Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan pemandu wisata khusus yang mampu memberikan penjelasan mengenai Sumbu Filosofi Yogyakarta ke para wisatawan mancanegara maupun nusantara.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Kurniawan di Yogyakarta, Rabu, mengatakan bakal berkoordinasi dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY terkait kesiapan pemandu itu.

"Pemandu-pemandu harus kami bekali dulu, kemudian teman-teman di 'Tourist Information Center' (TIC) misal ada turis asing datang harus bisa menjelaskan apa Sumbu Filosofi itu. Ini sebenarnya mendesak kita lakukan," kata Kurniawan.

Menurut dia, penyiapan pemandu yang mampu memahami Sumbu Filosofi sesuai dengan permintaan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Masing-masing pemandu bakal dibekali buku panduan terkait Sumbu Filosofi di Yogyakarta sehingga memiliki acuan saat menjelaskan warisan budaya dunia asal DIY itu.

"Agar standar penjelasannya sama. Jangan sampai orientasinya beda-beda padahal itu satu kawasan Sumbu Filosofi yang sama," kata dia.

Setelah kawasan Sumbu Filosofi mulai Panggung Krapyak hingga Tugu Yogyakarta resmi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, Dispar DIY sebelumnya telah menggagas paket wisata Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Paket wisata itu akan mengeksplorasi potensi wisata mulai dari Panggung Krapyak, Keraton, hingga Tugu Yogyakarta dengan konsep ramah lingkungan. UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau WHC di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9).

Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap "The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks" diakui sebagai warisan dunia, karena dinilai memiliki arti penting secara universal.

Baca juga: BEI dukung UMKM Yogyakarta masuk pasar modal
Baca juga: Sultan HB meminta pengelolaan Sumbu Filosofi tak abaikan kawasan pendukung

Konsep tata ruang yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.

Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.



 

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024