Mataram (ANTARA) - Lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat (NTB) menemukan metode baru untuk mendeteksi merkuri pada limbah cair dengan memanfaatkan kulit buah kepundung.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Yogi Dian Kusuma, Irhas Anugrahadi, Apriliya Ningsih, Riska Sukma Wardani, dan Dhity Rismawaty, yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE), dengan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023.

Riska, salah seorang tim PKM-RE Unram di Mataram, Senin, mengatakan kulit buah kepundung digunakan sebagai bioreduktor untuk sintesis nanopartikel perak. Inovasi ini mendukung konsep kimia hijau (green chemistry) yang dapat menekan penggunaan pelarut-pelarut kimia berbahaya.

"Pemanfaatan kulit buah kepundung masih sangat terbatas, padahal mengandung senyawa fitokimia yang dapat dimanfaatkan sebagai green synthesis nanopartikel perak," katanya.

Dia menjelaskan prinsip kerjanya berupa alat pendeteksi (detektor) dari kertas yang telah dideposisikan nanopartikel perak. Prinsip kerja detektor ini berdasarkan kolorimetri, yaitu perubahan warna yang kontras ketika adanya merkuri dalam sampel.

"Nanopartikel perak memiliki warna kuning kecoklatan yang akan berubah menjadi putih ketika bereaksi dengan merkuri. Semakin tinggi kadar merkuri, intensitas warna detektor semakin berkurang," tambahnya.

Riska menjelaskan ada kemudahan dari pemanfaatan inovasi tersebut, yakni terletak dari pemanfaatan gawai (HP) sebagai alat untuk menganalisis intensitas warna berdasarkan nilai RGB (redm green, blue), sehingga metode dengan lengkap dinamakan Kolorimetri Citra Digital (KCD).

Metode KCD, kata Riska, memiliki kelebihan dari sisi biaya, waktu uji, dan ramah lingkungan dibandingkan metode standar seperti ICP-MS, CV-AAS, dan metode kolorimetri konvensional yang menggunakan larutan dan spektrofotometer UV-Vis.

Ke depannya riset ini berpotensi dibuat dalam bentuk merkuri test kit yang dapat digunakan oleh masyarakat awam. "Jika dibandingkan dengan metode instrumen, hanya orang-orang yang memiliki keterampilan yang dapat menganalisis merkuri," tambahnya.

Murniati, dosen pendamping berharap hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan sensitivitas konsentrasi yang lebih rendah serta dapat dijadikan sebagai merkuri test kit  yang dapat diproduksi secara besar.
Baca juga: Ilmu Komunikasi Unram komitmen mengangkat isu lokal lewat film dokumenter
Baca juga: Mahasiswa Unram menciptakan inovasi cokelat sehat kurangi risiko diabetes

“Semoga riset ini bisa berguna untuk mendeteksi merkuri dengan cepat, sehingga membantu masyarakat mengantisipasi apabila terjadi keracunan merkuri pada air atau produk-produk tertentu yang mengandung merkuri,” katanya.

 

Pewarta : Riza Fahriza*Magang Unram
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024