Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan Kementerian Kominfo membuka kesempatan kepada media untuk berkolaborasi dalam mengamplifikasi narasi Pemilihan Umum (Pemilu) damai 2024.
"Kami sangat terbuka untuk kesempatan kolaborasi dengan media, seperti penayangan iklan layanan masyarakat, pemberitaan, dialog, atau program khusus, news highlight, hingga podcast," ujar Budi Arie di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya dalam acara "Mata Lokal Memilih: Bersandar pada Negara Wujudkan Kolaborasi Presisi untuk Terciptanya Pemilu Damai 2024 Bermartabat Tanpa Hoaks" yang dihadiri secara virtual dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Senin.
Menurut Budi Arie, kerja sama tersebut dilakukan dengan berbagai jenis media, baik televisi, online, radio, maupun platform digital dalam rangka menyampaikan pesan Pemilu damai 2024. Dia mengungkapkan pemilu merupakan pesta demokrasi sehingga harus terlaksana dengan penuh kegembiraan, tanpa ada perasaan takut, intimidasi, dan hal-hal negatif lainnya yang mungkin muncul di masyarakat.
Guna menggaungkan Pemilu damai 2024, Kementerian Kominfo melakukan diseminasi informasi dalam tiga periode, yaitu periode pra-pemilu, saat pemilu, dan pascapemilu. Diseminasi informasi pada periode pra-pemilu berfokus pada ajakan anti golongan putih (golput) dan berpartisipasi dalam pemilu untuk mendorong seluruh masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya.
“Sementara pesan pada saat pemilu berfokus pada ajakan untuk bersama-sama menjaga situasi kondusif sampai proses pemungutan dan perhitungan suara selesai. Lalu pesan pada periode pascapemilu berfokus pada ajakan untuk menjaga persatuan nasional dalam menyikapi hasil pemilu,” kata Budi Arie.
Baca juga: Dandim Lombok Tengah menekankan anggotanya soal netralitas Pemilu 2024
Baca juga: KPU Tangerang maknai Kirab Pemilu jaga persatuan bangsa
Lebih lanjut dia menambahkan bahwa beberapa platform digital telah menyebarkan narasi terkait Pemilu 2024 melalui berbagai kampanye tagar. "Mereka sudah menggelorakan hashtag, misalnya Meta #bijakbersuara, Google #yukpahamipemilu, dan sebagainya," katanya.
Menkominfo berharap kolaborasi ini dapat menjaga ruang digital tetap sejuk di tengah kontestasi dan perbedaan di antara masing-masing kandidat dan partai politik.
"Kami sangat terbuka untuk kesempatan kolaborasi dengan media, seperti penayangan iklan layanan masyarakat, pemberitaan, dialog, atau program khusus, news highlight, hingga podcast," ujar Budi Arie di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya dalam acara "Mata Lokal Memilih: Bersandar pada Negara Wujudkan Kolaborasi Presisi untuk Terciptanya Pemilu Damai 2024 Bermartabat Tanpa Hoaks" yang dihadiri secara virtual dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Senin.
Menurut Budi Arie, kerja sama tersebut dilakukan dengan berbagai jenis media, baik televisi, online, radio, maupun platform digital dalam rangka menyampaikan pesan Pemilu damai 2024. Dia mengungkapkan pemilu merupakan pesta demokrasi sehingga harus terlaksana dengan penuh kegembiraan, tanpa ada perasaan takut, intimidasi, dan hal-hal negatif lainnya yang mungkin muncul di masyarakat.
Guna menggaungkan Pemilu damai 2024, Kementerian Kominfo melakukan diseminasi informasi dalam tiga periode, yaitu periode pra-pemilu, saat pemilu, dan pascapemilu. Diseminasi informasi pada periode pra-pemilu berfokus pada ajakan anti golongan putih (golput) dan berpartisipasi dalam pemilu untuk mendorong seluruh masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya.
“Sementara pesan pada saat pemilu berfokus pada ajakan untuk bersama-sama menjaga situasi kondusif sampai proses pemungutan dan perhitungan suara selesai. Lalu pesan pada periode pascapemilu berfokus pada ajakan untuk menjaga persatuan nasional dalam menyikapi hasil pemilu,” kata Budi Arie.
Baca juga: Dandim Lombok Tengah menekankan anggotanya soal netralitas Pemilu 2024
Baca juga: KPU Tangerang maknai Kirab Pemilu jaga persatuan bangsa
Lebih lanjut dia menambahkan bahwa beberapa platform digital telah menyebarkan narasi terkait Pemilu 2024 melalui berbagai kampanye tagar. "Mereka sudah menggelorakan hashtag, misalnya Meta #bijakbersuara, Google #yukpahamipemilu, dan sebagainya," katanya.
Menkominfo berharap kolaborasi ini dapat menjaga ruang digital tetap sejuk di tengah kontestasi dan perbedaan di antara masing-masing kandidat dan partai politik.