Dompu (ANTARA) - Bupati Dompu Bambang Firdaus menyoroti kendala penyerapan hasil tani di Corn Dryer Center (CDC) milik Bulog Desa Kampasi Meci, Kecamatan Manggelewa.
"Kunjungan ini, dilakukan menjelang panen raya padi dan jagung yang diperkirakan akan berlangsung setelah hari raya Idul Fitri 1446 Hijiriah," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu.
Ia mengatakan, pihaknya ingin memastikan bahwa Bulog sebagai mitra pemerintah dapat menyerap hasil panen petani secara optimal. Menurutnya, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi Bulog dalam menyerap hasil panen petani.
"Salah satu masalah utama adalah terbatasnya daya tampung dan mobilisasi dalam mengangkut hasil pertanian," jelas Papi Bambang.
Baca juga: Pemprov NTB mendukung revisi HPP jagung jadi Rp5.000
"Saat ini, tiga silo milik Bulog dengan kapasitas total 9.000 ton masih penuh, di mana baru 2.600 ton yang terjual, sementara 6.400 ton lainnya masih tersimpan," sambungnya.
Selain itu, lanjut politisi Gerindra ini, keterbatasan anggaran juga menjadi kendala serius. Saat ini, Bulog hanya memiliki Rp100 juta per hari untuk membeli gabah dan jagung dari petani, jumlah yang jauh dari kebutuhan ideal mengingat besarnya hasil panen di Dompu.
"Kondisi ini dimanfaatkan oleh tengkulak untuk membeli hasil panen dengan harga murah, sehingga petani yang kesulitan menjual gabah dan jagungnya terpaksa menjual dengan harga lebih rendah dari Harga Acuan Pemerintah (HAP)," ungkap Bupati.
Meski menghadapi kendala daya tampung, Bupati memastikan bahwa harga gabah tetap stabil karena Bulog bekerja sama dengan mitra yang mengikuti HAP. Saat ini, harga gabah ditetapkan Rp6.500 per kg, sementara jagung masih mengalami fluktuasi di pasar dengan harga sekitar Rp5.500 per kg.
"Kami meminta masyarakat untuk bersabar, karena setelah gudang Bulog kembali kosong, hasil panen akan segera diserap lagi dengan harga sesuai HAP," ujar Bupati.
Baca juga: Bulog memastikan pusat pengeringan jagung di Dompu segera beroperasi
Bupati menegaskan, bahwa pemerintah daerah bersama Satgas Pangan terus berupaya mencari solusi agar hasil panen petani tetap terjual dengan harga yang layak.
"Langkah yang sedang ditempuh termasuk mencari alternatif pasar, berkoordinasi dengan pemerintah pusat, serta mengupayakan tambahan anggaran untuk pembelian gabah dan jagung oleh Bulog," bebernya.
"Kami terus bekerja agar petani tidak mengalami kerugian. Kami juga berupaya mengatasi keterbatasan anggaran dan daya tampung Bulog sehingga hasil panen bisa terserap dengan maksimal," tambahnya.
Dengan upaya ini, diharapkan petani Dompu bisa tetap mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil panennya, sekaligus memastikan pasokan pangan tetap terjaga di tengah tantangan yang ada.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua DPRD, Sekda, Kadis Pertanian, Kadis Ketahanan Pangan, Kepala BPKAD, serta sejumlah pimpinan perangkat daerah.
Diketahui, dalam kunjungan ini Bupati dan rombongan melihat langsung proses kerja mesin pengering jagung dan padi, mulai dari penampungan hasil panen, pengeringan, hingga tahap akhir sebelum dijual ke pasar.
Baca juga: Perum Bulog NTB targetkan beli jagung petani 10.000 ton
Baca juga: Bulog NTB mengoperasikan pabrik pengolahan beras modern awal 2023