Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) menjadi yang terdepan dalam akselerasi penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) bagi operasional perusahaan di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat "Launching Program Menuju 100 persen Kendaraan Listrik Operasional PLN" di kantor Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Minggu (29/10).
"Jadi hari ini adalah peristiwa penting, kita mencanangkan bahwa PLN menuju 100 persen kendaraan listrik operasionalnya. Artinya apa, saat ini kita mengoperasikan lebih dari 7 ribu motor dan juga lebih dari 2.500 mobil dan ke depan di akhir tahun 2024 kita sudah mencanangkan bahwa 100 persen akan menggunakan motor listrik," katanya.
Darmawan mengatakan langkah ini dalam mendukung Instruksi Presiden RI No 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Kami ingin menunjukkan bahwa PLN the leader, memimpin akselerasi penggunaan kendaraan listrik begitu juga menyediakan infrastruktur pendukung EV yang terbaik di Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, transformasi ke kendaraan listrik berkontribusi besar dalam upaya mendukung transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Sebab, kata Darmawan, 1 liter kendaraan bahan bakar minyak (BBM) menghasilkan emisi karbon sebesar 2.4 Kilogram (Kg) CO2e. Secara ekuivalen 1 liter BBM sama dengan 1.5 Kwh. Jika dibandingkan dengan listrik, maka emisinya hanya mencapai 1.3 Kg CO2e.
"Dengan kita beralih menggunakan kendaraan listrik saat ini maka secara otomatis telah membantu menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) hampir 50 persen," ucapnya.
Selain mengurangi GRK, transisi ke kendaraan listrik juga sejalan dengan upaya kemandirian energi secara nasional. Saat ini, BBM sebagian besar diperoleh dengan cara mengimpor. Berbeda dengan energi listrik yang 100 persen diperoleh dan dikelola secara mandiri.
"Jadi transisi ke kendaraan listrik mengubah dari energi yang tadinya impor menjadi energi yang berbasis pada domestik dan mengubah energi kotor menjadi energi bersih," kata Darmawan.
Setelah melakukan sesi launching, Darmawan bersama direksi holding dan subholding serta para insan PLN melakukan touring 'Pakai Molis' dari Kota Jakarta menuju Kota Bandung. Dalam jarak tempuh sejauh sekitar 165 kilometer (km) ini dengan menggunakan kendaraan listrik yang berkolaborasi dengan berbagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia.
PLN pertegas empat poin jaminan bagi masyarkat sekitar kawasan pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6. PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) telah melangsungkan Free Prior Informed Consent (FPIC) atau persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan (Padiatapa) di Gendang Gonggor, Desa Wewo, Satar Mese, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu, 30 September 2023.
Sosialisasi ini dimaksudkan agar masyarakat sekitar kawasan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok, terutama masyarakat adat di Gendang Gonggor, dapat memeroleh informasi secara lengkap dan transparan terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut, mulai dari manfaat sampai risikonya.
Melalui kegiatan ini, Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusra 2, R. Harnandi Adhityo, menegaskan, berdasarkan Undang-Undang Geothermal No.21/2014, geothermal terpisah dari aktivitas-aktivitas pertambangan lainnya, sebab hanya memberikan dampak kecil pada lingkungan.
"Pada Migas, yang diambil adalah minyak dan gas. Kedua bahan ini sangat rawan akan ancaman bahaya karena tergolong sedikit lebih sulit penanganannya. Sementara, pada geothermal, yang diambil hanya uap panas yang dihasilkan bumi. Kalaupun ada air, yang sangat dibutuhkan dalam geothermal tetap akan dikembalikan ke dalam perut bumi," kata R. Harnandi Adhityo.
Pada kesempatan ini, PT PLN (Persero) menyerahkan dokumen komitmen atau surat Jaminan Pihak PLN bagi warga Poco Leok atau masyarakat sekitar PLTP Ulumbu yang telah ditandatangani Manager UPP Nusra 2, R. Harnandi Adhityo, dan diterima langsung oleh Tua Gendang Gonggor, Gabriel Nganggur.
