Mataram (ANTARA) - SilatulFikri 99 Tokoh Tana Samawa (Sumbawa), Provinsi Nusa Tenggara Barat yang digelar di Kampus Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Dusun Pemangong, Sumbawa, melahirkan maklumat "Olat Utuk".
Sultan Sumbawa Dewa Masmawa Kaharuddin IV dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Senin mengatakan, SilatulFikri di bawah tema Revitalisasi Parenti Kalanis (Pegangan Hidup) Tana Samawa melahirkan Maklumat Olat Utuk yang antara lain meneguhkan keterkaitan erat Manusia Sumbawa (Tau Samawa) dengan Islam dan urgensi pengamalan parenti kalanis itu dalam kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat.
"Maklumat Olat Utuk itu juga menegaskan nilai-nilai keutamaan Sumbawa yg menekan pentingnya waktu utk diisi dengan kerja keras dan prestasi, serta orientasi kepada hati nurani sebagai pendorong hidup berkemajuan," katanya.
Baca juga: Din Syamsuddin ajak Tokoh Tana Samawa tetap kompak
Ia mengatakan budaya Sumbawa dari dahulu mengedepankan bahwa "Adat barenti lako syara" dan "syara barenti lako kitabullah" (adat berpegang pada syariat dan syariat berpegang pada kitabullah).
"Inilah yg melahirkan tema Tana Samawa "Takit ko Nene', Kangila bowat lenge" atau takut kepada Allah, malu berbuat buruk," katanya.
Sementara itu, pemrakarsa SilatulFikri Din Syamsuddin mengatakan bahwa silatulfikri ini lahir dari gagasan besar bahwa masyarakat Sumbawa dan Indonesia pada umumnya harus siap menghadapi dinamika dan tantangan zaman.
"Warga harus bisa bangkit menciptakan perubahan dan kemajuan," katanya.
Segenap peserta menikmati keberadaan dua hari di Kampus Pesantren Modern Internasional Dea Malela yg terletak di perbukitan dengan pemandangan yg indah dan hawa yang sejuk terutama malam dan pagi hari. Pada malam kedua, Sabtu 23 September 2023, segenap peserta disajikan pementasan seni tradisi Sumbawa yg sangat kental dengan nilai-nilai keislaman.
Sultan Sumbawa Dewa Masmawa Kaharuddin IV dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Senin mengatakan, SilatulFikri di bawah tema Revitalisasi Parenti Kalanis (Pegangan Hidup) Tana Samawa melahirkan Maklumat Olat Utuk yang antara lain meneguhkan keterkaitan erat Manusia Sumbawa (Tau Samawa) dengan Islam dan urgensi pengamalan parenti kalanis itu dalam kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat.
"Maklumat Olat Utuk itu juga menegaskan nilai-nilai keutamaan Sumbawa yg menekan pentingnya waktu utk diisi dengan kerja keras dan prestasi, serta orientasi kepada hati nurani sebagai pendorong hidup berkemajuan," katanya.
Baca juga: Din Syamsuddin ajak Tokoh Tana Samawa tetap kompak
Ia mengatakan budaya Sumbawa dari dahulu mengedepankan bahwa "Adat barenti lako syara" dan "syara barenti lako kitabullah" (adat berpegang pada syariat dan syariat berpegang pada kitabullah).
"Inilah yg melahirkan tema Tana Samawa "Takit ko Nene', Kangila bowat lenge" atau takut kepada Allah, malu berbuat buruk," katanya.
Sementara itu, pemrakarsa SilatulFikri Din Syamsuddin mengatakan bahwa silatulfikri ini lahir dari gagasan besar bahwa masyarakat Sumbawa dan Indonesia pada umumnya harus siap menghadapi dinamika dan tantangan zaman.
"Warga harus bisa bangkit menciptakan perubahan dan kemajuan," katanya.
Segenap peserta menikmati keberadaan dua hari di Kampus Pesantren Modern Internasional Dea Malela yg terletak di perbukitan dengan pemandangan yg indah dan hawa yang sejuk terutama malam dan pagi hari. Pada malam kedua, Sabtu 23 September 2023, segenap peserta disajikan pementasan seni tradisi Sumbawa yg sangat kental dengan nilai-nilai keislaman.