Mataram (Antara NTB) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memasang sebanyak 1.898 lampu light emitting diode (LED) di seluruh ruas jalan negara, Pulau Lombok, dalam rangka memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengendara pada malam hari.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Barat (NTB) M. Husni di Mataram, Kamis, mengatakan bahwa pemasangan ribuan lampu LED tersebut sebagai implementasi dari perintah Gubernur NTB H. Muhammad Zainul Majdi.

Gubernur menginginkan jalan negara itu terang benderang sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sekaligus sebagai pendukung pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional, mulai 30 Juli hingga 6 Agustus 2016.

"Perintah gubernur tidak hanya menerangi jalan negara, tetapi juga jalan menuju destinasi wisata Mandalika Resort, Kuta, Kabupaten Lombok Tengah," katanya.

Ia menyebutkan sebanyak 1.265 lampu LED 120 watt sudah terpasang pada tahun 2015 dengan pagu anggaran dari APBD sebesar Rp10 miliar.

Lampu tersebut tersebar di ruas jalan negara di Kota Mataram sebanyak 270 unit, Kabupaten Lombok Barat 133 unit, Lombok Tengah 263 titik, dan Lombok Timur 599 titik.

Distamben NTB saat ini juga sedang menyelesaikan pemasangan 633 unit lampu LED yang tersebar di ruas jalan negara Kabupaten Lombok Barat sebanyak 369 unit dan Lombok Tengah 264 unit.

"Kami juga akan memasang sebanyak 500 unit lampu LED yang tersebar di lima kabupaten/kota di Pulau Sumbawa. Itu upaya kami untuk menuju nusa terang benderang," ucap Husni.

Pemasangan lampu LED di ruas jalan negara tersebut mendapat respons positif dari masyarakat, terutama para pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang beraktivitas hingga larut malam.

Inak Salmah, pedagang jagung bakar di Kecamatan Anjani, Kabupaten Lombok Timur, mengaku tidak lagi khawatir pulang ke rumah setelah berjualan hingga pukul 22.00 WITA karena jalan yang dilewati sudah terang benderang dengan cahaya lampu yang berjejer di sepanjang jalan.

"Lampu ini baru dipasang sekitar 2 bulan lalu, terang sekali. Saya sudah tidak takut lagi pulang berjalan kaki setelah jualan meskipun waktu menunjukkan pukul 23.00," tutur perempuan setengah baya yang sudah berjualan jagung bakar selama belasan tahun itu.

Sebelum ada lampu penerang jalan, kata dia, suasana jalan gelap. Kondisi itu sering dimanfaatkan oleh pasangan muda mudi untuk berduaan.

Namun, dengan adanya cahaya terang benderang, aktivitas semacam itu sudah tidak ada lagi. Bahkan, suasana menjadi lebih ramai sehingga memengaruhi minat orang membeli jagung bakar.

Hal senada juga diakui sejumlah santri dan santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (NW) Anjani yang setiap malam berjalan kaki melintasi pinggir jalan negara selepas mengikuti kegiatan keagamaan.

"Syukur sudah ada lampu penerang jalan. Insya Allah sudah nyaman, kami tidak khawatir berjalan kaki pada malam hari karena suasana terang," kata Rabiah yang diamini beberapa orang santriwati lainnya.

Respons positif juga diungkapkan Herman, pemilik toko telepon seluler di pinggir perempatan Mantang, Kabupaten Lombok Tengah. Dia mengaku bisa berjualan hingga 24 jam setelah ada empat lampu penerang jalan.

Lokasi tersebut sebelumnya gelap pada malam hari karena satu unit lampu yang terpasang tidak pernah menyala. Kondisi itu juga menjadi menimbulkan kerawanan kecelakaan lalu lintas dan tindak kriminal di jalan raya pada malam hari.

"Rawan kecelakaan dan rawan keamanan. Akan tetapi, setelah ada lampu penerang jalan, suasana relatif aman. Apalagi, ada empat lampu yang dipasang di setiap sudut perempatan jalan," katanya. (*)

Pewarta :
Editor : Awaludin
Copyright © ANTARA 2024