Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan kegiatan pasar rakyat sebagai upaya untuk stabilisasi harga berbagai kebutuhan pokok di kota ini.
"InsyaAllah, pekan depan pasar rakyat kita mulai di enam kecamatan se-Kota Mataram agar tidak tumpang tindih dengan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang sedang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Selasa.
Kegiatan pasar rakyat ini digagas karena melihat perkembangan harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian di pasar tradisional mengalami kenaikan harga.
Seperti harga beras premium Rp15.000-Rp16.000 per kilogram atau di atas HET Rp13.900 per kilogram, ayam broiler Rp40.000 per kilogram, cabai rawit Rp60.000-Rp65.000 per kilogram dan komoditas pertanian lainnya.
Dikatakan, dalam kegiatan pasar rakyat tersebut pihaknya akan melibatkan sekitar 35-40 distributor kebutuhan pokok termasuk retail modern.
Pelaku usaha retail modern akan diminta membawa beras jenis premium dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET), sehingga masyarakat bisa membuktikan bahwa masih ada beras premium yang dijual sesuai HET.
"Harga beras premium di pasar yang mencapai Rp15.000-Rp16.000 per kilogram adalah beras lokal, namun masih banyak beras premium merek luar yang harganya sesuai HET," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yang memiliki petani binaan dari seluruh wilayah di NTB. Baik itu untuk cabai, bawang, dan hortikultura lainnya.
"Dengan demikian harga cabai dan hortikultura lainnya bisa dijual murah," katanya.
Dia berharap kegiatan pasar rakyat yang akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga di bawah harga pasar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Selain BI, kita juga akan gandeng Dinas Pertanian untuk menggelar pasar tani agar dapat menyediakan komoditas pertanian lain dengan harga murah," katanya menambahkan.
"InsyaAllah, pekan depan pasar rakyat kita mulai di enam kecamatan se-Kota Mataram agar tidak tumpang tindih dengan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang sedang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Selasa.
Kegiatan pasar rakyat ini digagas karena melihat perkembangan harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian di pasar tradisional mengalami kenaikan harga.
Seperti harga beras premium Rp15.000-Rp16.000 per kilogram atau di atas HET Rp13.900 per kilogram, ayam broiler Rp40.000 per kilogram, cabai rawit Rp60.000-Rp65.000 per kilogram dan komoditas pertanian lainnya.
Dikatakan, dalam kegiatan pasar rakyat tersebut pihaknya akan melibatkan sekitar 35-40 distributor kebutuhan pokok termasuk retail modern.
Pelaku usaha retail modern akan diminta membawa beras jenis premium dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET), sehingga masyarakat bisa membuktikan bahwa masih ada beras premium yang dijual sesuai HET.
"Harga beras premium di pasar yang mencapai Rp15.000-Rp16.000 per kilogram adalah beras lokal, namun masih banyak beras premium merek luar yang harganya sesuai HET," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yang memiliki petani binaan dari seluruh wilayah di NTB. Baik itu untuk cabai, bawang, dan hortikultura lainnya.
"Dengan demikian harga cabai dan hortikultura lainnya bisa dijual murah," katanya.
Dia berharap kegiatan pasar rakyat yang akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga di bawah harga pasar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Selain BI, kita juga akan gandeng Dinas Pertanian untuk menggelar pasar tani agar dapat menyediakan komoditas pertanian lain dengan harga murah," katanya menambahkan.