Mataram (ANTARA) - Pencapaian realisasi pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) Nusa Tenggara Barat dari Januari sampai dengan Oktober 2023 tembus di angka Rp2,072 triliun.
"Jadi untuk capaian dari Januari sampai Oktober 2023 sementara tercatat sebesar Rp2,072 triliun, lebih dengan estimasi pertumbuhan sampai dengan akhir tahun sebesar 17,8 persen," kata Kepala Bappenda NTB, Eva Dewiyani di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan sejak tahun 2021 hingga bulan Oktober 2023 tercatat selalu mengalami pertumbuhan, di mana pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp1,8 triliun lebih dan pada tahun 2022 mengalami pertumbuhan 21,37 persen menjadi Rp2,292 triliun lebih.
"Artinya terus bergerak positif dari tahun ke tahun," ujarnya.
Menurut dia, pencapaian ini tidak lepas dari berbagai ikhtiar Bappenda NTB dalam mendorong peningkatan PAD. Di antaranya dengan terus mendorong optimalisasi kinerja melalui layanan 24 jam nonstop selama tujuh hari dalam satu minggu.
Selanjutnya selalu menghadirkan berbagai inovasi seperti e-Samsat Delivery sebagaimana yang telah berjalan selama ini menjadi modal dan kekuatan utama Bappenda NTB untuk merealisasikan pundi-pundi penerimaan PAD.
"Dengan melihat trend pertumbuhan PAD ini kita optimis upaya penyehatan APBD pada tahun 2024 mendatang, sebagaimana komitmen gubernur, bisa terlaksana dengan baik," terangnya.
Diketahui, tahun anggaran 2024 menjadi momentum tahun penyehatan APBD NTB, sehingga belanja daerah akan difokuskan hanya pada program dan kegiatan prioritas.
Sebagai dampaknya, belanja program dan kegiatan seluruh perangkat daerah tentu akan mengalami rasionalisasi. Di tengah situasi sulit dan dilematis ini Bappenda NTB terus berikhtiar meningkatkan capaian realisasi PAD untuk kemudian dapat seoptimal mungkin digunakan untuk membiayai belanja program dan kegiatan seluruh perangkat daerah.
"Optimisme ini juga didukung dengan adanya pertumbuhan potensi-potensi baru yang disertai upaya penegakan hukum serta dengan melihat trend pertumbuhan PAD yang senantiasa bertumbuh setiap tahunnya.
Oleh karena itu, Bappenda NTB optimis kondisi fiskal Pemerintah Provinsi NTB akan lebih baik di tahun 2024.
Eva melanjutkan, jenis penerimaan pendapatan asli daerah di NTB di antaranya adalah pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain - lain PAD yang sah.
"Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan komponen paling besar kontribusi-nya dalam pembentukan PAD sehingga untuk mendorong optimalisasi-nya kemarin kita sudah memberikan hadiah umroh bagi 13 wajib pajak yang beruntung," katanya.
"Jadi untuk capaian dari Januari sampai Oktober 2023 sementara tercatat sebesar Rp2,072 triliun, lebih dengan estimasi pertumbuhan sampai dengan akhir tahun sebesar 17,8 persen," kata Kepala Bappenda NTB, Eva Dewiyani di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan sejak tahun 2021 hingga bulan Oktober 2023 tercatat selalu mengalami pertumbuhan, di mana pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp1,8 triliun lebih dan pada tahun 2022 mengalami pertumbuhan 21,37 persen menjadi Rp2,292 triliun lebih.
"Artinya terus bergerak positif dari tahun ke tahun," ujarnya.
Menurut dia, pencapaian ini tidak lepas dari berbagai ikhtiar Bappenda NTB dalam mendorong peningkatan PAD. Di antaranya dengan terus mendorong optimalisasi kinerja melalui layanan 24 jam nonstop selama tujuh hari dalam satu minggu.
Selanjutnya selalu menghadirkan berbagai inovasi seperti e-Samsat Delivery sebagaimana yang telah berjalan selama ini menjadi modal dan kekuatan utama Bappenda NTB untuk merealisasikan pundi-pundi penerimaan PAD.
"Dengan melihat trend pertumbuhan PAD ini kita optimis upaya penyehatan APBD pada tahun 2024 mendatang, sebagaimana komitmen gubernur, bisa terlaksana dengan baik," terangnya.
Diketahui, tahun anggaran 2024 menjadi momentum tahun penyehatan APBD NTB, sehingga belanja daerah akan difokuskan hanya pada program dan kegiatan prioritas.
Sebagai dampaknya, belanja program dan kegiatan seluruh perangkat daerah tentu akan mengalami rasionalisasi. Di tengah situasi sulit dan dilematis ini Bappenda NTB terus berikhtiar meningkatkan capaian realisasi PAD untuk kemudian dapat seoptimal mungkin digunakan untuk membiayai belanja program dan kegiatan seluruh perangkat daerah.
"Optimisme ini juga didukung dengan adanya pertumbuhan potensi-potensi baru yang disertai upaya penegakan hukum serta dengan melihat trend pertumbuhan PAD yang senantiasa bertumbuh setiap tahunnya.
Oleh karena itu, Bappenda NTB optimis kondisi fiskal Pemerintah Provinsi NTB akan lebih baik di tahun 2024.
Eva melanjutkan, jenis penerimaan pendapatan asli daerah di NTB di antaranya adalah pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain - lain PAD yang sah.
"Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan komponen paling besar kontribusi-nya dalam pembentukan PAD sehingga untuk mendorong optimalisasi-nya kemarin kita sudah memberikan hadiah umroh bagi 13 wajib pajak yang beruntung," katanya.