Jakarta (ANTARA) - Lelaki itu seketika mengangkat tangan kanannya ketika sesi tanya jawab diskusi bertema "Jurus Investor Mendapat Cuan di Tahun Politik" dalam rangkaian acara Capital Market Summit & Expo 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, yang digelar beberapa hari terakhir.

Salah seorang peserta, Irfan, menjadi penanya pertama setelah dua analis memaparkan materi dalam diskusi yang diwarnai antusiasme puluhan anak muda yang berinvestasi saham di pasar modal.

Isi pertanyaan itu seputar apa acuan atau pedoman bagi investor saham terutama pemula agar bisa mendapatkan cuan saat berinvestasi, terutama di tengah momentum pemilihan umum pada 2024. Pertanyaan itu seolah mewakili isi kepala sebagian peserta diskusi, terutama yang akan atau baru berkecimpung di pasar modal.

Berinvestasi saham menjadi salah satu jenis investasi yang digemari banyak orang, terutama kaum muda. Namun, investasi saham tidak bisa dijalani dengan prinsip coba-coba, tanpa adanya persiapan dan perhitungan yang matang karena akan berujung kerugian. Harus ada jurusnya.

Ibarat pertandingan pencak silat, setiap pesilat harus membekali diri dengan jurus yang jitu untuk menaklukkan lawan. Ada kuda-kuda, kecepatan, kegesitan, dan kekuatan. Elemen-elemen itu mesti diterjemahkan secara tepat ketika berinvestasi di pasar modal dalam berbagai momentum, termasuk pada tahun politik.

Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hihkmat mengutarakan Pemilu 2024 di Indonesia menjadi momentum penting bagi investor pasar modal di Tanah Air.

Bagi investor yang sudah khatam, hal yang tebersit untuk berinvestasi saat pemilu adalah menanamkan modal untuk saham telco yang selalu naik saat pemilu kemudian langsung turun setelah pemilu. Meski demikian, perlu perhitungan jitu untuk investasi saham bagi perusahaan yang menyediakan layanan komunikasi telepon dan data itu.

"Perhitungkan sebelum masuk bakal cuan (uang), ketika target cuan tercapai jangan baperan, segera ambil untung," ujar Budi Hikmat berkiat.

Pria yang sudah berinvestasi di pasar modal selama lebih dari 25 tahun itu menegaskan, hal yang penting dalam berinvestasi adalah bukan kapan waktu untuk masuk berinvestasi, melainkan kapan keluar sambil mengantongi keuntungan. Selain itu, momentum berinvestasi yang penting juga adalah setelah pelaksanaan pemilu. Investor perlu memahami kualitas pemerintahan baru sebagai bagian dari strategi investasi.


Panduan ELVIS

Kebanyakan investor saham pemula yang tidak membekali diri pemahaman akan proses berinvestasi yang benar, hanya berujung pada kerugian. Alhasil, investor pemula tidak berperan layaknya investor yang bisa meraup keuntungan, tetapi sebagai donatur karena membeli saham dengan harga tinggi kemudian menjualnya dengan harga rendah. Oleh sebab itu, untuk memulai investasi saham, investor perlu memahami panduan ELVIS alias (earning, liquidity, valuation, unterest, sentiment).

Investor harus memahami laba (earning) sebuah perusahaan yang menjadi sasaran investasi. Artinya, jangan membeli saham perusahaan yang tidak ada labanya. Selanjutnya, investor harus memperhatikan likuiditas (liquidity) terutama likuiditas asing yang masuk ke Indonesia yang kondisi produk domestik brutonya sekitar 40 persen atau masih lebih rendah dari sejumlah negara tentang seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura

Investor saham juga perlu mempertimbangkan valuasi (valuation) saham perusahaan. Jika terjadi overvalued atau harga saham berada di atas harga intrinsik atau wajar, maka perlu dipertimbangkan untuk tidak melakukan pembelian saham.

Kemudian, investor harus memperhatikan perihal suku bunga (interest), terutama yang berkaitan dengan fase kondisi ekonomi kepanasan atau overheat, resesi, serta sentimen yang mencerminkan apakah Indonesia disukai atau tidak oleh perusahaan atau investor asing.

Budi Hikmat menyatakan panduan tersebut merupakan hal yang dinamis, bisa berubah dari ELVIS menjadi LEVIS, SLIVE, atau pun SELVI    karena tergantung dari aspek siapa yang paling berpengaruh.

"Kalau ELVIS dan LEVIS maka wajib beli saham, karena dalam praktik kita harus investasi di good company dan good stocks. Good company dulu punya fundamental, good stocks artinya masih bisa upside," katanya.

Dengan menerapkan panduan tersebut, investor saham termasuk pemula dapat menaruh harapan besar mendapatkan keuntungan ketika berinvestasi di berbagai momentum, termasuk di tahun politik.


Peluang untung

Momentum tahun politik pada 2024 menghadirkan peluang tersendiri di pasar modal. Sejumlah instrumen bisa menjadi sasaran tembak bagi investor untuk menanamkan modal. Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menyebutkan sedikitnya tiga instrumen investasi berpeluang untung antara lain obligasi yang diterbitkan pemerintah (pusat) untuk kepentingan pemerintah (government bonds), saham dengan nilai harga pasar lebih tinggi dari nilai perusahaan (growth stocks), dan emas (gold).

Analis pasar modal meyakini ketiga elemen aset jangka panjang (long duration assets) itu dapat memberikan profit ketika The Fed berhenti menaikkan suku bunga pada 2024, dengan asumsi ekspektasi terkait imbal hasil obligasi mulai turun.

Peluang investasi yang menguntungkan itu didukung dengan sejumlah asumsi atau perkiraan seperti produk domestik bruto (PDB) yang akan tumbuh dari 5 persen menjadi 5,2 persen tahun depan.

Selain itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate juga diperkirakan bisa turun sebesar 50 bisnis poin mulai Mei 2024, dari suku bunga acuan BI saat ini yang berada di level 6 persen.

Meskipun peluang benefit terbuka pada momentum tahun politik, berbagai aspek tetap perlu tetap dipertimbangkan saat berinvestasi seperti suku bunga, inflasi, dan lainnya.
 Adrian Joezer menambahkan investasi saham bukanlah game of sentiment melainkan game of logic and strategic sehingga perlu diperhitungkan secara baik tujuan berinvestasi dan berapa lama harus bertahan di dalamnya.

Baca juga: Provinsi Banten masuk lima besar daerah favorit investasi
Baca juga: PLN Grup bawa komitmen investasi kelistrikan dan beyond kWh dari Indonesia-China Business Forum

"Jadi jangan hanya mengandalkan mendengarkan rumor dan sebagainya di media sosial, influencer, dan sebagainya," katanya.

Kemampuan menganalisis laporan keuangan, prospek industri, hingga mengaitkan faktor global seyogyanya menjadi modal penting bagi setiap investor pemula agar bisa menentukan pilihan yang menguntungkan saat berinvestasi.











 

 

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024