Dalam dokumen tersebut, terdapat empat poin yang menjadi jaminan PT PLN (Persero) kepada masyarakat sekitar wilayah pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6, yakni menjamin bahwa bertempat tinggal, bercocok tanam, dan beraktivitas dekat lokasi wellpad atau lokasi pengembangan "Aman dan Tidak Berbahaya" bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat sepanjang tidak memasuki area atau wilayah kerja tertentu.
PT PLN (Persero) juga akan selalu mematuhi dan menerapkan perundang-undangan, peraturan dan standar keselamatan yang berlaku pada sektor panas bumi, serta melaksanakan upaya-upaya mitigasi dampak negatif proyek sesuai persyaratan UKL-UPL dan persyaratan dokumen Environmental Social Management Plan (ESMP) yang merupakan standar Nasional dan Internasional.
Selanjutnya, PT PLN (Persero) akan bertanggung jawab secara penuh apabila di kemudian hari terjadi dampak buruk terhadap keselamatan dan/atau kesehatan sesuai hasil penelitian yang berwenang disebabkan oleh keberadaan instalasi, proses konstruksi, dan operasional karena kelalaian dan kesalahan PT PLN (Persero).
Terakhir, PT PLN (Persero) juga bertanggung jawab penuh apabila terjadi kecelakan akibat rancangan bangunan yang mengakibatkan kerugian pada masyarakat.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan kegiatan FPIC/PADIATAPA ini digelar sebagai bentuk tanggung jawab PLN dalam melibatkan masyarakat dalam penggarapan proyek infrastruktur kelistrikan ini.
"PLN UIP Nusra hadir di tengah-tengah masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarkat akan informasi terkait proyek pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Loek, sehingga masyarakat dapat lebih memahami urgensi dari PSN ini," ucap GM PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan.
Pada kesempatan yang sama, warga Gendang Gonggor juga menyampaikan beberapa catatan kepada pihak PT PLN (Persero) UIP Nusra terkait pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok.
Baca juga: PLN hadirkan Mini Scada Mobile di GBT Surabaya
Baca juga: PLN NTB nyalakan listrik warga Desa Labuhan Aji di Pulau Moyo selama 24 jam
Catatan tersebut membahas terkait ganti untung lahan, kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal, beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya, serta pengecekan kesehatan secara berkala bagi masyarakat sekitar wilayah pengembangan geothermal.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat "Launching Program Menuju 100 persen Kendaraan Listrik Operasional PLN" di kantor Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Minggu (29/10).
"Jadi hari ini adalah peristiwa penting, kita mencanangkan bahwa PLN menuju 100 persen kendaraan listrik operasionalnya. Artinya apa, saat ini kita mengoperasikan lebih dari 7 ribu motor dan juga lebih dari 2.500 mobil dan ke depan di akhir tahun 2024 kita sudah mencanangkan bahwa 100 persen akan menggunakan motor listrik," katanya.
Darmawan mengatakan langkah ini dalam mendukung Instruksi Presiden RI No 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Kami ingin menunjukkan bahwa PLN the leader, memimpin akselerasi penggunaan kendaraan listrik begitu juga menyediakan infrastruktur pendukung EV yang terbaik di Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, transformasi ke kendaraan listrik berkontribusi besar dalam upaya mendukung transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Sebab, kata Darmawan, 1 liter kendaraan bahan bakar minyak (BBM) menghasilkan emisi karbon sebesar 2.4 Kilogram (Kg) CO2e. Secara ekuivalen 1 liter BBM sama dengan 1.5 Kwh. Jika dibandingkan dengan listrik, maka emisinya hanya mencapai 1.3 Kg CO2e.
"Dengan kita beralih menggunakan kendaraan listrik saat ini maka secara otomatis telah membantu menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) hampir 50 persen," ucapnya.
Selain mengurangi GRK, transisi ke kendaraan listrik juga sejalan dengan upaya kemandirian energi secara nasional. Saat ini, BBM sebagian besar diperoleh dengan cara mengimpor. Berbeda dengan energi listrik yang 100 persen diperoleh dan dikelola secara mandiri.
"Jadi transisi ke kendaraan listrik mengubah dari energi yang tadinya impor menjadi energi yang berbasis pada domestik dan mengubah energi kotor menjadi energi bersih," kata Darmawan.
