiatan ini, peran Srikandi PLN turut mewarnai jalannya kegiatan. Para Srikandi tampil aktif dalam kegiatan bersih pantai secara langsung di seluruh titik lokasi kegiatan.
Selain menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, kehadiran Srikandi juga mencerminkan semangat kesetaraan dan kontribusi perempuan dalam pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) NTB, DLH Kabupaten Lombok Barat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB, serta komunitas pelestari lingkungan Kerabat Penyu Lombok.
DLH NTB mendukung dengan menyediakan armada pengangkut sampah dan fasilitas tempat penampungan sementara (TPS), sementara BKSDA NTB memberikan pendampingan teknis dalam pelepasan tukik sebagai bagian dari edukasi konservasi.
"Kegiatan seperti ini sangat penting dalam membangun kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan. Kami mengapresiasi PLN NTB yang selalu konsisten dalam menjaga kebersihan pantai. Sampah plastik adalah tantangan kita bersama, dan upaya masif dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi harus kita lakukan bersama," ujar Kabid Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran, DLH NTB, Samsudin.
Sementara itu, Bambang Dwidarto, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA NTB, juga memberikan apresiasi kepada PLN.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak PLN atas perhatiannya pada keberlangsungan ekosistem laut. Pelepasan tukik bukan sekadar simbolik, tapi bentuk tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam," ujarnya.
Antusiasme para peserta terlihat dari ramainya jumlah peserta yang hadir. Frisma, salah satu peserta, mengatakan kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan oleh insan PLN.
"Senang sekali untuk hari ini. Sampah sudah harus menjadi perhatian kita semua. Tidak hanya untuk hari ini tapi untuk masa depan yang lebih baik," ujarnya.
EVP Zero Waste Warriors dilakukan serentak oleh seluruh unit PLN Group se-Indonesia sebagai bagian dari kampanye pengurangan sampah plastik sekaligus mendorong keterlibatan aktif pegawai dalam program kepedulian sosial kemasyarakatan.
PLN NTB memastikan program EVP akan terus berlanjut sebagai bagian dari strategi pengembangan pegawai.
"Program EVP akan terus kita lanjutkan. Dengan program ini kami membuka ruang bagi pegawai untuk ikut serta dalam kegiatan sosial, tidak hanya lingkungan, tetapi juga pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat," ucap Heny.