Mataram (ANTARA) - PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak cuaca ekstrem yang kini sedang melanda wilayah di NTB, yang mengakibatkan peningkatan konsumsi listrik.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, H Sahdan, menjelaskan bahwa cuaca ekstrim saat ini memicu peningkatan penggunaan peralatan listrik seperti pendingin udara untuk menjaga kenyamanan suhu dalam ruangan.

"Situasi cuaca ekstrem yang sedang berlangsung menunjukkan pentingnya kerjasama antara masyarakat dan PLN dalam menjaga ketersediaan listrik yang stabil. Saya juga mengajak masyarakat untuk mengikuti himbauan bijak dalam penggunaan listrik, serta untuk memahami bahwa cuaca ekstrem dapat mempengaruhi operasional jaringan listrik. Kerja sama ini penting untuk menjaga pasokan listrik yang handal," katanya.

General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo mengatakan bahwa cuaca ekstrim ini juga berdampak kepada instalasi pembangkit listrik milik PLN. Di sisi lain, beberapa mesin pembangkit milik PLN saat ini sudah masuk masa pemeliharaan yang tidak bisa ditunda pelaksanaannya yang berpotensi menyebabkan pemadaman listrik bergilir.

"Cuaca ekstrim ini meningkatkan konsumsi pemakaian listrik pelanggan kami hingga 45 MW, cukup signifikan terutama pada saat beban puncak malam. Di waktu bersamaan, kami juga telah memulai proses pemeliharaan pada beberapa unit pembangkit listrik yang tidak bisa ditunda lagi," ujarnya.

Ia mengatakan proses pemeliharaan ini diperlukan untuk memastikan kelangsungan pasokan listrik yang andal dan aman dalam menghadapi tantangan cuaca yang ekstrim.

Baca juga: Peserta IHCS 2023 kunjungi empat BUMN lihat strategi SDM
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan PLTS Terapung Cirata 192 MWp, terbesar di Asia Tenggara

"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan mohon doa dari warga masyarakat di NTB semoga seluruh rangkaian proses pemeliharaan ini dapat berjalan dengan lancar dan doa agar segera diturunkan hujan supaya pemakaian listrik pada saat beban puncak tidak terlalu melonjak naik," katanya.

Pewarta : ANTARA NTB
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024