Mataram (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan 10 ton beras cadangan pangan tahun 2023 sebagai langkah antisipasi bencana saat musim hujan dan cuaca ekstrem.
"Beras cadangan pangan tahun 2023, saat ini dalam tahap pengadaan sebanyak 10 ton," kata Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram Apriadi di Mataram, Senin.
Menurutnya, pengadaan beras cadangan pangan tahun 2023 memang terkesan terlambat karena adanya perubahan harga sehingga terjadi perubahan anggaran untuk pengadaan.
Saat pembahasan anggaran untuk pengadaan beras cadangan pangan, harga beras masih Rp9.450 per kilogram, namun setelah mau dibeli ternyata terjadi perubahan harga menjadi Rp10.900 per kilogram.
"Jadi kita harus melakukan penyesuaian lagi. Tapi kami targetkan bulan ini beras cadangan pangan untuk antisipasi bencana sudah siap," katanya.
Menurutnya, pemanfaatan beras cadangan pangan yang dianggarkan melalui APBD Kota Mataram ini berbeda dengan beras cadangan pangan pemerintah (CPP).
Beras CPP diberikan sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat dan jumlah sasaran telah ditetapkan pemerintah melalui data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) sebanyak 36.363 keluarga penerima manfaat (KPM).
"Untuk CPP ini, jumlah sasaran, jumlah beras yang diberikan, dan penyalurannya sudah ditentukan ," katanya.
Sementara beras cadangan pangan Pemerintah Kota Mataram, dikeluarkan sesuai dengan SK Wali Kota Mataram ketika ada masyarakat yang terdampak bencana baik bencana alam maupun non alam.
"Sasaran, volume beras yang dibagi berapa kali diberikan berbeda-beda sesuai kondisi calon penerima bantuan. Jadi tolong dibedakan antara CPP dan beras cadangan pangan dari Pemerintah Kota Mataram," katanya.
Ditambahkannya, penyediaan beras cadangan pangan untuk antisipasi bencana di Kota Mataram disiapkan, karena Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.
Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, konflik sosial, gelombang pantai, dan abrasi. Karenanya, ketika masuk angin barat dan cuaca ekstrem ratusan nelayan di Mataram tidak melaut.
"Beras cadangan pangan tahun 2023, saat ini dalam tahap pengadaan sebanyak 10 ton," kata Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram Apriadi di Mataram, Senin.
Menurutnya, pengadaan beras cadangan pangan tahun 2023 memang terkesan terlambat karena adanya perubahan harga sehingga terjadi perubahan anggaran untuk pengadaan.
Saat pembahasan anggaran untuk pengadaan beras cadangan pangan, harga beras masih Rp9.450 per kilogram, namun setelah mau dibeli ternyata terjadi perubahan harga menjadi Rp10.900 per kilogram.
"Jadi kita harus melakukan penyesuaian lagi. Tapi kami targetkan bulan ini beras cadangan pangan untuk antisipasi bencana sudah siap," katanya.
Menurutnya, pemanfaatan beras cadangan pangan yang dianggarkan melalui APBD Kota Mataram ini berbeda dengan beras cadangan pangan pemerintah (CPP).
Beras CPP diberikan sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat dan jumlah sasaran telah ditetapkan pemerintah melalui data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) sebanyak 36.363 keluarga penerima manfaat (KPM).
"Untuk CPP ini, jumlah sasaran, jumlah beras yang diberikan, dan penyalurannya sudah ditentukan ," katanya.
Sementara beras cadangan pangan Pemerintah Kota Mataram, dikeluarkan sesuai dengan SK Wali Kota Mataram ketika ada masyarakat yang terdampak bencana baik bencana alam maupun non alam.
"Sasaran, volume beras yang dibagi berapa kali diberikan berbeda-beda sesuai kondisi calon penerima bantuan. Jadi tolong dibedakan antara CPP dan beras cadangan pangan dari Pemerintah Kota Mataram," katanya.
Ditambahkannya, penyediaan beras cadangan pangan untuk antisipasi bencana di Kota Mataram disiapkan, karena Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.
Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, konflik sosial, gelombang pantai, dan abrasi. Karenanya, ketika masuk angin barat dan cuaca ekstrem ratusan nelayan di Mataram tidak melaut.