Setelah melakukan sesi launching, Darmawan bersama direksi holding dan subholding serta para insan PLN melakukan touring 'Pakai Molis' dari Kota Jakarta menuju Kota Bandung. Dalam jarak tempuh sejauh sekitar 165 kilometer (km) ini dengan menggunakan kendaraan listrik yang berkolaborasi dengan berbagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia.
PLN pertegas empat poin jaminan bagi masyarkat sekitar kawasan pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6. PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) telah melangsungkan Free Prior Informed Consent (FPIC) atau persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan (Padiatapa) di Gendang Gonggor, Desa Wewo, Satar Mese, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu, 30 September 2023.
Sosialisasi ini dimaksudkan agar masyarakat sekitar kawasan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok, terutama masyarakat adat di Gendang Gonggor, dapat memeroleh informasi secara lengkap dan transparan terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut, mulai dari manfaat sampai risikonya.
Melalui kegiatan ini, Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusra 2, R. Harnandi Adhityo, menegaskan, berdasarkan Undang-Undang Geothermal No.21/2014, geothermal terpisah dari aktivitas-aktivitas pertambangan lainnya, sebab hanya memberikan dampak kecil pada lingkungan.
"Pada Migas, yang diambil adalah minyak dan gas. Kedua bahan ini sangat rawan akan ancaman bahaya karena tergolong sedikit lebih sulit penanganannya. Sementara, pada geothermal, yang diambil hanya uap panas yang dihasilkan bumi. Kalaupun ada air, yang sangat dibutuhkan dalam geothermal tetap akan dikembalikan ke dalam perut bumi," kata R. Harnandi Adhityo.
Pada kesempatan ini, PT PLN (Persero) menyerahkan dokumen komitmen atau surat Jaminan Pihak PLN bagi warga Poco Leok atau masyarakat sekitar PLTP Ulumbu yang telah ditandatangani Manager UPP Nusra 2, R. Harnandi Adhityo, dan diterima langsung oleh Tua Gendang Gonggor, Gabriel Nganggur.
Dalam dokumen tersebut, terdapat empat poin yang menjadi jaminan PT PLN (Persero) kepada masyarakat sekitar wilayah pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6, yakni menjamin bahwa bertempat tinggal, bercocok tanam, dan beraktivitas dekat lokasi wellpad atau lokasi pengembangan "Aman dan Tidak Berbahaya" bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat sepanjang tidak memasuki area atau wilayah kerja tertentu.
PT PLN (Persero) juga akan selalu mematuhi dan menerapkan perundang-undangan, peraturan dan standar keselamatan yang berlaku pada sektor panas bumi, serta melaksanakan upaya-upaya mitigasi dampak negatif proyek sesuai persyaratan UKL-UPL dan persyaratan dokumen Environmental Social Management Plan (ESMP) yang merupakan standar Nasional dan Internasional.
Selanjutnya, PT PLN (Persero) akan bertanggung jawab secara penuh apabila di kemudian hari terjadi dampak buruk terhadap keselamatan dan/atau kesehatan sesuai hasil penelitian yang berwenang disebabkan oleh keberadaan instalasi, proses konstruksi, dan operasional karena kelalaian dan kesalahan PT PLN (Persero).
Terakhir, PT PLN (Persero) juga bertanggung jawab penuh apabila terjadi kecelakan akibat rancangan bangunan yang mengakibatkan kerugian pada masyarakat.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, mengatakan kegiatan FPIC/PADIATAPA ini digelar sebagai bentuk tanggung jawab PLN dalam melibatkan masyarakat dalam penggarapan proyek infrastruktur kelistrikan ini.
"PLN UIP Nusra hadir di tengah-tengah masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarkat akan informasi terkait proyek pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Loek, sehingga masyarakat dapat lebih memahami urgensi dari PSN ini," ucap GM PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan.
Pada kesempatan yang sama, warga Gendang Gonggor juga menyampaikan beberapa catatan kepada pihak PT PLN (Persero) UIP Nusra terkait pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok.
Baca juga: PLN hadirkan Mini Scada Mobile di GBT Surabaya
Baca juga: PLN NTB nyalakan listrik warga Desa Labuhan Aji di Pulau Moyo selama 24 jam
Catatan tersebut membahas terkait ganti untung lahan, kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal, beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya, serta pengecekan kesehatan secara berkala bagi masyarakat sekitar wilayah pengembangan geothermal.