Banjarbaru, Kalimantan Selatan (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) gabungan memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang merambah hutan pohon galam di Jalan Gubernur Sarkawi Kilometer 17 yang merupakan akses utama menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarbaru.
 

Satuan Tugas Karhutla Kalimantan Selatan terdiri dari Dinas Sosial, Manggala Agni, BPBD Kalsel, Relawan Damkar dan TNI-Polri, berjibaku memadamkan sebaran titik api yang bermunculan di kawasan jalan alternatif Banjarbaru-Barito Kuala tersebut.

Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinas Sosial Kalimantan Selatan, Achmad di Banjarbaru, Minggu, menyampaikan Satgas Karhutla yang berjaga di Kawasan Guntung Damar digeser secara bertahap untuk memperkuat dan optimalisasi pemadaman di Jalan Gubernur Sarkawi.

“Kita perkuat nampaknya, kalau di Guntung Damar sudah ada penurunan, sisa pembasahan bahkan juga ada hujan, sedangkan di sini belum ada hujan tapi kebakaran semakin meluas di sini, oleh karena itu kita memperkuat di daerah Gunung Gubernur Sarkawi," kata Achmadi.

Lebih lanjut, Achmadi menambahkan pasukan gabungan memadamkan titik api dengan menghabiskan 70 ribu liter air yang dipasok menggunakan truk tangki, namun belum mampu mengatasi titik api yang bermunculan di kawasan tersebut sejak pagi hingga menjelang malam.

“Karena lahan gambutnya yang begitu tebal, dan menggunakan air yang begitu banyak sampai saat ini masih belum bisa kita atasi, hanya di lahan satu hektare saja,” tutur Achmadi.

Sementara itu, Anggota Manggala Agni Fitrio Ginanjar, mengaku bersama rekan dan jajaran satgas lainnya telah dua pekan berada di lokasi kebakaran lahan kawasan Jalan Gubernur Sarkawi.

Fitrio mengungkapkan petugas terkendala pasokan air yang minim untuk proses pemadaman, sedangkan ketebalan lahan gambut diperkirakan mencapai satu meter, sehingga membutuhkan air yang banyak.

Fitrio menyebutkan satu unit truk tangki air berisi 5.000 liter hanya mampu membasahi lahan seluas 10 meter. “Satu tangki itu bisa membasahi 10 meter, kurang lebihnya seperti itu," ucap Fitrio.

Petugas juga menghadapi berbagai rintangan, seperti menghirup asap yang sangat mengganggu kesehatan, pohon tumbang, lubang berapi dan bahkan keberadaan satwa liar yang menjadi kewaspadaan bagi petugas di lapangan.

“Untuk personel nafas kurang normal, kurang sehat sambil menghirup asap itu, ada juga bahaya bahaya pohon tumbang, lubang yang dimakan api yang belum kita ketahui kita terperosok di situ, kalau malam sangat berbahaya seperti hewan buas atau ular,” ungkap Fitrio.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) melalui aplikasi Sipongi, luas hutan dan lahan yang terbakar di Kalsel mencapai 138.865 hektare hingga 15 Oktober 2023.

Baca juga: Upaya mengatasi karhutla dan kabut asap di Sumsel
Baca juga: Kebakaran lahan di Cilacap cepat tertangani tim gabungan
 

Hal tersebut menunjukkan peningkatan drastis dibandingkan data yang disampaikan Wakil Menteri LHK Alue Dohong yang mencapai 24.000 hektare saat kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan pada awal Oktober 2023.
 

 


Pewarta : Taufik Ridwan/Latif Thohir
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024