Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mendukung upaya pemajuan kebudayaan yang dilakukan oleh seluruh pihak melalui Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) yang akan berlangsung 27 Oktober 2023, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
AKI merupakan pemberian penghargaan bidang kebudayaan oleh pemerintah pusat, melalui KemendikbudristekRI kepada individu, komunitas atau kelompok, dan/atau lembaga yang dinilai berprestasi maupun berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan.
“Pelaku budaya itu adalah contoh keteladanan dalam pemajuan kebudayaan. Dengan semangat dan prinsip gigihnya mereka selalu berkreasi, berkarya, dan bekerja merawat kebudayaan bangsa demi masa depan Indonesia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Pemberian penghargaan kebudayaan yang telah dimulai sejak 2007 ini memiliki kategori-kategori tertentu bagi setiap penerima penghargaan dalam AKI seperti Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden yaitu Bintang Mahaputera, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Satyalancana Kebudayaan.
Selain itu, ada juga penghargaan Kebudayaan dari Menteri Dikbudristek untuk kategori Pelestari, Pelopor dan Pembaru, Anak/Remaja, Maestro Seni Tradisi, Lembaga dan Perorangan Asing, Masyarakat Adat, Pemerintah Daerah, serta Media. Hilmar mengatakan pelaku budaya memiliki nilai strategis penting karena dengan peran maupun eksistensi mereka maka warisan budaya sejak dulu sampai saat ini masih terus bertahan dan terjaga.
Menurut Himar, kepedulian pelaku budaya akan berpengaruh pada hidupnya ekosistem kebudayaan Indonesia sehingga mendorong masyarakat lainnya untuk bergerak yang sama. Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan menambahkan, penyelenggaraan AKI adalah salah satu realisasi mendorong semua pihak untuk bersama memajukan kebudayaan Indonesia dengan segala keragamannya.
Baca juga: Young entrepreneurs nation's economic growth pillars
Baca juga: Sandiaga sebut AKI 2022 solusi permasalahan UMKM di Indonesia
Restu menjelaskan dalam nilai-nilai kebudayaan diperlukan pengembangan atau inovasi secara maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. “Terdapat sisi religi, norma, adat, seni, dalam nilai kebudayaan yang kerap dijadikan rujukan masyarakat yang tertanam kuat dalam interaksi sehari-harinya. Itu perlu dikembangkan dan dilestarikan,” kata Restu.
AKI merupakan pemberian penghargaan bidang kebudayaan oleh pemerintah pusat, melalui KemendikbudristekRI kepada individu, komunitas atau kelompok, dan/atau lembaga yang dinilai berprestasi maupun berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan.
“Pelaku budaya itu adalah contoh keteladanan dalam pemajuan kebudayaan. Dengan semangat dan prinsip gigihnya mereka selalu berkreasi, berkarya, dan bekerja merawat kebudayaan bangsa demi masa depan Indonesia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Pemberian penghargaan kebudayaan yang telah dimulai sejak 2007 ini memiliki kategori-kategori tertentu bagi setiap penerima penghargaan dalam AKI seperti Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden yaitu Bintang Mahaputera, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Satyalancana Kebudayaan.
Selain itu, ada juga penghargaan Kebudayaan dari Menteri Dikbudristek untuk kategori Pelestari, Pelopor dan Pembaru, Anak/Remaja, Maestro Seni Tradisi, Lembaga dan Perorangan Asing, Masyarakat Adat, Pemerintah Daerah, serta Media. Hilmar mengatakan pelaku budaya memiliki nilai strategis penting karena dengan peran maupun eksistensi mereka maka warisan budaya sejak dulu sampai saat ini masih terus bertahan dan terjaga.
Menurut Himar, kepedulian pelaku budaya akan berpengaruh pada hidupnya ekosistem kebudayaan Indonesia sehingga mendorong masyarakat lainnya untuk bergerak yang sama. Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan menambahkan, penyelenggaraan AKI adalah salah satu realisasi mendorong semua pihak untuk bersama memajukan kebudayaan Indonesia dengan segala keragamannya.
Baca juga: Young entrepreneurs nation's economic growth pillars
Baca juga: Sandiaga sebut AKI 2022 solusi permasalahan UMKM di Indonesia
Restu menjelaskan dalam nilai-nilai kebudayaan diperlukan pengembangan atau inovasi secara maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. “Terdapat sisi religi, norma, adat, seni, dalam nilai kebudayaan yang kerap dijadikan rujukan masyarakat yang tertanam kuat dalam interaksi sehari-harinya. Itu perlu dikembangkan dan dilestarikan,” kata Restu.