Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat menetapkan 18 PMI tingkat kabupaten dan kota di Indonesia menjadi pusat keunggulan sebagai penggerak dalam kategori pengurangan risiko bencana (PRB).
"18 PMI tingkat kota dan kabupaten tersebut menjadi model percontohan serta dijadikan referensi bagi PMI daerah lainnya di Indonesia," kata Kepala Markas PMI Pusat Arifin M Hadi melalui sambungan telepon di NTT, Selasa.
Adapun 18 PMI yang ditunjuk menjadi pusat unggulan penggerak pemberdayaan masyarakat aman dan tangguh bencana yakni PMI Kota Sukabumi, Kabupaten Tanah Laut, Boyolali, Wonogiri, Demak, Banjar, Aceh Jaya, Kebumen, Malang, Kota Cilegon, Kota Semarang, Tanggamus, Manggarai, Lombok Timur, Batang, Banyuwangi, Kota Surakarta dan Kabupaten Bogor.
Menurut Arifin yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Diklat dan Litbang PMI Pusat, 18 PMI tersebut sebelumnya telah menjalani proses penilaian ketat dan verifikasi untuk mengetahui sejauh mana hasil kinerjanya selama ini serta menakar kesiapan mereka menjadi pusat keunggulan penggerak pemberdayaan masyarakat aman dan tangguh bencana
Penunjukan ini pun sebagai bentuk apresiasi pengurus PMI Pusat atas komitmen dan kerja keras PMI daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana. Beberapa kategori penghargaan dalam konteks pengurangan resiko bencana ini diantaranya kategori pengurangan resiko bencana terpadu berbasis masyarakat dalam bidang ekowisata.
Baca juga: Palang Merah Indonesia memaparkan program unggulan ketangguhan berbasis masyarakat
Baca juga: Tujuh PMI daerah ditunjuk jadi pusat keunggulan pembinaan PMR
Konservasi wilayah pesisir melalui penghijauan mangrove, sekolah mangrove. Antisipasi resiko iklim, sistem peringatan dini berbasis masyarakat, livelihood (mata pencaharian), pengamanan wilayah daerah aliran sungai, kesiapsiagaan gempa bumi melalui pendekatan retrofitting (perkuatan) dan lainnya sesuai dengan kapasitas dan kinerja masing masing PMI.
Pusat PMI pun terus mendorong PMI provinsi, kota maupun kabupaten agar menjadi pusat unggulan (center of excellence) sebagai pusat pembelajaran inovasi pengetahuan dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat dan bidang layanan kemanusiaan maupun pemberdayaan sumber daya manusia sesuai dengan kapasitas, kompetensi dan kinerjanya.
"18 PMI tingkat kota dan kabupaten tersebut menjadi model percontohan serta dijadikan referensi bagi PMI daerah lainnya di Indonesia," kata Kepala Markas PMI Pusat Arifin M Hadi melalui sambungan telepon di NTT, Selasa.
Adapun 18 PMI yang ditunjuk menjadi pusat unggulan penggerak pemberdayaan masyarakat aman dan tangguh bencana yakni PMI Kota Sukabumi, Kabupaten Tanah Laut, Boyolali, Wonogiri, Demak, Banjar, Aceh Jaya, Kebumen, Malang, Kota Cilegon, Kota Semarang, Tanggamus, Manggarai, Lombok Timur, Batang, Banyuwangi, Kota Surakarta dan Kabupaten Bogor.
Menurut Arifin yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Diklat dan Litbang PMI Pusat, 18 PMI tersebut sebelumnya telah menjalani proses penilaian ketat dan verifikasi untuk mengetahui sejauh mana hasil kinerjanya selama ini serta menakar kesiapan mereka menjadi pusat keunggulan penggerak pemberdayaan masyarakat aman dan tangguh bencana
Penunjukan ini pun sebagai bentuk apresiasi pengurus PMI Pusat atas komitmen dan kerja keras PMI daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana. Beberapa kategori penghargaan dalam konteks pengurangan resiko bencana ini diantaranya kategori pengurangan resiko bencana terpadu berbasis masyarakat dalam bidang ekowisata.
Baca juga: Palang Merah Indonesia memaparkan program unggulan ketangguhan berbasis masyarakat
Baca juga: Tujuh PMI daerah ditunjuk jadi pusat keunggulan pembinaan PMR
Konservasi wilayah pesisir melalui penghijauan mangrove, sekolah mangrove. Antisipasi resiko iklim, sistem peringatan dini berbasis masyarakat, livelihood (mata pencaharian), pengamanan wilayah daerah aliran sungai, kesiapsiagaan gempa bumi melalui pendekatan retrofitting (perkuatan) dan lainnya sesuai dengan kapasitas dan kinerja masing masing PMI.
Pusat PMI pun terus mendorong PMI provinsi, kota maupun kabupaten agar menjadi pusat unggulan (center of excellence) sebagai pusat pembelajaran inovasi pengetahuan dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat dan bidang layanan kemanusiaan maupun pemberdayaan sumber daya manusia sesuai dengan kapasitas, kompetensi dan kinerjanya.