Mataram, NTB (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan realisasi produksi padi sampai September 2023 mencapai 16.000 ton gabah kering giling (GKG) dari target 25.000 ton pada tahun ini.
"Jika melihat realisasi tersebut, kami optimistis target 25.000 ton bisa tercapai karena sebelum akhir tahun akan masuk musim panen," kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan Kota Mataram Umar Ismail di Mataram, NTB, Selasa.
Menurutnya, target produksi padi 25.000 ton itu dengan luas baku sawah (LBS) pertanian Kota Mataram 1.381,84 hektare dan produksi rata-rata 6,5 ton per hektare.
Dia mengakui dengan keterbatasan lahan sawah akibat alih fungsi lahan menjadi tantangan utama untuk mencapai target produksi padi. Hal itulah yang juga menjadi salah satu pemicu produksi padi Mataram dalam dua tahun terakhir tidak mencapai target.
"Pada tahun 2021 realisasi kita 24.500 ton, sedangkan tahun 2022 realisasi produksi padi 24.663 ton dari target per tahun 25.000 ton," katanya.
Untuk mencapai target produksi padi tahun 2023, pihaknya mengoptimalkan berbagai program untuk peningkatan produksi melalui pengolahan lahan, perawatan, dan pengendalian hama.
Sebagai ibu kota provinsi, katanya, alih fungsi lahan memang sulit dihindari, sehingga perlu dilakukan inovasi melalui teknologi dengan mengoptimalkan lahan yang ada.
Selain itu, Distan Mataram telah mengusulkan bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) ke pemerintah pusat.
"Ketika Menteri Pertanian datang berkunjung pada 12 Agustus 2023, sejumlah kelompok tani di Kecamatan Selaparang dapat sejumlah bantuan untuk menghadapi El Nino," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kota Mataram Tri Utami mengatakan salah satu upaya peningkatan produksi padi di Mataram adalah program uji coba teknologi "konabijin" atau menanam padi dengan menggunakan serbuk besi ini diprediksi mampu meningkatkan produksi padi hingga 8-9 ton per hektare.
"Program uji coba itu merupakan kerja sama dengan salah satu pengusaha dari Jepang. Nama pelaksananya Tuan Isihara, dia yang turun langsung dan memberikan edukasi ke para penyuluh," katanya.
Untuk lokasi uji coba saat ini baru dilaksanakan di Kecamatan Ampenan dengan luas tanam demplot menggunakan serbuk besi sekitar 1,5 hektare.
Dari hasil evaluasi, padi yang ditanam dengan menggunakan serbuk besi memiliki pertumbuhan daun dan malai padi sangat bagus. Untuk produksi akan diketahui setelah panen apakah sesuai target 8-9 ton per hektare atau tidak.
"Jika teknologi serbuk besi ini berhasil maka teknologi itu akan ditularkan ke kelompok tani lainnya. Saat ini, untuk kecamatan lain, masih sosialisasi," katanya.
"Jika melihat realisasi tersebut, kami optimistis target 25.000 ton bisa tercapai karena sebelum akhir tahun akan masuk musim panen," kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan Kota Mataram Umar Ismail di Mataram, NTB, Selasa.
Menurutnya, target produksi padi 25.000 ton itu dengan luas baku sawah (LBS) pertanian Kota Mataram 1.381,84 hektare dan produksi rata-rata 6,5 ton per hektare.
Dia mengakui dengan keterbatasan lahan sawah akibat alih fungsi lahan menjadi tantangan utama untuk mencapai target produksi padi. Hal itulah yang juga menjadi salah satu pemicu produksi padi Mataram dalam dua tahun terakhir tidak mencapai target.
"Pada tahun 2021 realisasi kita 24.500 ton, sedangkan tahun 2022 realisasi produksi padi 24.663 ton dari target per tahun 25.000 ton," katanya.
Untuk mencapai target produksi padi tahun 2023, pihaknya mengoptimalkan berbagai program untuk peningkatan produksi melalui pengolahan lahan, perawatan, dan pengendalian hama.
Sebagai ibu kota provinsi, katanya, alih fungsi lahan memang sulit dihindari, sehingga perlu dilakukan inovasi melalui teknologi dengan mengoptimalkan lahan yang ada.
Selain itu, Distan Mataram telah mengusulkan bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) ke pemerintah pusat.
"Ketika Menteri Pertanian datang berkunjung pada 12 Agustus 2023, sejumlah kelompok tani di Kecamatan Selaparang dapat sejumlah bantuan untuk menghadapi El Nino," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kota Mataram Tri Utami mengatakan salah satu upaya peningkatan produksi padi di Mataram adalah program uji coba teknologi "konabijin" atau menanam padi dengan menggunakan serbuk besi ini diprediksi mampu meningkatkan produksi padi hingga 8-9 ton per hektare.
"Program uji coba itu merupakan kerja sama dengan salah satu pengusaha dari Jepang. Nama pelaksananya Tuan Isihara, dia yang turun langsung dan memberikan edukasi ke para penyuluh," katanya.
Untuk lokasi uji coba saat ini baru dilaksanakan di Kecamatan Ampenan dengan luas tanam demplot menggunakan serbuk besi sekitar 1,5 hektare.
Dari hasil evaluasi, padi yang ditanam dengan menggunakan serbuk besi memiliki pertumbuhan daun dan malai padi sangat bagus. Untuk produksi akan diketahui setelah panen apakah sesuai target 8-9 ton per hektare atau tidak.
"Jika teknologi serbuk besi ini berhasil maka teknologi itu akan ditularkan ke kelompok tani lainnya. Saat ini, untuk kecamatan lain, masih sosialisasi," katanya.