Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura mempromosikan perfilman Indonesia melalui acara webinar Go Global Initiative bertema "Life Stories through an Award Winning Film Director's Lenses", guna memperkuat hubungan budaya kedua negara.
"Indonesia mungkin belum bisa seperti industri film Korea, tapi dengan sejarah panjangnya, sinema Indonesia akan menjadi salah satu yang diperhitungkan di tingkat dunia,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura IGAK Satrya Wibawa melalui dalam webinar pada Rabu (11/1), sebagaimana rilis pers yang juga diterima di Jakarta, Rabu.
Igak mengatakan program yang digelar bekerja sama dengan School of Interdisciplinary Studies – Ngee Ann Polytechnic dan Singapore National Library Board tersebut menjadi awal pengenalan kebudayaan populer Indonesia kepada mahasiswa di Singapura.
Dalam webinar tersebut, sutradara film "Mencuri Raden Saleh", Angga Dwimas Sasongko, memperkenalkan perfilman Indonesia kepada sekitar 600 mahasiswa Ngee Ann Polytechnic Singapura. Menurut penanggung jawab acara webinar Max Lam, Angga Dwimas merupakan contoh sekaligus sumber inspirasi yang ideal bagi mahasiswa-mahasiswa Singapura. Sementara itu, Angga Dwimas sendiri dalam paparannya menekankan perlunya keseriusan dan komitmen untuk berkarya dan berproduksi agar bisa menjadi produsen film.
"Kita tidak boleh menyerah begitu kita terjun ke dunia film. Apalagi industri ini memang memerlukan orang-orang yang konsisten," kata dia.
Angga juga menyebutkan momen paling penting dalam hidupnya saat memulai karier sebagai sutradara, yaitu ketika dia mengunjungi wilayah konflik di Maluku.
"Saat itulah saya merasa film adalah elemen penting untuk membawa pesan-pesan perdamaian," kata produser film "Ngeri-Ngeri Sedap" itu.
Selain itu, Angga juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam industri film.
"Kita akan sangat terbantu dengan teknologi itu. Tapi perlu diingat, manusia di belakangnya jauh lebih penting. Jangan sampai manusia menyerahkan sepenuhnya kepada teknologi," kata dia.
Baca juga: Festival Bukit Kaba ajang promosi desa wisata Rejang Lebong Bengkulu
Baca juga: Wisata industri di Bekasi meningkat signifikan
Program kerja sama kebudayaan dilaksanakan secara rutin oleh kantor atase pendidikan dan kebudayaan KBRI Singapura. Sebelumnya, pemutaran film "Autobipgraphy", yang juga pemenang Singapore Film Festival pada 2022, juga digelar untuk mempromosikan perfilman Indonesia.
"Indonesia mungkin belum bisa seperti industri film Korea, tapi dengan sejarah panjangnya, sinema Indonesia akan menjadi salah satu yang diperhitungkan di tingkat dunia,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura IGAK Satrya Wibawa melalui dalam webinar pada Rabu (11/1), sebagaimana rilis pers yang juga diterima di Jakarta, Rabu.
Igak mengatakan program yang digelar bekerja sama dengan School of Interdisciplinary Studies – Ngee Ann Polytechnic dan Singapore National Library Board tersebut menjadi awal pengenalan kebudayaan populer Indonesia kepada mahasiswa di Singapura.
Dalam webinar tersebut, sutradara film "Mencuri Raden Saleh", Angga Dwimas Sasongko, memperkenalkan perfilman Indonesia kepada sekitar 600 mahasiswa Ngee Ann Polytechnic Singapura. Menurut penanggung jawab acara webinar Max Lam, Angga Dwimas merupakan contoh sekaligus sumber inspirasi yang ideal bagi mahasiswa-mahasiswa Singapura. Sementara itu, Angga Dwimas sendiri dalam paparannya menekankan perlunya keseriusan dan komitmen untuk berkarya dan berproduksi agar bisa menjadi produsen film.
"Kita tidak boleh menyerah begitu kita terjun ke dunia film. Apalagi industri ini memang memerlukan orang-orang yang konsisten," kata dia.
Angga juga menyebutkan momen paling penting dalam hidupnya saat memulai karier sebagai sutradara, yaitu ketika dia mengunjungi wilayah konflik di Maluku.
"Saat itulah saya merasa film adalah elemen penting untuk membawa pesan-pesan perdamaian," kata produser film "Ngeri-Ngeri Sedap" itu.
Selain itu, Angga juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam industri film.
"Kita akan sangat terbantu dengan teknologi itu. Tapi perlu diingat, manusia di belakangnya jauh lebih penting. Jangan sampai manusia menyerahkan sepenuhnya kepada teknologi," kata dia.
Baca juga: Festival Bukit Kaba ajang promosi desa wisata Rejang Lebong Bengkulu
Baca juga: Wisata industri di Bekasi meningkat signifikan
Program kerja sama kebudayaan dilaksanakan secara rutin oleh kantor atase pendidikan dan kebudayaan KBRI Singapura. Sebelumnya, pemutaran film "Autobipgraphy", yang juga pemenang Singapore Film Festival pada 2022, juga digelar untuk mempromosikan perfilman Indonesia.