Jakarta (ANTARA) -
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai kawasan industri perlu bertransformasi menjadi kawasan industri generasi keempat atau Smart Eco Industrial Park, yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan, ekonomi sirkular, dan industri hijau yang dipadukan dengan penerapan teknologi.
Kedua, menjalankan konsep zonasi kawasan industri untuk menciptakan daya saing tinggi bagi produk-produknya. Langkah ini dapat mendekatkan rantai pasok suatu industri dalam satu kawasan. Selanjutnya, Kemenperin juga tengah menjalankan inspeksi dalam rangka pengendalian polusi udara, khususnya di lingkup industri.
Baca juga: Balikpapan akan miliki industri pengolah bahan baku baterai
Baca juga: Digitalisasi buat pelaku IKM dan UMKM perluas pasar
Saat menutup Business Forum dalam rangka Rakernas XXIII Himpunan Kawasan Industri (HKI) di Bali, Kamis (21/9/2023) lalu, Menperin mengatakan transformasi dibutuhkan agar kawasan industri bisa meningkatkan daya saing dan investasi di sektor industri.
"Kami berharap seluruh kawasan industri, terutama anggota HKI, untuk dapat secara perlahan bertransformasi menuju Smart Eco Industrial Park agar mampu meningkatkan daya saing serta meningkatkan investasi di sektor industri," kata Menperin dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Kawasan industri merupakan salah satu industri strategis yang berperan penting bagi pembangunan ekonomi dan pertumbuhan industri nasional yang lebih baik. Sayangnya, pengembangan kawasan industri, baik baru maupun eksisting, masih menghadapi banyak tantangan sehingga diperlukan terobosan dan sinergi untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di kawasan industri serta meningkatkan daya saingnya.
Isu global terkait dengan penerapan industri hijau dan berkelanjutan juga menuntut sektor industri untuk dapat menyelaraskan pertumbuhannya dengan keberlanjutan lingkungan hidup serta kemajuan sosial. Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Swiss untuk melaksanakan Global Eco Industrial Park Programme (GEIPP) sejak Juli 2020.
Saat ini, terdapat tiga kawasan industri yang menjadi pilot project dari GEIPP, yaitu Kawasan Industri MM 2100, Kawasan Industri Batamindo, serta Karawang International Industrial City (KIIC). Selain itu, Kemenperin didukung Ecosian asal Korea Selatan yang bergerak di industri hijau, juga sedang menginisiasi pelaksanaan simbiosis industri berupa pemanfaatan uap sisa produksi di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) di Kota Cilegon, Banten.
Menperin pun menyampaikan langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh HKI dan perusahaan kawasan industri untuk semakin meningkatkan daya saing industri. Pertama, dengan penggunaan byproduct sebagai bahan baku industri. Langkah tersebut merupakan implementasi ekonomi sirkular melalui pengurangan emisi yang mendukung mendukung target Net Zero Emission 2060, sekaligus dapat mengurangi substitusi impor.
Kedua, menjalankan konsep zonasi kawasan industri untuk menciptakan daya saing tinggi bagi produk-produknya. Langkah ini dapat mendekatkan rantai pasok suatu industri dalam satu kawasan. Selanjutnya, Kemenperin juga tengah menjalankan inspeksi dalam rangka pengendalian polusi udara, khususnya di lingkup industri.
Baca juga: Balikpapan akan miliki industri pengolah bahan baku baterai
Baca juga: Digitalisasi buat pelaku IKM dan UMKM perluas pasar
"Kami mohon bantuan kepada perusahaan kawasan industri untuk menyediakan peralatan atau teknologi yang dapat mengukur emisi di kawasan masing-masing dan menjaga ambang batas emisi di kawasan," ujarnya.