Palembang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel memperkirakan musim hujan di wilayah itu dimulai pada bulan November 2023.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel Wandayantolis di Palembang, Minggu, mengatakan, prakiraan hujan itu berdasarkan pemodelan dan instrumen yang digunakan oleh BMKG dan terlihat ada peningkatan potensi awan yang berpotensi hujan pada November 2023. Tetapi pada akhir transisi membuat potensi awan dan hujan akan cukup banyak di wilayah Sumsel, sehingga karhutla akan selesai.
"Akan menjadi salah satu instrumen berakhirnya episode asap di Sumsel. Itu (hujan) akan bertahan sampai dengan Februari 2024, tapi dari segi pola musim di Sumsel itu secara umum sebenarnya Oktober sudah musim hujan. Karena adanya El Nino, curah hujan ini mundur 10 sampai 30 hari dari biasanya, sehingga baru akan mulai terlihat adanya hujan secara sporadis di beberapa wilayah Sumsel pada akhir Oktober," katanya.
Ia mengatakan, di bawah tanggal 20 bulan Oktober 2023, potensi hujan di Sumsel kecil. Hal itu, karena pertumbuhan awan sangat kecil dengan adanya teknik modifikasi cuaca (TMC) bibit hujan dapat meluas.
"Kalau untuk sekarang seluruh wilayah Sumsel sangat kecil pertumbuhan awan yang muncul di Palembang dan sekitarnya, tetapi pada akhir Oktober pertumbuhan awan meluas dari utara, pindah ke bagian selatan di sisi barat, kemudian bagian timur konsentrasi terbesar di bagian utara dan barat tapi kita berharap terjangkau di wilayah timur OKI," ujarnya.
Baca juga: Info BMKG ingatkan beberapa daerah soal potensi hujan lebat
Baca juga: Info BMKG prakirakan cuaca Jakarta cerah berawan pada Jumat pagi
Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi Pemprov Sumsel karena mampu menekan jumlah pertumbuhan titik panas (hotspot). "Ini artinya analisis dari kami bahwa penanganan yang dilakukan sejak awal tahun oleh kepala daerah dan jajaran di Pemprov Sumsel cukup berhasil menekan hotspot," kata Wadayantolis.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel Wandayantolis di Palembang, Minggu, mengatakan, prakiraan hujan itu berdasarkan pemodelan dan instrumen yang digunakan oleh BMKG dan terlihat ada peningkatan potensi awan yang berpotensi hujan pada November 2023. Tetapi pada akhir transisi membuat potensi awan dan hujan akan cukup banyak di wilayah Sumsel, sehingga karhutla akan selesai.
"Akan menjadi salah satu instrumen berakhirnya episode asap di Sumsel. Itu (hujan) akan bertahan sampai dengan Februari 2024, tapi dari segi pola musim di Sumsel itu secara umum sebenarnya Oktober sudah musim hujan. Karena adanya El Nino, curah hujan ini mundur 10 sampai 30 hari dari biasanya, sehingga baru akan mulai terlihat adanya hujan secara sporadis di beberapa wilayah Sumsel pada akhir Oktober," katanya.
Ia mengatakan, di bawah tanggal 20 bulan Oktober 2023, potensi hujan di Sumsel kecil. Hal itu, karena pertumbuhan awan sangat kecil dengan adanya teknik modifikasi cuaca (TMC) bibit hujan dapat meluas.
"Kalau untuk sekarang seluruh wilayah Sumsel sangat kecil pertumbuhan awan yang muncul di Palembang dan sekitarnya, tetapi pada akhir Oktober pertumbuhan awan meluas dari utara, pindah ke bagian selatan di sisi barat, kemudian bagian timur konsentrasi terbesar di bagian utara dan barat tapi kita berharap terjangkau di wilayah timur OKI," ujarnya.
Baca juga: Info BMKG ingatkan beberapa daerah soal potensi hujan lebat
Baca juga: Info BMKG prakirakan cuaca Jakarta cerah berawan pada Jumat pagi
Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi Pemprov Sumsel karena mampu menekan jumlah pertumbuhan titik panas (hotspot). "Ini artinya analisis dari kami bahwa penanganan yang dilakukan sejak awal tahun oleh kepala daerah dan jajaran di Pemprov Sumsel cukup berhasil menekan hotspot," kata Wadayantolis.